Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Hypnic Jerk: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Myles Bannister

Apa Itu Hypnic Jerk?

Kontraksi tubuh yang tak terduga saat tidur, namun tak selalu membuat Anda terbangun. Beberapa orang melanjutkan tidur setelah mengalami hypnic jerk.

Salah satu hipotesis menyatakan bahwa hypnic jerk adalah bagian alami dari transisi tubuh dari kewaspadaan ke fase tidur, dan terjadi ketika saraf ‘salah sasaran’ selama proses tersebut. Hypnic jerk mungkin merupakan tanda peralihan terakhir otak dari kondisi sadar menjadi tidak sadar.

Gagasan populer lainnya mengatakan bahwa hypnic jerk adalah refleks primata kuno terhadap relaksasi otot selama tidur – otak yang salah mengartikan relaksasi sebagai tanda bahwa primata yang sedang tidur jatuh dari pohon dan menyebabkan otot bereaksi cepat.

Penyebab Hypnic Jerk

Tidak ada penyebab yang jelas untuk hypnic jerk, namun beberapa faktor yang diduga dapat memicunya antara lain:

1. Olahraga di malam hari

Olahraga di malam hari dapat menyebabkan hypnic jerk dan mengganggu tidur.

2. Pengaruh stimulan

Stimulan seperti kafein, nikotin, atau obat-obatan tertentu dapat meningkatkan terjadinya hypnic jerk.

3. Stres

Gaya hidup tinggi dan stres dapat membuat seseorang sulit bersantai, sehingga lebih mudah terkejut ketika terjadi kontraksi otot yang tidak disengaja.

4. Pola tidur yang buruk

Pola tidur yang buruk dapat menyebabkan hypnic jerk.

Selain itu, beberapa kondisi medis juga dapat menyebabkan hypnic jerk, seperti gagal hati atau ginjal, gangguan autoimun, masalah metabolisme, cedera kepala dan tulang belakang, gangguan sistem saraf, penyimpanan lemak, dan keracunan.

Gejala Hypnic Jerk

Hypnic jerk adalah gangguan yang umum terjadi dan tidak serius. Gejalanya antara lain:

  • Sentakan otot pada beberapa bagian tubuh.
  • Merasakan sensasi jatuh.
  • Mimpi atau halusinasi yang menyebabkan kaget, melompat, atau jatuh.
  • Bernapas dengan cepat.
  • Berkeringat.

Tidak semua gejala hypnic jerk menunjukkan sentakan dengan keras, ada juga yang sentakannya kecil dan tidak membuat terbangun. Hal ini biasanya disadari oleh orang yang tidur dekat.

Pada kasus lain, sentakan otot mungkin cukup signifikan untuk membuat orang terbangun. Kekuatan kontraksinya atau perasaan gelisah karena bergerak begitu cepat dapat membangunkan orang. Dalam beberapa kasus, sentakan besar ini dapat membuat seseorang merasa seolah-olah orang lain mendorongnya turun dari tempat tidur.

Terkadang, hypnic jerk terjadi ketika seseorang bermimpi bahwa ia jatuh dari tempat tidur, pohon, atau berlari melalui ruang kosong. Kondisi ini cukup menakutkan dan dapat membuat seseorang terbangun.

Penanganan Hypnic Jerk

Hypnic jerk tidak memerlukan perawatan khusus. Pengobatan biasanya berfokus pada pencegahan. Berikut beberapa langkah yang dapat membantu menghindari gangguan tidur tersebut:

1. Hindari kafein

Kurangi konsumsi kafein, nikotin, dan alkohol terutama di sore dan malam hari.

2. Olahraga di pagi hari

Lakukan olahraga di pagi hari atau intensitas rendah di malam hari seperti yoga atau pilates.

3. Mengurangi aktivitas sebelum tidur

Jauhkan alat elektronik dari tempat tidur dan matikan lampu 30 menit sebelum tidur. Siapkan otak untuk tidur dengan mengurangi penggunaan energi dan bersantai.

Kegiatan yang membuat sistem motorik aktif di malam hari dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya hypnic jerk.

4. Berlatih pernapasan

Tarik napas selama 10 hitungan, tahan selama 5 hitungan, dan buang napas perlahan selama 10 hitungan.

Jika langkah-langkah di atas tidak membantu, berkonsultasilah dengan dokter. Dokter dapat memberikan obat-obatan seperti primidone, fenobarbital, asam valproat, clonazepam, fenitoin, atau levetiracetam untuk mengurangi gejala hypnic jerk.

Jika hypnic jerk disebabkan oleh masalah saraf tulang belakang atau otak, seperti stroke atau tumor, mungkin diperlukan prosedur operasi. Terapi suntik botox juga dapat digunakan untuk meredakan kontraksi otot pada gejala hypnic jerk yang hanya memengaruhi satu area tubuh atau jika obat-obatan tidak efektif.

About The Author

Batas Aman Operasi Caesar yang Dianjurkan

CT Scan: Penggunaan, Prosedur, Persiapan, Risiko