Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Kehamilan Palsu: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Myles Bannister

Kehamilan palsu atau pseudocyesis terjadi ketika seorang wanita merasa hamil, tetapi sebenarnya tidak hamil. Mengapa ini terjadi? Bagaimana cara mengatasi kondisi ini? Temukan jawabannya di sini!

Apa Itu Kehamilan Palsu?

Kehamilan palsu adalah kondisi di mana seseorang merasa hamil, tetapi pada kenyataannya tidak ada kehamilan. Wanita yang mengalami hal ini akan mengalami gejala-gejala kehamilan seperti menstruasi terlambat, mual, dan perut membesar.

Namun, setelah dilakukan tes kehamilan seperti test pack dan ultrasonografi (USG), tidak ada bukti bahwa wanita dengan kondisi ini sedang hamil.

Kehamilan palsu jarang terjadi. Kabarnya, hanya terjadi antara 1-6 kasus dari 22.000 kelahiran. Rentang usia yang rentan mengalaminya adalah 16-39 tahun.

Gejala Kehamilan Palsu

Wanita dengan kehamilan palsu dapat mengalami beberapa tanda fisik dan gejala kehamilan. Mereka juga sangat yakin bahwa mereka benar-benar hamil.

Salah satu gejala paling umum adalah perut yang membesar seperti sedang hamil. Hal ini membuat mereka yakin bahwa ada janin yang berkembang di dalam rahim mereka.

Namun, perut yang membesar bukan disebabkan oleh keberadaan janin, tetapi oleh faktor lain seperti:

Di samping perut yang membesar, ada beberapa gejala lain yang mirip dengan kehamilan sebenarnya, antara lain:

  • Menstruasi terlambat.
  • Merasakan gerakan janin.
  • Perubahan pada payudara seperti ukuran, tekstur (lembut), puting, dan produksi ASI.
  • Merasa mual dan muntah (morning sickness).
  • Berat badan bertambah.
  • Merasakan nyeri seperti persalinan.
  • Merasa nafsu makan meningkat.
  • Rahim membesar.
  • Serviks menjadi lunak.

Tanda-tanda kehamilan palsu di atas dapat berlangsung selama beberapa minggu, sembilan bulan, atau bahkan beberapa tahun.

Penyebab Kehamilan Palsu

Penyebab pasti kehamilan palsu masih belum diketahui sampai saat ini. Namun, faktor hormonal dan faktor psikologis diyakini berperan dalam timbulnya kondisi ini.

Beberapa alasan mengapa kehamilan palsu terjadi antara lain:

  • Keinginan kuat untuk hamil.
  • Ketidaksuburan.
  • Keguguran berulang.
  • Ketakutan yang berlebihan untuk hamil.
  • Depresi atau kecemasan.
  • Trauma emosional.
  • Riwayat pelecehan seksual.
  • Mengalami kehilangan anak.

Faktor Risiko Kehamilan Palsu

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko kehamilan palsu. Beberapa faktor risiko tersebut antara lain:

1. Faktor Psikologis

Faktor psikologis diyakini berperan penting dalam kehamilan palsu. Beberapa ahli percaya bahwa keinginan kuat untuk hamil menjadi penyebab utamanya.

Orang yang sangat menginginkan kehamilan cenderung menganggap diri mereka hamil.

Selain itu, faktor psikologis lain yang dapat memicu kehamilan palsu adalah masalah serius seperti pelecehan seksual. Korban seringkali rentan terhadap masalah psikologis.

Beberapa faktor psikologis yang dapat menyebabkan kehamilan palsu antara lain:

  • Keguguran berulang.
  • Ketidaksuburan.
  • Depresi.
  • Gangguan disosiatif atau gangguan kepribadian ganda.

2. Faktor Hormonal

Kehamilan palsu dapat terjadi akibat masalah kesehatan tertentu seperti kanker ovarium atau hipofisis.

Kondisi ini dapat menyebabkan peningkatan hormon tertentu, pembesaran perut, kelelahan, dan haid terlambat.

Selain itu, keinginan kuat untuk hamil juga dapat secara langsung mempengaruhi hormon, yang pada akhirnya memicu gejala kehamilan.

Diagnosis Kehamilan Palsu

Sebelum membuat diagnosis, dokter akan melakukan sejumlah pemeriksaan, termasuk riwayat kesehatan dan tes pendukung lainnya.

Dokter akan menanyakan gejala yang dirasakan. Selain itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan penunjang lainnya.

Jika dokter mencurigai adanya masalah kesehatan yang mirip dengan kehamilan, seperti obesitas, kehamilan ektopik, atau kanker, tes tambahan akan dilakukan untuk mendiagnosis penyakit tersebut.

Tes penunjang untuk mendukung diagnosis antara lain:

1. Ultrasonografi (USG)

Tes ini dilakukan untuk mendeteksi keberadaan janin dan detak jantungnya. Pada kasus kehamilan palsu, dokter tidak akan menemukan janin.

Namun, terkadang ada beberapa perubahan yang dapat terlihat pada tes ini, seperti serviks yang melunak dan rahim yang membesar.

2. Tes Urine

Tes ini dilakukan untuk mendeteksi kehamilan. Pada kehamilan palsu, tes urine akan menunjukkan hasil negatif.

3. Tes Darah

Dokter mungkin akan mengambil sampel darah untuk diperiksa di laboratorium jika diperlukan. Tes ini bertujuan untuk mendeteksi penyakit tertentu.

Penanganan Kehamilan Palsu

Ada dua faktor yang perlu dipertimbangkan dalam merawat kehamilan palsu. Jika kondisi ini disebabkan oleh masalah fisik atau fisiologis, maka harus diobati terlebih dahulu penyakit yang mendasarinya.

Misalnya, jika ada kista ovarium, rencana perawatan akan mencakup pengobatan, perubahan gaya hidup, dan mungkin tindakan medis.

Jika kehamilan palsu disebabkan oleh masalah mental atau psikologis, maka perawatan harus melibatkan seorang psikiater.

Wanita dengan kehamilan palsu akibat masalah mental membutuhkan pendekatan yang lebih intensif, baik dari segi medis (oleh dokter) maupun psikologis (oleh psikiater). Biasanya, perawatan dilakukan secara bersamaan.

Jadi, sekarang Anda sudah mengetahui apa itu kehamilan palsu, termasuk gejala dan penanganannya. Jika Anda ingin menjalani program hamil yang sehat, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter kandungan atau bidan terlebih dahulu. Semoga informasi ini bermanfaat!

Referensi

  1. Anonim. 2022. Pseudocyesis. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/24255-pseudocyesis. (Diakses pada 10 Juli 2023).
  2. Anonim. What is a False Pregnancy? https://americanpregnancy.org/getting-pregnant/false-pregnancy/. (Diakses pada 10 Juli 2023).
  3. Ajum, Sabrina. 2022. False Pregnancy: Reasons, Signs & Diagnosis. https://parenting.firstcry.com/articles/false-pregnancy-pseudocyesis-what-exactly-it-is/. (Diakses pada 10 Juli 2023).
  4. Timmons, Jessica. 2016. False (Phantom) Pregnancy: Causes, Symptoms, and Treatments. https://www.healthline.com/health/pregnancy/phantom-pregnancy. (Diakses pada 10 Juli 2023).
  5. Watson, Stephanie. 2022. False Pregnancy (Pseudocyesis). https://www.webmd.com/baby/false-pregnancy-pseudocyesis. (Diakses pada 10 Juli 2023).

About The Author

Peditox: Manfaat, Dosis, Efek Samping

Urine Berbusa Saat Hamil, Waspada Pertanda Preeklamsia!