Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Kanker Ovarium: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Myles Bannister

Kanker ovarium adalah jenis kanker yang tumbuh di ovarium, kelenjar kecil di kedua sisi rahim. Simak penjelasan mengenai gejala, penyebab, dan cara mengobatinya di bawah ini.

Apa itu Kanker Ovarium?

Kanker ovarium dimulai di ovarium atau indung telur. Kanker ini terjadi ketika sel abnormal di ovarium tumbuh di luar kendali. Kanker ovarium sering tidak terdeteksi sampai menyebar di dalam panggul dan perut.

Sistem reproduksi wanita memiliki dua ovarium di sisi kanan dan kiri rahim dengan ukuran sebesar kacang almond. Ovarium menghasilkan telur (ovum) dan hormon estrogen dan progesteron.

Gejala Kanker Ovarium

Kanker ovarium tahap awal jarang menimbulkan gejala. Namun, saat masuk ke stadium lanjut, gejala kanker ovarium bisa muncul.

Berikut ini beberapa gejala yang bisa terjadi:

  • Perut kembung atau bengkak.
  • Cepat merasa kenyang saat makan.
  • Penurunan berat badan.
  • Ketidaknyamanan di bagian panggul.
  • Perubahan kebiasaan buang air besar.
  • Sembelit.
  • Sering buang air kecil.

Kapan Waktu yang Tepat untuk ke Dokter?

Kunjungi dokter sesegera mungkin jika Anda memiliki gejala kanker ovarium yang mengkhawatirkan. Selain itu, jika Anda memiliki riwayat keluarga dengan kondisi ini atau kanker payudara, sebaiknya konsultasikan dengan dokter tentang risiko yang mungkin terjadi.

Penyebab Kanker Ovarium

Hingga kini belum diketahui penyebab pasti kondisi ini. Meski begitu, dokter telah mengidentifikasi faktor-faktor yang meningkatkan risiko penyakit ini.

Secara umum, kanker dimulai ketika sel mengembangkan mutasi dalam DNA-nya. Mutasi ini membuat sel tumbuh dan berkembang secara cepat, membentuk massa sel-sel abnormal atau tumor.

Sel-sel abnormal dapat menyerang jaringan di sekitarnya dan menyebar ke bagian tubuh lain atau disebut metastasis.

Faktor Risiko

Berikut ini adalah beberapa kondisi yang meningkatkan risiko kanker ovarium:

  • Lansia. Kanker ovarium dapat terjadi pada usia berapapun, tetapi paling sering terjadi pada wanita usia 50 hingga 60 tahun.
  • Mutasi gen yang diturunkan. Sebagian kecil kanker ovarium disebabkan oleh mutasi gen yang diwarisi dari orang tua. Gen yang diketahui meningkatkan risiko kanker ovarium disebut breast cancer gene 1 (BRCA1) dan breast cancer gene 2 (BRCA2).
  • Riwayat keluarga. Jika memiliki dua saudara atau lebih dengan kanker ovarium, risiko terkena penyakit ini akan semakin besar.
  • Terapi hormon. Terapi penggantian hormon estrogen, terutama dengan penggunaan jangka panjang dan dosis tinggi.
  • Usia mulai dan berakhirnya menstruasi. Mengalami haid pada usia dini atau menopause terjadi pada usia tua dapat meningkatkan risiko kanker ovarium.

Jenis Kanker Ovarium

Pada dasarnya, sel tempat kanker berkembang dapat menentukan jenis kanker ovarium. Jenis kanker ovarium meliputi:

Tumors Epitel

Tumor ini dimulai pada lapisan tipis jaringan yang menutupi bagian luar indung telur. Sekitar 90 persen kanker ovarium adalah tumor epitel.

Tumor Stroma

Tumor ini dimulai pada jaringan indung telur yang mengandung sel penghasil hormon. Tumor ini biasanya didiagnosis pada stadium lebih awal dari tumor ovarium lainnya. Sekitar 7 persen tumor ovarium adalah stroma.

Tumor Sel Germinal

Tumor ini biasanya berkembang pada sel penghasil sel telur. Kanker ovarium langka ini cenderung terjadi pada wanita yang lebih muda.

Diagnosis Kanker Ovarium

Diagnosis kanker ovarium melibatkan tes dan prosedur berikut:

Pemeriksaan Panggul

Selama pemeriksaan panggul, dokter akan memasukkan jari yang telah dilindungi sarung tangan khusus ke dalam vagina dan merasakan area panggul. Dokter juga dapat memeriksa leher rahim eksternal.

Tes Pencitraan

Tes pencitraan seperti ultrasonografi (USG) atau computerized tomography scan (CT scan) perut dan panggul dapat membantu menentukan ukuran, bentuk, dan struktur ovarium.

Tes Darah

Tes darah mungkin termasuk tes fungsi organ untuk mengetahui kesehatan secara keseluruhan.

Dokter juga dapat menguji darah untuk penanda tumor yang mengindikasikan kanker ovarium, seperti tes CA125 (cancer antigen 125) yang mendeteksi protein pada sel kanker ovarium.

Tes-tes ini dapat memberikan petunjuk tentang diagnosis dan prognosis, meski mungkin belum bisa memastikan diagnosis sampai menjalani operasi.

Stadium Kanker Ovarium

Setelah mendiagnosis kanker ovarium, dokter akan menentukan stadium kanker berdasarkan seberapa jauh kanker telah menyebar. Terdapat empat tahap dan setiap tahap memiliki sub-tahap. Berikut penjelasannya:

Stadium I

Kanker ovarium stadium I memiliki tiga sub-tahap:

  • Stadium 1A: Kanker terbatas pada satu ovarium.
  • Stadium 1B: Kanker di kedua ovarium.
  • Stadium 1C: Sel kanker juga ditemukan di luar ovarium.

Stadium II

Pada stadium II, tumor telah menyebar ke struktur panggul. Tahap ini memiliki dua sub-tahap:

  • Stadium 2A: Kanker telah menyebar ke rahim atau saluran tuba.
  • Stadium 2B: Kanker telah menyebar ke kandung kemih atau rektum.

Stadium III

Kanker ovarium stadium III memiliki tiga sub-tahap:

  • Stadium 3A: Kanker telah menyebar di luar panggul ke lapisan perut dan kelenjar getah bening perut.
  • Stadium 3B: Kanker telah menyebar di luar limpa atau hati.
  • Stadium 3C: Kanker terlihat berukuran setidaknya 1,9 cm di perut atau luar limpa, tetapi tidak meluas ke limpa atau hati.

Stadium IV

Pada stadium IV, tumor telah menyebar di luar panggul, perut, dan kelenjar getah bening ke hati atau paru-paru. Tahap ini memiliki dua sub-tahap:

  • Stadium 4A: Sel kanker ditemukan di cairan di sekitar paru-paru.
  • Stadium 4B: Sel kanker telah menyebar ke dalam limpa atau hati, atau organ lain seperti kulit atau otak.

Pengobatan Kanker Ovarium

Perawatan kanker ovarium biasanya melibatkan kombinasi operasi dan kemoterapi. Pilihan perawatan akan tergantung pada jenis, stadium, tingkat kanker, usia, preferensi pribadi, dan aksesibilitas.

Beberapa pilihan perawatan meliputi:

Pembedahan

Pembedahan yang dilakukan akan tergantung pada jenis kanker dan sejauh apa penyebarannya. Pilihan pembedahan dapat mencakup histerektomi, pengangkatan ovarium, dan pengangkatan kelenjar getah bening yang terkena. Dokter akan membahas pilihan yang sesuai dengan kondisi pasien.

Kemoterapi

Pengobatan kemoterapi dapat menggunakan obat oral, suntikan, atau infus. Kemoterapi dapat memengaruhi kondisi tubuh secara luas.

Selain itu, terdapat terapi kemoterapi intraperitoneal yang mengantarkan obat langsung ke area tubuh yang terkena kanker. Namun, kemoterapi dapat memiliki efek samping, terutama bila memengaruhi seluruh tubuh.

Terapi yang Ditargetkan

Beberapa perawatan menargetkan sel-sel spesifik yang mendorong pertumbuhan kanker. Contohnya termasuk penggunaan therapeutic monoclonal antibodies dan angiogenesis inhibitors. Terapi yang ditargetkan bertujuan untuk membatasi efek samping dengan menargetkan fungsi tertentu.

Terapi Radiasi

Terapi radiasi menggunakan sinar X untuk membunuh sel kanker. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan memasukkan cairan radioaktif ke dalam peritoneum. Terapi ini dapat membantu orang dengan kanker ovarium lanjut.

Imunoterapi (Bioterapi)

Teknik ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan sistem kekebalan tubuh melawan kanker. Terapi vaksin yang digunakan dapat melawan tumor dan membantu orang dengan kanker ovarium lanjut.

Komplikasi Kanker Ovarium

Penderita kanker ovarium memiliki sedikit komplikasi. Namun, penting untuk mengetahui kemungkinan komplikasi dan mencari pertolongan medis jika memiliki gejala apa pun. Komplikasi yang mungkin terjadi ketika kanker menyebar ke perut dan paru-paru.

Berikut ini beberapa komplikasi kanker ovarium yang mungkin terjadi:

  • Obstruksi usus.
  • Perforasi usus.
  • Penyumbatan atau retensi urine.
  • Efusi pleura.
  • Sakit tulang.

Pencegahan Kanker Ovarium

Hingga kini belum ada cara pasti untuk mencegah kanker ovarium. Namun, ada beberapa cara yang dapat mengurangi risiko penyakit ini, antara lain:

Pertimbangkan Mengonsumsi Pil KB

Konsultasikan dengan dokter apakah pil KB tepat untuk digunakan. Wanita yang menggunakan kontrasepsi oral dapat mengurangi risiko kanker ovarium. Namun, kontrasepsi oral juga memiliki risiko, maka diskusikan manfaat dan risikonya dengan dokter.

Diskusikan Faktor Risiko dengan Dokter

Jika memiliki riwayat keluarga dengan kanker payudara dan ovarium, konsultasikan dengan dokter. Dokter dapat menentukan risiko kanker dan dalam beberapa kasus merekomendasikan pengujian genetik.

Jika ditemukan memiliki mutasi gen yang meningkatkan risiko kanker ovarium, pertimbangkan operasi untuk mengangkat ovarium dan mencegah kanker.

Referensi

  1. Anonim. 2021. Ovarian cancer. [Link](https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/ovarian-cancer/symptoms-causes/syc-20375941). (Diakses pada 27 Desember 2019).
  2. Anonim. 2022. Ovarian Cancer. [Link](https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/4447-ovarian-cancer). (Diakses pada 1 Maret 2023)
  3. Brazier, Yvette. 2019. What is ovarian cancer?. [Link](https://www.medicalnewstoday.com/articles/159675.php). (Diakses pada 27 Desember 2019).
  4. Fayed, Lisa. 2022. Ovarian Cancer Symptoms. [Link](https://www.verywellhealth.com/ovarian-cancer-symptoms-514265). (Diakses pada 1 Maret 2023)
  5. Pietrangelo, Ann. 2017. What are the Early Signs of Ovarian Cancer and How Do You Detect Them?. [Link](https://www.healthline.com/health/cancer/ovarian-cancer-early-signs#symptoms). (Diakses pada 27 Desember 2019).

About The Author

Olay Regenerist Micro-Sculpting Serum 50 Ml

10 Cara Mengatasi Minyak Berlebihan di Hidung