Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Kanker Lambung: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Myles Bannister

Kanker lambung adalah kondisi di mana sel-sel lambung tumbuh secara tidak normal dan tidak terkendali. Simak penjelasan lengkap mengenai gejala, penyebab, cara diagnosis, dan pengobatan yang lebih sederhana di bawah ini.

Apa itu Kanker Lambung?

Kanker lambung adalah pertumbuhan sel kanker di lapisan perut yang biasanya terjadi pada usia lanjut. Kanker ini biasanya berkembang lambat dan baru terdeteksi setelah beberapa tahun.

Belum diketahui dengan pasti penyebab sel-sel kanker tumbuh di perut. Namun, salah satu faktor risiko adalah infeksi bakteri H. pylori yang menyebabkan tukak lambung.

Gejala Kanker Lambung

Menurut National Cancer Institute (NCI), gejala kanker lambung umumnya tidak terdeteksi oleh penderitanya hingga kanker mencapai stadium lanjut. Meskipun demikian, terdapat gejala awal yang umumnya terjadi, antara lain:

  • Sakit perut.
  • Maag.
  • Feses berdarah.
  • Sembelit.
  • Diare.
  • Mual dan muntah berkelanjutan.
  • Perut bengkak.
  • Hilang nafsu makan.
  • Selalu merasa kembung setelah makan.
  • Merasa kenyang meski hanya makan sedikit.
  • Mulas yang berat dan berkepanjangan.
  • Gangguan pencernaan parah yang hampir selalu terjadi.
  • Penurunan berat badan tanpa alasan yang jelas.

Jika Anda mengalami salah satu atau beberapa gejala kanker lambung tersebut, belum tentu Anda menderita kanker ini. Sebaiknya konsultasikan dengan dokter jika mengalami gangguan pencernaan yang tidak kunjung sembuh.

Kapan Waktu yang Tepat untuk ke Dokter?

Apabila Anda mengalami gejala terkait lambung, perut, atau sistem pencernaan yang tidak kunjung sembuh dalam waktu tertentu, segera hubungi dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan dan diagnosis terkait penyakit yang mungkin Anda alami.

Penyebab Kanker Lambung

Kanker ini terjadi ketika terjadi mutasi (perubahan) pada genetik sel perut. Genetik tersebut mengatur pertumbuhan dan kematian sel.

Akibat mutasi, sel-sel tumbuh dengan cepat dan membentuk tumor. Sel kanker di perut dapat menyerang dan merusak jaringan tubuh yang sehat. Sel-sel ini juga dapat tumbuh lebih dalam ke dinding perut.

Seiring waktu, sel-sel kanker dapat pecah dan menyebar ke bagian tubuh lainnya. Penyebaran sel-sel kanker ke bagian tubuh lain disebut metastasis.

Faktor Risiko

Berikut adalah beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang terkena kanker lambung:

  • Anemia pernisiosa (anemia jangka panjang).
  • Limfoma (kanker darah).
  • Infeksi bakteri H. pylori (bakteri pada saluran pencernaan).
  • Polip perut (jaringan abnormal pada lapisan perut).
  • Tumor pada saluran pencernaan lain dekat lambung.
  • Komplikasi obesitas.
  • Komplikasi pasca operasi perut.

Selain itu, gaya hidup juga dapat meningkatkan risiko kanker lambung, seperti:

  • Kurang berolahraga.
  • Sering mengonsumsi makanan asin atau makanan olahan.
  • Terlalu banyak mengonsumsi daging.
  • Penyalahgunaan alkohol.
  • Tidak mengolah makanan dengan cara yang sehat.

Risiko kanker ini juga lebih tinggi pada kelompok populasi berikut:

  • Perokok.
  • Pria.
  • Usia di atas 50 tahun.
  • Memiliki riwayat keluarga dengan penyakit ini.
  • Orang-orang keturunan Asia terutama Korea atau Jepang, Amerika Selatan, atau Belarusia.
  • Efek samping dari lingkungan kerja di industri batu bara, logam, kayu, atau karet.

Miliki faktor risiko di atas tidak berarti Anda akan menderita kanker ini. Meski begitu, pastikan untuk menjalani pola makan dan gaya hidup yang sehat untuk mencegah kanker jenis apa pun.

Diagnosis Kanker Lambung

Pemeriksaan awal dilakukan melalui skrining berkelanjutan untuk mendapatkan informasi lengkap tentang kondisi lambung. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan.

Dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan untuk mendiagnosis kanker ini, seperti:

  • Tes darah untuk mendeteksi tanda-tanda sel kanker aktif.
  • Pemeriksaan endoskopi bagian atas menggunakan selang tipis yang dilengkapi dengan kamera kecil untuk melihat kondisi sistem pencernaan pasien.
  • Pemeriksaan perut bagian atas atau upper gastrointestinal menggunakan cairan barium yang akan melapisi perut, kemudian dilakukan sinar-X untuk melihat kondisi perut dengan lebih jelas.
  • Pemeriksaan CT scan atau sinar-X.
  • Biopsi, yaitu mengambil sampel jaringan lambung yang kemudian akan diperiksa di laboratorium.

Pemeriksaan lain mungkin diperlukan seperti pemeriksaan darah untuk mengidentifikasi infeksi bakteri H. pylori yang menjadi penyebab gangguan pencernaan seperti maag dan tukak lambung.

Jenis Kanker Lambung

Jenis kanker ini didasarkan pada sel tempat bermulanya kanker. Berikut adalah penjelasan lengkapnya:

  • Adenokarsinoma. Kanker perut adenokarsinoma bermula pada sel yang menghasilkan lendir dan merupakan jenis kanker lambung yang paling umum terjadi.
  • Tumor stroma gastrointestinal (GIST). GIST bermula pada sel saraf khusus di dinding lambung dan organ pencernaan lainnya. GIST termasuk sarkoma jaringan lunak.
  • Tumor karsinoid. Tumor karsinoid bermula pada sel neuroendokrin yang ditemukan di banyak tempat di tubuh. Tumor karsinoid termasuk tumor neuroendokrin.
  • Limfoma. Limfoma bermula pada sel sistem kekebalan tubuh dan dapat terjadi di perut jika tubuh mengirimkan sel sistem kekebalan ke perut dalam upaya melawan infeksi. Limfoma di perut umumnya merupakan limfoma non-Hodgkin.

Stadium Kanker Lambung

Kanker lambung memiliki beberapa stadium berdasarkan tingkat keparahannya, antara lain:

  • Stadium I: Tumor di lambung berada di jaringan pelapis bagian dalam kerongkongan atau lambung. Sel kanker mungkin telah menyebar ke beberapa kelenjar getah bening terdekat dari lambung.
  • Stadium II: Sel kanker telah menyebar lebih dalam di lambung hingga ke lapisan otot atau dinding lambung. Sel kanker juga menyebar ke kelenjar getah bening di sekitarnya.
  • Stadium III: Sel kanker telah menyebar ke lapisan lambung atau kerongkongan dan meluas ke lebih banyak kelenjar getah bening terdekat.
  • Stadium IV: Sel kanker telah menyebar ke jaringan getah bening dan bagian tubuh lainnya.

Karena kondisi ini sering tanpa gejala, beberapa orang baru menyadari kanker ini saat sudah mencapai stadium lanjut.

Pengobatan Kanker Lambung

Ada beberapa pilihan pengobatan yang disesuaikan dengan stadium dan kondisi kesehatan secara keseluruhan. Berikut adalah beberapa cara pengobatannya:

1. Operasi

Operasi adalah pilihan terbaik untuk pasien kanker stadium awal atau jika sel kanker belum menyebar ke kelenjar getah bening terdekat atau organ lainnya. Selama operasi, sel kanker di saluran pencernaan, termasuk kerongkongan atau lambung akan diangkat.

2. Terapi Radiasi

Terapi radiasi menggunakan sinar-X untuk menghancurkan sel kanker. Terapi radiasi juga dapat dilakukan sebelum operasi untuk mengecilkan tumor sehingga lebih mudah untuk diangkat selama prosedur operasi kanker.

3. Kemoterapi

Kemoterapi adalah perawatan kanker dengan obat-obatan untuk membunuh sel kanker yang berbahaya. Obat kemoterapi menyebar ke seluruh tubuh untuk membersihkan sel kanker di dalam maupun di luar lambung.

Kombinasi perawatan kanker menggunakan kemoterapi dan terapi radiasi dapat menjadi pilihan yang paling efektif. Dokter akan merencanakan pengobatan terbaik berdasarkan faktor risiko, usia, kondisi kesehatan, dan stadium kanker.

Komplikasi Kanker Lambung

Kondisi ini dapat memperburuk kesehatan dan meningkatkan risiko penyebaran sel kanker ke kelenjar getah bening atau bagian tubuh lainnya, seperti:

  • Paru-paru.
  • Kelenjar getah bening.
  • Tulang.
  • Hati.

Perlu diketahui, mengatasi komplikasi kanker lebih sulit dilakukan. Meskipun begitu, dokter akan memberikan pilihan perawatan dan pengobatan terbaik.

Jika Anda mengalami gejala-gejala kanker lambung sejak awal, sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter untuk mencegah komplikasi yang lebih serius.

Pencegahan Kanker Lambung

Sementara penyebab kanker ini belum diketahui secara pasti, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegahnya. Berikut adalah beberapa cara pencegahan kanker lambung:

1. Pola Makan Sehat

Pastikan Anda mengonsumsi sayur dan buah setiap hari. Perbanyak makan makanan berserat dan kaya vitamin seperti pir, stroberi, alpukat, apel, pisang, wortel, brokoli, ubi, kacang almond, atau oatmeal.

2. Menjaga Berat Badan yang Sehat

Orang yang menderita obesitas memiliki risiko lebih tinggi mengembangkan penyakit kronis, termasuk kanker dan diabetes. Jaga berat badan ideal dengan mengonsumsi buah dan sayur secara teratur serta berolahraga secara rutin. Gunakan kalkulator BMI untuk mengukur berat badan ideal Anda.

3. Menjaga Kesehatan Lambung

Jika Anda memiliki riwayat penyakit lambung seperti maag atau GERD (gastroesophageal reflux disease), segera tangani masalah tersebut. Infeksi lambung akibat bakteri H. pylori dapat meningkatkan risiko penyakit lambung lainnya.

4. Berhenti Merokok

Perokok memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan kanker. Merokok juga diketahui tidak baik bagi kesehatan secara keseluruhan. Jadi, sebaiknya berhenti merokok untuk menjaga kesehatan dan memperpanjang umur.

5. Menggunakan Obat dengan Hati-hati

Beberapa obat dapat berdampak pada lambung, seperti obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) atau nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAID). Konsultasikan dengan dokter sebelum dan selama menggunakan obat-obatan tersebut.

6. Berolahraga

Olahraga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, termasuk mengurangi risiko terkena kanker. Coba lakukan olahraga dengan intensitas rendah setidaknya 15 menit setiap hari. Kemudian, Anda dapat meningkatkan jenis dan jadwal olahraga sesuai kondisi dan kebutuhan Anda.

Referensi:

  1. Anonim. 2022. Stomach Cancer. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15812-stomach-cancer (Diakses pada 23 Februari 2023)
  2. Anonim. 2023. Stomach cancer

    About The Author

Bolehkah Makan Pedas Saat Sariawan? Cek Jawabannya di Sini!

Inhipraz: Fungsi, Dosis, Efek Samping, Aturan Pakai, dll