Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Kaki Pengkor: Gejala, Penyebab, Penanganan, dan Lainnya

Myles Bannister

Kaki Pengkor adalah kelainan kaki bawaan di mana kaki terpuntir ke samping, tidak berada pada posisi normal. Ketahui gejala, penyebab, pengobatan, dan penanganan kaki pengkor di sini.

Apa Itu Kaki Pengkor pada Bayi?

Kaki pengkor adalah kelainan bawaan di mana kaki bayi terpelintir atau terputar ke bagian dalam. Sekitar 1 dari 1.000 bayi lahir dengan kondisi kaki pengkor. Gejalanya mungkin ringan hanya terjadi pada satu kaki atau lebih parah terjadi pada kedua kaki.

Kondisi kaki pengkor terjadi akibat jaringan tendon kaki yang menghubungkan otot ke tulang berukuran lebih pendek saat lahir. Bayi tidak merasakan sakit pada kaki tersebut, namun kondisi ini akan menjadi masalah saat bayi mulai belajar berdiri dan berjalan.

Dokter menyarankan agar bayi yang terlahir dengan kaki pengkor untuk diobati dengan perawatan tanpa operasi, seperti peregangan, menggunakan penyangga, atau gips. Perawatan segera setelah bayi lahir bisa membuat posisi dan kondisi kaki kembali normal. Bila tidak ditangani, orang tersebut akan mengalami keterbatasan kaki dan sulit berjalan.

Gejala Kaki Pengkor pada Bayi

Gejala kaki pengkor pada bayi bisa dilihat dari penampilannya di mana kaki seperti berputar ke dalam, bukan ke depan seperti biasanya. Gejalanya bervariasi mulai dari ringan hingga berat namun memiliki penampilan yang sama, yaitu:

  • Kaki terpuntir atau terputar ke bawah dan dalam kaki. Sering kali posisi kaki benar-benar berputar ke dalam seperti terbalik dari posisi normal.
  • Otot betis lebih tipis kurang berkembang secara normal.
  • Panjang kaki yang lebih pendek.
  • Terdapat lipatan dalam di bagian bawah kaki.

Kondisi tersebut mungkin terjadi pada salah satu atau kedua kaki. Anda bisa melihat gejalanya dengan jelas.

Kapan Harus ke Dokter?

Dokter akan menyadari kelainan kaki pada bayi saat baru lahir. Dokter kandungan akan membantu Anda untuk konsultasi masalah kaki pengkor pada bayi atau merujuk ke dokter spesialis tulang dan otot pediatrik.

Penyebab Kaki Pengkor pada Bayi

Dokter belum menemukan penyebab kaki pengkor secara pasti, namun kombinasi faktor genetika dan lingkungan mungkin berpengaruh besar. Kaki pengkor terjadi saat tendon Achilles berukuran lebih pendek sehingga kaki berputar ke bagian dalam atau bawah kaki. Penyebab juga bisa terjadi akibat kelainan sistem saraf atau sindrom tertentu yang mendasari.

Faktor Risiko Kaki Pengkor pada Bayi

Berikut ini beberapa faktor yang menyebabkan kaki pengkor pada bayi:

  • Dua kali lebih rentan terjadi pada anak laki-laki.
  • Memiliki riwayat keluarga dengan kondisi kaki pengkor.
  • Ibu merokok selama kehamilan anak tersebut.
  • Ibu hamil memiliki cairan ketuban yang sedikit di dalam rahim.
  • Kondisi bawaan seperti masalah pada spina bifida, kelainan tulang belakang, gangguan perkembangan sumsum tulang belakang, atau cacat lahir.

Kombinasi semua faktor tersebut semakin membuat bayi rentan lahir dengan kondisi kaki pengkor.

Diagnosis Kaki Pengkor pada Bayi

Kelainan bentuk kaki bayi mungkin bisa terdeteksi dalam pemeriksaan ultrasonologi (USG) saat usia kehamilan 12 minggu, namun biasanya baru terkonfirmasi saat bayi lahir. Dokter bisa memberi diagnosis kaki pengkor hanya dengan melihat penampilan kaki bayi yang berputar ke dalam.

Bila perlu, dokter akan menyarankan pemeriksaan sinar-X untuk memastikan tingkat keparahan kelainan kaki. Terkadang, pemeriksaan sinar-X juga tidak diperlukan. Anda mungkin harus konsultasi ke dokter ortopedi anak dan konselor genetika.

Jenis Kaki Pengkor pada Bayi

Berikut ini jenis kaki pengkor pada bayi berdasarkan penyebabnya:

1. Idiopatik

Jenis kaki pengkor paling umum atau disebut juga dengan talipes equinovarus yang penyebabnya tidak diketahui. Gejala kaki pengkor terjadi pada satu kaki

2. Neurogenik

Penyebab kaki pengkor adalah kondisi neurologis tertentu yang mendasari. Misalnya, anak yang terlahir dengan spina bifida bisa juga mengembangkan penyakit cerebral palsy, kompresi sumsum tulang belakang, dan kaki pengkor pada masa kanak-kanak.

3. Syndromic Clubfoot

Kondisi kaki pengkor yang terjadi akibat sindrom klinis tertentu seperti arthrogryposis, Sindrom Pita Cekik Kongenital (SPCK), atau diastrophic dwarfism. Semua jenis kaki pengkor memiliki penampilan yang sama.

Penanganan Kaki Pengkor pada Bayi

Berikut ini rangkaian cara mengatasi kaki pengkor pada bayi dengan prosedur nonbedah:

1. Casting

Casting adalah proses perawatan kaki pengkor menggunakan gips sekitar satu hingga dua minggu setelah kelahiran bayi. Metode ini juga termasuk peregangan, pemosisian tulang, dan casting yang dilakukan setiap minggu selama 6 hingga 8 minggu.

2. Achilles Tenotomy

Sekitar 90% bayi yang telah menjalani metode casting membutuhkan perawatan lanjutan achilles tenotomy. Dokter akan memotong tendon achilles menggunakan alat yang sangat tipis dan tidak membutuhkan jahitan.

Dokter akan memasang gips kembali selama sekitar 3 minggu. Tendon achilles akan kembali tumbuh sesuai dengan ukuran yang normal. Pada proses ini, kaki anak sudah kembali pada posisi normal.

3. Bracing

Metode untuk memperkuat otot achilles dan kondisi kaki sepenuhnya karena kaki pengkor mungkin akan kambuh. Bracing digunakan agar posisi kaki kembali normal secara permanen.

Anak Anda harus menggunakan sepatu bot khusus yang dikaitkan dengan penjepit di bagian tengah. Pada perawatan selama 3 bulan pertama, anak harus menggunakan sepatu bracing selama 23 jam sehari. Durasinya akan berkurang setiap waktu hingga kaki bayi sudah benar-benar sembuh dan normal.

4. Ponseti Method

Metode untuk mengoreksi dan mengembalikan bentuk kaki dengan menggunakan brace (kawat pengait khusus). Bila kaki anak kembali miring, maka gejala kaki pengkor mungkin kambuh. Orang tua dan keluarga harus berkomitmen dalam menerapkan perawatan kaki pengkor dengan Ponseti method. Metode ini terbukti efektif.

5. French Method

Metode nonbedah termasuk peregangan, mobilisasi, dan perekatan kaki. Caranya hampir serupa dengan metode casting, bracing, dan Ponseti method. Metode ini dilakukan oleh terapis fisik profesional.

6. Operasi

Merekonstruksi posisi dan bentuk kaki dengan operasi yang menargetkan tendon dan persendian kaki. Operasi kaki biasanya ditujukan untuk memperbaiki bagian kaki yang kaku.

Sebagian besar kasus kaki pengkor bisa ditangani dengan cara nonbedah, namun harus dilakukan segera setelah bayi lahir. Silakan konsultasi ke dokter untuk cara penanganan kaki pengkor sesuai dengan kondisi anak Anda.

Komplikasi Kaki Pengkor pada Bayi

Komplikasi mungkin terjadi bila kondisi kaki pengkor tidak segera ditangani saat bayi baru lahir. Anak yang baru mulai berjalan dan berdiri akan mengalami kesulitan, termasuk:

  • Anak tidak bisa bergerak secara fleksibel.
  • Ukuran kaki dan betis akan berbeda.
  • Kesulitan berjalan dan beraktivitas sehari-hari.
  • Risiko terkena penyakit arthritis.
  • Masalah penampilan dan kepercayaan diri.

Cara Mencegah Kaki Pengkor pada Bayi

Kondisi ini mungkin sepenuhnya tidak dapat dicegah, namun ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko anak lahir dengan kaki pengkor, sebagai berikut:

  • Jangan merokok saat hamil.
  • Tidak konsumsi alkohol selama masa kehamilan.
  • Melakukan tes genetik sebelum hamil, terutama bila memiliki riwayat penyakit genetika apa pun.

Itulah pembahasan tentang cara penanganan kaki pengkor pada bayi, gejala, penyebab, dan komplikasinya. Jangan biarkan gejala kaki pengkor pada anak karena bisa berbahaya dan fatal saat mereka tumbuh dewasa.

Referensi

  1. John Hopkins Medicine. 2019. Clubfoot. https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/clubfoot. (Diakses pada 7 Desember 2020).
  2. Kids Health. 2017. Clubfoot. https://kidshealth.org/en/parents/clubfoot.html. (Diakses pada 7 Desember 2020).
  3. Mayo Clinic. 2019. Clubfoot. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/clubfoot/symptoms-causes/syc-20350860. (Diakses pada 7 Desember 2020).
  4. OrthoInfo. 2020. Clubfoot. https://orthoinfo.aaos.org/en/diseases–conditions/clubfoot/#:~:text. (Diakses pada 7 Desember 2020).

About The Author

Amankah Menghilangkan Kutil dengan Pasta Gigi?