Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Kanker Esofagus: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Myles Bannister

Kanker esofagus adalah kanker pada esofagus, yang menghubungkan kerongkongan dengan perut. Simak penjelasan mengenai gejala, penyebab, diagnosis, dan pengobatan kanker esofagus.

Apa itu Kanker Esofagus?

Kanker esofagus adalah jenis kanker yang menyerang esofagus (kerongkongan). Kanker ini bermula di mukosa esofagus dan dapat menyebar ke seluruh dinding esofagus dan organ tubuh lainnya.

Kanker esofagus bisa terjadi pada siapa saja, namun lebih umum terjadi pada pria daripada wanita. Kanker ini termasuk penyebab kematian ke-6 di dunia.

Gejala Kanker Esofagus

Pada awalnya, kanker esofagus tidak menimbulkan gejala yang jelas. Gejala biasanya muncul saat kanker sudah mencapai stadium lanjut.

Beberapa gejala yang perlu diperhatikan, antara lain:

  • Kesulitan menelan (disfagia).
  • Nyeri dada.
  • Berat badan turun.
  • Batuk kronis.
  • Suara serak.
  • Cegukan.
  • Muntah.
  • Sakit tulang.
  • Pendarahan di kerongkongan.

Jika Anda mengalami salah satu atau lebih dari gejala di atas, itu tidak selalu berarti Anda menderita kanker esofagus. Gejala tersebut juga bisa disebabkan oleh kondisi lain.

Kapan Waktu yang Tepat untuk ke Dokter?

Meskipun tidak semua gejala tersebut merupakan tanda kanker esofagus, jika gejala tersebut membuat Anda khawatir, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.

Penyebab Kanker Esofagus

Penyebab kanker esofagus belum diketahui secara pasti. Namun, beberapa faktor risiko diduga berperan. Beberapa ahli berpendapat bahwa merokok dan konsumsi alkohol dapat merusak DNA sel di lapisan esofagus, sehingga menyebabkan kanker esofagus.

Kondisi lain yang dapat menyebabkan kelainan atau mutasi DNA di lapisan esofagus adalah iritasi yang berkepanjangan akibat refluks, esofagus Barrett, achalasia, sindrom Plummer-Vinson, atau jaringan parut akibat menelan benda alkali.

Mutasi DNA ini menyebabkan sel abnormal berkembang lebih cepat dari sel normal. Sel-sel abnormal ini juga dapat menghambat kematian sel abnormal, sehingga akhirnya menumpuk dan membentuk tumor di esofagus.

Faktor Risiko

Meskipun penyebab kanker esofagus belum diketahui secara pasti, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker ini, antara lain:

  • Jenis kelamin: Pria memiliki risiko 3 hingga 4 kali lebih tinggi daripada wanita.
  • Usia: Orang yang berusia 45 hingga 70 tahun memiliki risiko tertinggi.
  • Konsumsi tembakau atau merokok: Tembakau mengandung zat karsinogen yang dapat menyebabkan kanker.
  • Alkohol: Konsumsi alkohol berlebihan dapat meningkatkan risiko karsinoma sel skuamosa.
  • Esofagus Barrett: Penderita penyakit ini lebih berisiko terkena adenokarsinoma.
  • Pola makan: Jarang mengonsumsi buah, sayuran, vitamin, dan mineral tertentu dapat meningkatkan risiko kanker esofagus.

Diagnosis Kanker Esofagus

Diagnosis kanker esofagus biasanya didasarkan pada gejala yang muncul. Beberapa tes yang umum dilakukan antara lain:

  • Endoskopi: Pemeriksaan menggunakan alat yang dilengkapi kamera dan dimasukkan ke kerongkongan untuk melihat kondisi dinding esofagus.
  • Biopsi: Pengambilan sampel jaringan yang tidak normal untuk diperiksa di laboratorium.
  • Tes barium swallow: Pasien diminta menelan zat kimia barium untuk membuat gambar pemindaian yang lebih jelas menggunakan sinar-X.
  • Tes pencitraan: Pemeriksaan seperti CT scan, PET scan, dan MRI digunakan untuk melihat penyebaran sel kanker.

Jenis Kanker Esofagus

Kanker esofagus dibagi menjadi dua jenis utama berdasarkan jenis sel yang melapisi dinding esofagus:

1. Karsinoma Sel Skuamosa

Kanker jenis ini dimulai dengan pertumbuhan sel kanker yang merata dan tipis di dinding esofagus. Kanker ini biasanya muncul di bagian atas atau tengah esofagus, tetapi bisa muncul di bagian mana pun.

2. Adenokarsinoma

Kanker jenis ini muncul di sel-sel yang memproduksi cairan seperti mukus. Adenokarsinoma biasanya ditemukan di bagian bawah esofagus.

Stadium Kanker Esofagus

Kanker esofagus berkembang dalam empat tahap, semakin tinggi stadiumnya, semakin parah kankernya.

Stadium I

Tumor kanker esofagus stadium 1 berukuran kecil, kurang dari 7 sentimeter, dan terbatas pada esofagus.

Stadium II

Tumor kanker esofagus stadium 2 tumbuh lebih besar di dalam esofagus. Pada stadium ini, belum terdapat bukti penyebaran kanker ke kelenjar getah bening atau organ lainnya.

Stadium III

Tumor kanker esofagus stadium 3 telah tumbuh di luar esofagus dan dapat menyebar ke jaringan atau organ di sekitarnya. Kanker mungkin belum menyebar ke kelenjar getah bening di sekitarnya.

Stadium IV

Tumor kanker esofagus stadium 4 bisa tumbuh dengan ukuran yang besar di luar esofagus. Penyakit ini mungkin telah menyebar ke kelenjar getah bening atau organ tubuh lain seperti hati atau rongga perut.

Pengobatan Kanker Esofagus

Pengobatan kanker esofagus tergantung pada beberapa faktor, termasuk stadium dan penyebaran kanker. Beberapa bentuk pengobatan yang mungkin dilakukan antara lain:

1. Imunoterapi

Pengobatan kanker esofagus dapat dilakukan dengan menggunakan obat imunoterapi, yang bertujuan untuk merangsang sistem kekebalan tubuh agar dapat mendeteksi dan menyerang sel kanker.

Imunoterapi tidak dianjurkan untuk semua pasien dan respons terhadap pengobatan ini dapat bervariasi.

2. Terapi Target

Terapi target menggunakan obat-obatan yang ditujukan untuk menghambat protein-protein spesifik yang membantu pertumbuhan sel kanker. Terapi ini dapat digunakan sebagai alternatif jika pengobatan lain tidak efektif.

3. Terapi Radiasi

Pada stadium lanjut, terapi radiasi dapat direkomendasikan bersamaan dengan kemoterapi. Jika tumor mengecil setelah terapi ini, operasi mungkin dapat dilakukan.

4. Operasi

Operasi dapat dilakukan untuk mengobati adenokarsinoma pada stadium awal. Pembedahan mungkin dilakukan untuk kanker esofagus stadium I dan II.

Pada kanker esofagus stadium lanjut, operasi biasanya dikombinasikan dengan terapi lain seperti radiasi dan kemoterapi untuk mengecilkan tumor sebelum operasi dilakukan. Selama operasi, kelenjar getah bening yang berada di sekitar esofagus juga dapat diangkat untuk diperiksa keberadaan kanker.

5. Radiologi Intervensi

Perawatan kanker esofagus membutuhkan akurasi dan presisi. Radiologi intervensi dapat menghasilkan gambar tumor di esofagus dan melakukan prosedur intervensi secara real-time.

Komplikasi Kanker Esofagus

Jika tidak ditangani dengan baik, kanker esofagus dapat menyebabkan beberapa komplikasi, antara lain:

  • Fistula trakea-esofagus: Lubang antara kerongkongan dan tenggorokan yang memungkinkan makanan masuk ke paru-paru dan menyebabkan tersedak.
  • Anemia: Pendarahan akibat kanker dapat menyebabkan kekurangan darah.
  • Penurunan berat badan: Pertumbuhan sel kanker dapat mengganggu metabolisme tubuh, sehingga menyebabkan penurunan berat badan.
  • Pneumonia: Infeksi paru-paru dapat terjadi jika benda asing terhirup ke dalam paru-paru.
  • Metastasis: Sel kanker dapat menyebar ke organ tubuh lainnya.

Pencegahan Kanker Esofagus

Beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko kanker esofagus antara lain:

  • Berhenti merokok.
  • Menghindari alkohol.
  • Makan buah dan sayuran.
  • Mempertahankan berat badan yang ideal.

Referensi

  1. What Is Cancer of the Esophagus?
  2. Esophageal Cancer
  3. Esophageal Cancer Treatments
  4. Esophageal Cancer
  5. What to Know About Esophageal Cancer
  6. Esophageal Cancer Complications
  7. Esophageal Cancer

About The Author

5 Cara Mengatasi Lapar Karena Emosi yang Berlebihan

Mengenal Jenis Kanker Darah dan Pengobatannya