Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Imunisasi Tetanus (TT) pada Ibu Hamil: Manfaat dan Efek Samping

Myles Bannister

Vaksin Tetanus Toxoid (TT) atau imunisasi TT pada ibu hamil sangat penting untuk menghindari risiko bayi yang lahir dengan persalinan tidak higienis (contohnya persalinan dan penanganan tali pusat tidak bersih). Untuk itu, yuk kenali manfaat imunisasi tetanus hingga efek sampingnya di artikel ini!

Apa Itu Penyakit Tetanus?

Sebelum menjelaskan pentingnya imunisasi TT pada ibu hamil, sebelumnya harus tahu apa itu penyakit tetanus. Upaya pencegahan tetanus adalah sesuatu yang sangat penting karena infeksi tetanus bisa memengaruhi sistem saraf dan bisa berakibat fatal apabila tidak mendapatkan penanganan.

Penyebab tetanus adalah bakteri Clostridium tetani. Bakteri tetanus banyak ditemukan di tanah, terutama yang mengandung pupuk kandang. Selain itu, bakteri ini juga bisa ditemukan di besi berkarat, kotoran hewan, dan debu.

Infeksi yang disebabkan tetanus umumnya menginfeksi melalui luka dalam seperti tusukan, gigitan, luka bakar atau borok. Meski begitu, infeksi juga bisa terjadi akibat goresan atau tusukan kecil.

Bakteri yang masuk melalui luka bisa mengeluarkan racun eksotoksin yang menyebar melalui aliran darah dan kelenjar getah bening. Eksotoksin ini kemudian berikatan dengan sel saraf sehingga menyebabkan kekakuan dan kejang otot yang khas.

Pengaruh Tetanus (TT) pada Ibu Hamil?

Penyakit tetanus tidak bisa ditularkan dari orang ke orang, namun kondisi satu ini bisa menyebabkan komplikasi kehamilan pada bayi apabila ibu hamil belum melakukan imunisasi TT.

Di samping itu, infeksi tetanus yang terjadi pada ibu hamil juga bisa menyebabkan bayi terlahir prematur sampai mengakibatkan kematian di dalam kandungan.

Bakteri penyebab penyakit tetanus bisa menyebar lewat luka kulit dalam seperti luka gigitan hewan, luka tusuk, luka bakar, hingga borok. Selain itu, penyakit ini juga bisa menginfeksi lewat goresan kecil atau luka tusuk di kulit.

Apabila kulit terluka, maka bakteri akan masuk dan mengeluarkan racun eksotoksin dan menyebar lewat aliran darah dan kelenjar getah bening. Setelah itu, racun akan memengaruhi sel saraf sehingga mengakibatkan kejang otot dan kekakuan.

Jika hal itu terjadi bisa menyebabkan otot robek, tekanan berat pada tulang belakang hingga menyebabkan tulang retak. Untuk mencegah kondisi tersebut, perlu dilakukan pencegahan agar tidak memengaruhi sistem saraf dan berakibat fatal pada kondisi ibu hamil dan janin di dalam kandungan.

Bolehkah Imunisasi Tetanus (TT) pada Ibu Hamil?

Secara umum, ibu hamil tidak bisa diberikan vaksin yang mengandung virus hidup, kecuali virus tersebut sudah dimatikan atau dilemahkan. Imunisasi tetanus merupakan jenis vaksin yang bisa diberikan kepada ibu hamil.

Jika wanita belum melakukan vaksin tetanus sebelum hamil, maka pemberian vaksin ini saat hamil terbilang aman untuk dilakukan. Untuk satu dosis vaksin tetanus bahkan direkomendasikan bagi ibu hamil demi mencegah janin mengalami pertusis atau batuk rejan.

Selain itu, suntik tetanus juga bisa mencegah risiko terjadinya tetanus pada janin di dalam kandungan dan ibu hamil. Untuk kehamilan pertama, dokter biasanya akan merekomendasikan ibu hamil untuk melakukan dua kali suntik tetanus.

Selain vaksin ini, ada empat jenis vaksin lainnya yang bisa diberikan pada ibu hamil untuk melindungi dari tetanus dan penyakit lainnya. Berikut ini beberapa jenis vaksin yang bisa diberikan pada ibu hamil, yaitu vaksin difteri dan tetanus (DT), vaksin tetanus dan difteri (TD), vaksin Tdap (tetanus, difteri, dan pertussis), dan vaksin DTap (difteri, tetanus, dan pertussis)

Manfaat Imunisasi TT Pada Ibu Hamil

Saat pemberian imunisasi, tubuh akan membentuk antibodi yang kemudian diteruskan kepada janin sebagai bentuk upaya perlindungan alami selama dalam kandungan sampai beberapa bulan setelah lahir.

Pemberian suntik tetanus saat hamil diwajibkan agar imunoglobulin yang terbentuk pada ibu bisa pindah ke janin lewat plasenta supaya terhindar dari tetanus neonatorum.

Perlu diketahui bahwa suntik tetanus saat hamil tidak menimbulkan gangguan pada janin. Pada umumnya, dokter memberikan imunisasi TT pada ibu hami di trimester ketiga atau usia kehamilan 28 minggu.

Manfaat imunisasi TT pada ibu hamil terdiri dari:

  • Terhindar dari infeksi tetanus pada saat proses persalinan.
  • Menurunkan angka kematian bayi.
  • Memberikan antibodi pada bayi beberapa bulan setelah lahir.

Perlu diketahui, tetanus neonatorum (TN) adalah tetanus pada bayi usia hari ke 3 dan 28 setelah lahir. Sedangkan tetanus maternal (TM) adalah tetanus pada kehamilan dan dalam 6 minggu setelah melahirkan.

Tetanus maternal dan neonatal merupakan penyebab kematian paling sering terjadi akibat persalinan dan penanganan tali pusat tidak bersih. Tetanus ditandai dengan kaku otot nyeri yang disebabkan oleh neurotoxin yang dihasilkan oleh Clostridium tetani pada luka anaerob (tertutup).

Kematian akibat tetanus maternal dan neonatal dapat dengan mudah dicegah dengan persalinan dan penanganan tali pusat yang higienis dan imunisasi TT pada ibu hamil.

Waktu Pemberian Imunisasi TT pada Ibu Hamil yang Tepat

Imunisasi TT pada ibu hamil diperlukan untuk mencegah tetanus akibat proses persalinan yang menyebabkan luka di rahim ataupun di tali pusat bayi. Hal ini bertujuan untuk mencegah tetanus pada persalinan berisiko tinggi yaitu saat persalinan dilakukan dengan alat-alat yang tidak steril.

Mengingat bahaya dari infeksi tetanus, pemerintah Indonesia melakukan pencegahan naiknya angka infeksi tetanus dengan mewajibkan para pasangan yang akan menikah untuk melakukan imunisasi TT. Hal ini bahkan menjadi salah satu prasyarat untuk menikah di KUA guna memastikan pasangan yang akan menikah mendapat perlindungan melalui imunisasi.

Jika Anda belum melakukan imunisasi TT sebelum menikah, maka Anda akan disarankan untuk melakukan imunisasi saat hamil. Imunisasi TT pada ibu hamil tidak berbahaya karena justru akan memberi kekebalan pada janin.

Kehamilan Pertama

Pada kehamilan pertama, dokter akan merekomendasikan untuk melakukan imunisasi TT pada ibu hamil sebanyak dua kali. Biasanya dokter akan memberikan suntikan pertama pada kehamilan trimester ketiga ketika usia kandungan 7 bulan.

Suntikan kedua umumnya diberikan 4 minggu setelah suntikan pertama. Sedangkan menurut rekomendasi WHO, suntikan ketiga bisa diberikan pada waktu 6 bulan setelah suntikan kedua. Suntikan ketiga ini bertujuan untuk memberi perlindungan pada lima tahun ke depan.

Imunisasi saat hamil umumnya tidak memiliki efek samping parah. Pada beberapa orang efek samping tetanus dirasakan muncul bintil sementara di tempat suntikan, lalu muncul kemerahan, bengkak dan nyeri di tempat suntikan. Sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter sebelum mendapatkan suntik tetanus saat hamil, apalagi jika Anda memiliki riwayat alergi.

Kehamilan Kedua

Apabila Anda kembali hamil dalam waktu dua tahun setelah melahirkan, pemberian imunisasi TT pada ibu hamil tergantung pada riwayat vaksin sebelumnya. Jika sebelumnya mendapatkan dua dosis suntik tetanus saat hamil, dokter hanya menyarankan suntikan penguat vaksin.

Sedangkan jika jarak kehamilan pertama dengan kedua cukup jauh, dokter merekomendasikan untuk diberikan suntik tetanus atau vaksin Tdap (kombinasi vaksin tetanus-diphtheria-pertussis). Pemberian vaksin ini pada trimester kedua adalah sesuatu yang wajar untuk meminimalkan efek teratogenik, yaitu efek gangguan pada janin yang menimbulkan kecacatan atau malformasi anatomi pada pertumbuhan organ janin.

Efek Samping Suntik Imunisasi TT pada Ibu Hamil

Setiap imunisasi apa pun termasuk imunisasi tetanus memiliki efek samping yang mungkin terjadi pada ibu hamil dan janin di dalam kandungan. Namun, jika terjadi efek samping biasanya bersifat ringan dan tidak berbahaya, misalnya:

  • Muntah
  • Demam ringan
  • Kemerahan dan nyeri di area yang disuntik

Untuk kasus yang jarang terjadi, vaksin tetanus juga menyebabkan efek samping yang berat di antaranya, yaitu:

  • Kejang-kejang
  • Demam di atas 40 derajat Celcius
  • Alergi parah (syok anafilaktik)

Meski begitu, efek samping di atas merupakan efek samping yang jarang terjadi. Namun, jika ibu hamil mengalami efek tersebut setelah suntik tetanus sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter kandungan.

Selain itu, untuk mencegah kondisi tersebut ibu hamil juga bisa periksakan diri dan melakukan konsultasi dengan dokter kandungan sebelum melakukan suntik tetanus ketika hamil, apalagi jika memiliki riwayat alergi.

Pantangan Setelah Suntik TT

Beberapa obat yang dapat berinteraksi dengan vaksin ini adalah: obat ‘pengencer darah’ (Warfarin), kortikosteroid (hydrocortisone, prednisone), kemoterapi kanker, obat-obatan yang melemahkan sistem kekebalan tubuh (cyclosporine, tacrolimus).

Interaksi obat dapat mengubah cara kerja obat atau meningkatkan risiko Anda untuk mengalami efek samping yang serius. Jangan memulai, menghentikan, atau mengubah dosis obat apa pun tanpa persetujuan dokter.

Setelah mendapatkan informasi di atas, disarankan kepada ibu hamil ataupun ibu yang berencana untuk hamil, janganlah lupa untuk menjalani vaksinasi/suntik TT supaya mencegah infeksi tetanus pada diri sendiri maupun pada janin ibu. Selain itu, jangan lupa untuk konsultasi masalah ini dengan dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan terlebih dahulu jika ingin menjalankannya. Semoga informasi di atas dapat bermanfaat!

Referensi

  1. Anonim. 2019. Vaccine (Shot) for Tetanus. https://www.cdc.gov/vaccines/parents/diseases/tetanus.html?CDC_AA_refVal=https%3A%2F%2Fwww.cdc.gov%2Fvaccines%2Fparents%2Fdiseases%2Fchild%2Ftetanus.html. (Diakses pada 19 Agustus 2019).
  2. Pubmed. Timing of Antenatal Tetanus Immunization for Effective Protection of the Neonate. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/6601539. (Diakses pada 19 Agustus 2019).
  3. WebMD. Is It Safe to Get Vaccinations During Pregnancy?. https://www.webmd.com/baby/pregnancy-is-it-safe-to-get-vaccinations#1. (Diakses pada 19 Agustus 2019).
  4. WebMD. Tetanus Toxoid Solution. https://www.webmd.com/drugs/2/drug-52860/tetanus-toxoid-injection/details. (Diakses pada 19 Agustus 2019).

About The Author

Gangguan Kepribadian Histrionik: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Jenis Cedera Olahraga yang Umum Terjadi