Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Keracunan Makanan: Penyebab, Gejala, Cara Mengatasi

Myles Bannister

Apa Itu Keracunan Makanan?

Keracunan makanan adalah gangguan pada sistem pencernaan akibat makanan atau minuman yang terkontaminasi. Makanan tersebut dapat terkontaminasi oleh virus, bakteri, maupun mikroorganisme berbahaya lainnya.

Keracunan makanan adalah kondisi yang ringan dan dapat disembuhkan dengan cepat. Beberapa orang tidak memerlukan pengobatan khusus dan dapat sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari.

Penyebab Keracunan Makanan

Beberapa faktor menyebabkan keracunan makanan. Berikut adalah penyebab keracunan makanan yang perlu diwaspadai.

1. Virus

Virus adalah penyebab keracunan makanan yang umum. Jenis virus yang mengontaminasi makanan bernama ‘norovirus’.

Norovirus masuk ke tubuh melalui makanan atau minuman dan menimbulkan gejala seperti diare, muntah-muntah, dan kram perut.

2. Bakteri

Bakteri juga menyebabkan keracunan makanan. Beberapa jenis bakteri yang mengontaminasi makanan adalah penyebab diare, muntah-muntah, dan kram perut.

3. Parasit

Parasit seperti ‘Giardia duodenalis’ juga dapat menyebabkan keracunan makanan. Parasit ini mengontaminasi makanan dan minuman dan menyebabkan gejala seperti kram perut, perut kembung, perut mual, diare, dan feses yang berbau tajam.

4. Salah Mengolah Makanan

Cara mengolah makanan yang tidak higienis dapat menyebabkan keracunan makanan. Misalnya, makanan yang tidak dibersihkan dengan benar, disimpan di tempat yang tidak higienis, atau tidak dimasak sampai matang.

5. Konsumsi Makanan Tertentu

Beberapa jenis makanan memiliki risiko tinggi terkontaminasi mikroorganisme penyebab keracunan makanan, seperti madu, salad dengan sayuran mentah, daging yang tidak dimasak sampai matang, dan susu non-pasteurisasi.

Makanan-makanan tersebut sebaiknya dimasak sampai matang untuk memastikan mikroorganisme mati.

Ciri dan Gejala Keracunan Makanan

Gejala keracunan makanan meliputi kram perut, nyeri perut, perut kembung, mual, muntah-muntah, diare, penurunan stamina, nyeri otot, dan kejang.

Kasus keracunan makanan yang disebabkan oleh bakteri E. Coli dapat mengakibatkan diare yang disertai darah dan komplikasi lainnya.

Diagnosis Keracunan Makanan

Untuk memastikan kondisi keracunan makanan dan mencari penyebabnya, dokter akan melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.

1. Anamnesis

Dokter akan bertanya tentang keluhan yang dirasakan, lamanya kondisi ini berlangsung, riwayat makanan yang dikonsumsi, cara mengolah makanan, dan obat-obatan yang telah dikonsumsi.

2. Pemeriksaan Fisik

Dokter akan melakukan pemeriksaan tekanan darah, detak jantung, berat badan, suhu badan, dan perut.

3. Pemeriksaan Penunjang

Jika diperlukan, dokter akan melakukan tes darah, urinalisis, tes dehidrasi, dan biopsi feses untuk mencari penyebab keracunan makanan.

Cara Mengatasi Keracunan Makanan

Keracunan makanan dapat sembuh tanpa pengobatan khusus. Namun, beberapa cara mengatasi keracunan makanan adalah dengan menggunakan obat antibiotik, obat diare, dan rehidrasi.

Pasien juga disarankan untuk tidak makan dan minum terlebih dahulu selama beberapa jam, minum air putih, mengonsumsi makanan ringan seperti roti, bubur, dan buah pisang, serta istirahat yang cukup.

Pencegahan Keracunan Makanan

Cara mencegah keracunan makanan adalah dengan tidak mengonsumsi daging atau sayuran mentah, memasak bahan makanan sampai matang, menjaga kebersihan alat masak, mencuci tangan sebelum memasak, dan tidak makan sembarangan.

Sumber:

  1. Lawrence, DT. et al. (2007). Food poisoning. Emergeny Medicine Clinics 25(2). pp. 357-73
  2. Felman, A. (2018, 24 Juli). Do I have a stomach virus or food poisoning? Medical News Today. https://www.medicalnewstoday.com/articles/311508.php
  3. Selner, M. et al. (2017, 18 Juli). Food Poisoning: Types, Symptomps, & Treatment. Healthline. https://www.healthline.com/health/food-poisoning

About The Author

Manfaat Minyak Zaitun untuk Bibir dan Alis

Stomatitis – Gejala, Penyebab, Pengobatan