Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Kepala Bayi Peyang? Penyebab dan Cara Mengatasinya

Myles Bannister

Kepala bayi peyang adalah kondisi yang menyebabkan kepala bayi terlihat asimetris. Kondisi ini terjadi karena beberapa bulan setelah lahir tengkorak bayi masih dalam keadaan lunak. Apa penyebab kepala bayi peyang dan bagaimana cara mengatasinya? Berikut penjelasannya.

Penyebab Kepala Bayi Peyang

Saat beberapa bulan setelah lahir, kepala bayi masih lembut dan mudah dibentuk. Adanya tekanan konstan pada bagian tertentu di kepalanya dapat menyebabkan cacat bentuk. Berikut adalah beberapa kondisi yang bisa menyebabkan kepala bayi peyang:

1. Posisi Tidur

Menempatkan bayi Anda untuk tidur dalam posisi yang sama setiap hari, misalnya, telentang atau dengan kepala menghadap ke kanan atau ke kiri, dapat memberikan tekanan yang konsisten pada bagian tengkorak yang sama. Kepala bayi peyang paling sering terjadi saat empat bulan pertama kehidupan.

2. Kelahiran Prematur

Bayi prematur lebih cenderung memiliki kepala yang rata dan tengkoraknya lebih lembut daripada bayi cukup bulan. Bayi prematur seringkali menghabiskan waktu telentang tanpa dipindahkan atau digendong karena kebutuhan medis, seperti ketika mereka mendapatkan perawatan di unit perawatan intensif neonatal (NICU).

3. Tortikolis

Tortikolis adalah kondisi di mana otot leher bayi kaku atau tidak seimbang. Kondisi ini sering kali disebabkan oleh ruang rahim yang terbatas atau posisi sungsang.

4. Kelahiran Ganda

Ruang rahim yang sempit membuat tengkorak bayi kembar memiliki risiko lebih besar untuk tertekan. Banyak bayi kembar lahir dengan kondisi “flat spots” di kepala.

5. Jarang Tengkurap

Kepala bayi peyang lebih sering terjadi pada bayi yang banyak menghabiskan waktu telentang. Anda bisa mengurangi risiko kepala bayi peyang dengan memberikan waktu bayi untuk tengkurap beberapa kali dalam sehari. Teknik ini juga dapat membantu bayi membangun kekuatan dan kontrol otot yang diperlukan untuk merangkak, duduk, dan berjalan.

6. Melahirkan dengan Forceps atau Vakum

Melahirkan dengan bantuan forceps atau vakum dapat menyebabkan kepala bayi peyang. Prosedur ini biasanya dilakukan dalam kondisi-kondisi tertentu.

Cara Mengatasi Kepala Bayi Peyang

Perawatan untuk kepala bayi peyang tergantung pada kondisi anak dan penyebab yang mendasarinya. Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi kepala bayi peyang:

1. Berlatih Tengkurap

Berlatih tengkurap dapat membantu pembentukan kepala yang normal. Sebelum menengkurapkan bayi di tempat tidur atau permukaan empuk lainnya, Anda bisa melatihnya tengkurap di atas dada lebih dulu. Pastikan untuk mengawasi bayi saat melakukan hal ini.

2. Latihan Peregangan

Jika kepala bayi peyang disebabkan oleh tortikolis, dokter mungkin akan merekomendasikan latihan peregangan untuk meningkatkan rentang gerak leher bayi. Namun, jangan mencoba melakukan latihan peregangan leher tanpa persetujuan dan arahan dokter.

3. Terapi dengan Helm Khusus

Helm khusus untuk bayi dapat membantu membentuk kepala menjadi lebih simetris. Terapi dengan helm ini biasanya digunakan pada kasus yang sedang hingga parah. Diskusikan manfaat dan risiko terapi ini dengan dokter sebelum memutuskan untuk melakukannya.

4. Menggendong Bayi Lebih Sering

Batasi waktu bayi untuk berbaring telentang atau dengan kepala bersandar pada permukaan datar. Seringlah mengangkat dan menggendong bayi, karena hal itu dapat mengurangi tekanan pada kepala bayi.

5. Sering Mengubah Posisi Kepala

Mengubah posisi kepala saat bayi tidur juga dapat membantu mengatasi kepala bayi peyang. Letakkan sisi kepala yang bulat menyentuh kasur dan sisi yang rata menghadap ke atas. Hindari menggunakan bantal wedge atau perangkat lain yang membuat bayi hanya dalam satu posisi.

6. Memvariasikan Posisi

Saat Anda menyusui atau menggendong bayi, coba menciptakan posisi yang berbeda-beda, misalnya dalam posisi miring. Upayakan untuk meminimalkan waktu bayi di dalam kursi mobil atau stroller.

7. Operasi

Pembedahan umumnya tidak diperlukan untuk kasus kepala bayi peyang yang ringan. Namun, dalam kasus “congenital plagiocephaly” atau craniosynostosis, di mana ubun-ubun menutup lebih cepat dan menyebabkan kepala bayi tidak berkembang dengan normal, pembedahan mungkin diperlukan.

Referensi

  1. Anonim. Flat Head Syndrome (Positional Plagiocephaly). https://kidshealth.org/en/parents/positional-plagiocephaly.html (Diakses pada 11 September 2020).
  2. Anonim. What is flat head syndrome (plagiocephaly or brachycephaly)? https://www.nct.org.uk/baby-toddler/your-babys-health/what-watch-out-for/what-flat-head-syndrome-plagiocephaly-or-brachycephaly (Diakses pada 11 September 2020).
  3. Christiano, Donna. 2018. Understanding Flat Head Syndrome (Plagiocephaly) in Babies. https://www.healthline.com/health/parenting/flat-head-baby#complications (Diakses pada 11 September 2020).

About The Author

Cara Membersihkan Vagina dengan Benar dan Aman

Jarang Diketahui, Ini 7 Manfaat Cedarwood Oil untuk Kesehatan