Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Keputihan saat Hamil Tua: Apakah Ini Tanda Bahaya?

Myles Bannister

Keputihan dialami oleh banyak wanita, terutama saat masih remaja atau belum menikah. Bagaimana dengan keputihan saat hamil tua? Apakah itu normal atau berbahaya? Berikut penjelasan lengkapnya.

Keputihan saat Hamil Tua: Normal atau Tidak?

Banyak wanita hamil khawatir saat mengalami keputihan pada trimester tiga kehamilan. Keputihan saat hamil tua bisa normal atau abnormal. Jadi, tidak perlu khawatir jika keputihan tersebut normal. Namun, perlu diperhatikan jika keputihan tersebut memiliki tanda-tanda keputihan patologis.

Keputihan normal pada ibu hamil disebabkan oleh perubahan hormon yang menyebabkan peningkatan cairan vagina. Selain itu, keputihan juga bisa disebabkan oleh perubahan serviks dan tekanan kepala bayi di serviks. Ini adalah kondisi normal.

Namun, jika keputihan bersifat patologis, itu bisa berbahaya bagi ibu hamil dan janinnya. Jadi, pengaruh keputihan tergantung pada jenis keputihan itu sendiri.

Kapan Harus ke Dokter?

Jika Anda mengalami pendarahan selama satu hari atau lebih dan disertai demam, segera cari bantuan medis profesional. Meskipun keputihan saat hamil tua normal, jangan mencoba mendiagnosis dan mengobati sendiri.

Penyebab Keputihan saat Hamil Tua

Keputihan saat hamil tua umumnya disebabkan oleh perubahan hormon, perubahan serviks, dan tekanan kepala bayi di serviks. Kadar hormon yang meningkat saat hamil menyebabkan peningkatan aliran darah ke area panggul, yang merangsang selaput lendir dan meningkatkan keputihan.

Keputihan saat hamil tua juga bisa disebabkan oleh melunaknya serviks dan dinding vagina. Keputihan berlebih ini sebenarnya melindungi vagina dari infeksi. Selain itu, kepala bayi yang menekan serviks juga bisa menyebabkan peningkatan keputihan.

Keputihan saat hamil tua karena faktor-faktor di atas umumnya termasuk keputihan normal. Namun, keputihan saat hamil dianggap tidak normal jika disebabkan oleh hal berikut:

1. Infeksi Jamur

Infeksi ini disebabkan oleh pertumbuhan jamur di vagina yang tidak terkendali, menyebabkan keputihan tebal, gatal, sensasi terbakar, dan nyeri saat berhubungan seksual.

2. Gonore dan Klamidia

Infeksi ini ditularkan melalui hubungan seksual dan menyebabkan keputihan berwarna kekuningan, hijau, atau gelap. Infeksi ini juga bisa menyebabkan nyeri panggul dan kesulitan buang air kecil.

3. Vaginosis Bakterialis

Infeksi bakteri yang paling umum terjadi ini menyebabkan keputihan berbau busuk. Wanita dengan banyak pasangan seksual memiliki risiko lebih tinggi terkena infeksi ini.

4. Penyakit Radang Panggul

Penyakit ini terjadi ketika bakteri menyebar dari vagina ke organ reproduksi lainnya (rahim, saluran telur) dan menyebabkan keputihan berbau busuk.

5. Human Papillomavirus (HPV) atau Kanker Serviks

Infeksi HPV, yang dapat menyebabkan kanker serviks, bisa menyebabkan keputihan bercampur darah atau berbau busuk. Pencegahan dilakukan dengan skrining Pap smear dan tes HPV.

6. Trikomoniasis

Infeksi ini disebabkan oleh protozoa yang menyebar melalui hubungan seksual atau berbagi pakaian. Gejalanya termasuk keputihan berwarna kuning atau hijau, bau busuk, dan peradangan serta gatal pada vagina.

7. Komplikasi Kehamilan

Kondisi ini dapat menyebabkan keputihan berwarna merah terang dan banyak, yang mengindikasikan plasenta previa atau abruptio plasenta.

Penanganan Keputihan saat Hamil Tua

Penambahan cairan vagina yang berbau ringan selama kehamilan normal, tetapi jika warna dan bau tidak biasa sering terjadi, itu bisa menunjukkan infeksi. Dokter biasanya meresepkan antibiotik atau obat lain untuk mengobati infeksi.

Ada beberapa hal sederhana yang bisa dilakukan saat mengalami keputihan saat hamil tua:

  • Mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh area kemaluan.
  • Membersihkan area kewanitaan dengan air bersih dan sabun aman untuk ibu hamil.
  • Mengganti pakaian dalam secara rutin dan menggunakan pakaian dalam yang bersih.
  • Menggunakan pakaian dalam yang tidak ketat dan berbahan nyaman.
  • Menghindari penggunaan panty liner terlalu sering dan lama.
  • Menghindari penggunaan sabun kewanitaan atau cairan semprot dengan aroma.
  • Menghindari penggunaan tampon.
  • Menghindari douching.
  • Menghindari celana jeans ketat dan stoking nilon.
  • Menjaga pola makan sehat dan mengurangi konsumsi gula.
  • Mengonsumsi makanan dan suplemen probiotik yang aman selama kehamilan.

Itulah informasi lengkap tentang keputihan saat hamil tua yang sebaiknya diketahui. Jika mengalami tanda-tanda keputihan yang tidak normal, segera konsultasikan pada dokter untuk mendapatkan perawatan medis yang tepat.

Referensi

  1. Anonim. “Vaginal Discharge During Pregnancy”. https://americanpregnancy.org/pregnancy-health/vaginal-discharge-during-pregnancy/. (Diakses pada 12 April 2023).
  2. Ellis, Mary Ellen. 2018. “Everything You Need to Know About Vaginal Discharge”. https://www.healthline.com/symptom/vaginal-discharge. (Diakses pada 12 April 2023).
  3. Leonard, Jayne. 2020. “What Do Different Colors of Discharge Mean in Pregnancy?”. https://www.medicalnewstoday.com/articles/323433. (Diakses pada 12 April 2023).
  4. Schaeffer Juliann. 2019. “Vagina Discharge During Pregnancy: What’s Normal?”. https://www.healthline.com/health/pregnancy/vaginal-discharge-during-pregnancy. (Diakses pada 12 April 2023).
  5. Watson Stephanie. 2022. “Vaginal Discharge: What’s Abnormal?”. https://www.webmd.com/women/guide/vaginal-discharge-whats-abnormal#1. (Diakses pada 12 April 2023).

About The Author

10 Tips Mengatasi Stres saat Hamil dengan Mudah

Bibir Kering pada Bayi: Penyebab dan Cara Mengatasinya