Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Ikan Buntal: Hidangan Lezat dengan Racun yang Terkenal

Myles Bannister

Ikan buntal adalah ikan yang terkenal karena racunnya, tapi bisa dimakan dengan enak jika dimasak dengan baik. Mengapa ikan ini beracun dan bagaimana cara mengolahnya? Simak penjelasannya di bawah ini!

Apa itu Ikan Buntal?

Ikan buntal, atau dikenal juga sebagai ikan fugu, adalah ikan yang termasuk dalam keluarga Tetraodontidae yang memiliki lebih dari 200 spesies.

Ikan ini memiliki kemampuan mengembang seperti balon dan renangnya yang lambat membuatnya rentan terhadap pemangsa. Untuk melindungi diri, ikan buntal bisa mengubah dirinya menjadi balon dengan menelan air.

Beberapa spesies ikan buntal memiliki duri yang membuatnya sulit dimangsa. Selain itu, ikan ini dikenal beracun bagi predator.

Meski berbahaya, ikan ini dimasak dan dikonsumsi sebagai hidangan lezat di Jepang dengan harga yang mahal dan hanya oleh koki terlatih.

Penyebab Racun pada Ikan Buntal

Ikan buntal mengandung zat beracun yang disebut tetrodotoxin. Zat ini tidak diproduksi oleh ikan tersebut, melainkan oleh bakteri di habitatnya.

Tetrodotoxin terutama ditemukan di ovarium dan testis, hati, usus, serta kulit ikan. Racun ini sangat berbahaya bagi manusia, dengan kadar racun yang 1.200 kali lebih beracun daripada sianida.

Racun tersebut memblokir saluran natrium di neuron dan dapat menyebabkan kerusakan saraf, kehilangan kontrol gerakan otot, dan bahkan gagal jantung.

Tanda dan Gejala Keracunan Ikan Buntal

Gejala keracunan ikan buntal bisa muncul antara 20 menit sampai 3 jam setelah mengonsumsinya, tergantung pada individu. Gejala keracunan ini terdiri dari 4 tahap.

  • Tahap 1: Gejala awal meliputi kebas atau mati rasa di sekitar mulut dan bibir, sakit perut, mual, dan diare.
  • Tahap 2: Gejala meluas hingga ke wajah, kelumpuhan motorik dini, hilangnya koordinasi, bicara cadel, ketidakmampuan bergerak, dan kehilangan keseimbangan tubuh.
  • Tahap 3: Gejala meliputi kelumpuhan yang parah, kesulitan bernapas, tekanan darah rendah, kehilangan kemampuan berbicara, dan pupil melebar.
  • Tahap 4: Gejala meliputi penurunan kesadaran, gagal napas, tekanan darah rendah, masalah pada jantung, detak jantung yang lambat, dan kekurangan oksigen dalam tubuh.

Kematian akibat keracunan ini dapat terjadi dalam waktu 20 menit hingga 24 jam setelah terpapar racun.

Cara Mengatasi Keracunan Ikan Buntal

Jika mengalami gejala keracunan ikan buntal, segera cari pertolongan medis. Pertolongan pertama yang bisa dilakukan adalah memberikan oksigen tambahan dan memastikan saluran napas tetap terbuka.

Jika memungkinkan, muntahkan isi lambung setelah mengonsumsi ikan tersebut. Namun, bilas lambung hanya dilakukan jika dapat dilakukan segera setelah mengonsumsinya.

Setelah itu, pemeriksaan lanjutan untuk mengatasi cedera pada saluran pencernaan, tekanan darah rendah, dan penurunan suplai oksigen bisa dilakukan.

Cara Menyiapkan Ikan Buntal

Untuk mengolah ikan buntal dengan aman, biasanya dilakukan oleh para profesional. Berikut langkah-langkah yang perlu diikuti:

  1. Buang kulit dan sisik dengan hati-hati.
  2. Cuci lendir ikan dengan garam.
  3. Hilangkan mata ikan.
  4. Keluarkan isi perut dengan hati-hati agar tidak merusak bagian yang beracun.
  5. Potong ikan menjadi fillet seperti pada sashimi.
  6. Rebus kepala ikan.

Jika tidak bisa melakukannya sendiri, pastikan untuk mengonsumsi ikan buntal di restoran dengan koki yang berpengalaman.

Referensi:

  1. Anonim. 2017. The Art of Preparing and Eating the World’s Deadliest Fish. https://www.kobejones.com.au/the-art-of-preparing-and-eating-the-worlds-most-deadly-fish/. (Diakses pada 16 Juni 2022)
  2. Anonim. Pufferfish. https://www.nationalgeographic.com/animals/fish/facts/pufferfish. (Diakses pada 16 Juni 2022)
  3. Anonim. 2020. Wilderness: Pufferfish Poisoning. https://www.webmd.com/first-aid/pufferfish-poisoning. (Diakses pada 16 Juni 2022)
  4. Anonim. 2011. Tetrodotoxin: Biotoxin. https://www.cdc.gov/niosh/ershdb/emergencyresponsecard_29750019.html. (Diakses pada 16 Juni 2022)
  5. Anonim. Fish Poisoning. https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/fish-poisoning. (Diakses pada 16 Juni 2022)
  6. Kalam, Tamanna. 2022. What Are Pufferfish And Are They Toxic? https://www.scienceabc.com/nature/animals/what-are-pufferfish-and-are-they-toxic.html. (Diakses pada 16 Juni 2022)
  7. Plantz, Scott H. 2021. Pufferfish Poisoning. https://www.emedicinehealth.com/wilderness_pufferfish_poisoning/article_em.htm. (Diakses pada 16 Juni 2022)

About The Author

Intoleransi Laktosa: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

Gusi Bengkak Pada Anak: Penyebab dan Cara Mengobati