Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Hydrops Fetalis: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Myles Bannister

Hydrops fetalis adalah gangguan janin akibat penumpukan cairan di dalam tubuh janin. Kenali gangguan kesehatan ini dalam penjelasan berikut.

Apa Itu Hydrops Fetalis?

Hydrops fetalis adalah kelainan pada janin yang ditandai dengan penumpukan cairan di dalam rongga tubuh.

Penumpukan ini bisa terjadi di rongga perut, rongga sekitar paru (efusi pleura), rongga sekitar jantung (efusi perikardium), dan jaringan di bawah kulit (edema kulit).

Pemeriksaan ultrasonografi (USG) dapat mendeteksi kondisi ini. Hydrops fetalis juga berkaitan dengan produksi air ketuban yang berlebihan (polyhydramnios) dan penebalan plasenta.

Meski jarang terjadi, kondisi ini perlu diwaspadai. Bayi yang lahir dengan hydrops fetalis memiliki harapan hidup yang rendah.

Dengan penanganan, lebih dari setengah bayi dengan kondisi ini meninggal sebelum atau setelah dilahirkan.

Gejala Hydrops Fetalis

Gejala hydrops fetalis pada ibu hamil antara lain:

  • Kelebihan cairan ketuban (polyhydramnios).
  • Pada pemeriksaan USG, janin tampak mengalami pembesaran hati, limpa, jantung, dan cairan di sekitar jantung atau paru-paru.

Bayi yang lahir dengan hydrops fetalis dapat mengalami gejala berikut:

  • Memar.
  • Kulit pucat.
  • Kesulitan bernapas.
  • Pembengkakan parah (edema), terutama di perut.
  • Penyakit kuning (jaundice).
  • Pembesaran hati dan limpa.

Penyebab Hydrops Fetalis

Penyebab hydrops fetalis bergantung pada jenisnya. Berikut penjelasannya:

1. Hydrops Fetalis yang Berhubungan dengan Imun

Hydrops fetalis yang berkaitan dengan imun biasanya disebabkan oleh ketidakcocokan rhesus antara ibu dan janin.

Ketidakcocokan rhesus ini menyebabkan sistem kekebalan tubuh ibu menyerang sel darah merah bayi. Bayi berisiko mengalami anemia hemolitik setelah dilahirkan.

2. Hydrops Fetalis yang Tidak Berhubungan dengan Imun

Hydrops fetalis yang tidak berhubungan dengan imun adalah jenis yang paling umum.

Penyebabnya bisa berupa kondisi atau penyakit lain yang mengganggu kemampuan bayi mengatur cairan di dalam tubuhnya.

Beberapa kondisi atau penyakit yang memicu hydrops fetalis antara lain:

  • Anemia yang parah, termasuk thalasemia.
  • Cacat jantung atau paru-paru pada bayi.
  • Perdarahan janin.
  • Infeksi bakteri dan virus, seperti toksoplasmosis, sifilis, herpes, penyakit Chagas, dan parvovirus B19, cytomegalovirus (CMV).
  • Tumor.
  • Masalah genetik dan metabolisme, misalnya sindrom Turner.
  • Vascular malformations.
  • Penyakit hati.

Pada beberapa kasus, hydrops fetalis yang tidak berhubungan dengan imun tidak diketahui penyebabnya.

Diagnosis Hydrops Fetalis

Dokter akan mengajukan pertanyaan mengenai gejala yang dirasakan, sejak kapan gejala dialami, dan riwayat kesehatan pasien sebelum menentukan diagnosis.

Setelah itu, dokter dapat melakukan beberapa pemeriksaan lanjutan, seperti:

  • Ultrasonografi (USG): Pemeriksaan ini untuk mendeteksi kemungkinan hydrops fetalis. Dokter dapat mengetahuinya melalui gerakan janin yang berkurang.
  • Ekokardiografi: Pemeriksaan ini untuk mengetahui ketidakcocokan rhesus antara ibu dan janin atau kelainan kromosom.
  • Amniocentesis: Pemeriksaan ini dengan mengambil sampel cairan ketuban untuk mendeteksi kemungkinan kelainan struktur jantung janin.

Pengobatan Hydrops Fetalis

Penanganan hydrops fetalis bergantung pada penyebabnya. Namun, penanganan biasanya dilakukan setelah bayi lahir.

Jika usia janin belum cukup untuk dilahirkan, dokter dapat memberikan transfusi darah kepada janin di dalam kandungan (intrauterine fetal blood transfusion) untuk meningkatkan kemungkinan bayi bertahan hidup hingga dilahirkan.

Jika memungkinkan, dokter dapat menginduksi persalinan atau melakukan operasi caesar.

Setelah bayi dengan hydrops fetalis dilahirkan, dokter dapat melakukan beberapa tindakan penanganan, seperti:

  • Mengeluarkan kelebihan cairan di perut, rongga dada, dan sekitar paru-paru bayi dengan jarum suntik.
  • Memberikan oksigen dengan alat bantu napas.
  • Memberikan obat untuk mengurangi risiko gagal jantung.
  • Memberikan obat diuretik untuk merangsang ginjal mengeluarkan cairan yang menumpuk di tubuh bayi lewat urin.

Dokter akan memberikan pengobatan sesuai dengan jenis hydrops fetalis yang dialami. Contohnya, transfusi langsung sel darah dapat dilakukan pada bayi dengan hydrops fetalis terkait imun.

Dokter juga dapat meresepkan obat lain sesuai dengan kondisi penyebab hydrops fetalis, misalnya antibiotik untuk mengobati infeksi sifilis.

Komplikasi Hydrops Fetalis

Sekitar 20 persen bayi yang terdiagnosis hydrops fetalis sebelum lahir dapat bertahan hingga persalinan. Hanya setengahnya yang kemungkinan bertahan hidup setelah lahir.

Risiko kematian akan meningkat pada bayi yang didiagnosis secara dini (sebelum kehamilan 24 minggu) atau pada bayi dengan kelainan tertentu, seperti kelainan jantung bawaan.

Bayi yang lahir dengan kondisi ini dapat mengalami paru-paru yang belum berkembang dengan baik, yang meningkatkan risiko kejadian seperti kejang, kerusakan otak, gagal jantung, dan hipoglikemia.

Pencegahan Hydrops Fetalis

Hydrops fetalis sulit untuk dicegah. Namun, Anda disarankan untuk rutin memeriksakan kandungan guna mendeteksi kelainan pada janin.

Ketidakcocokan rhesus dapat dicegah dengan memberikan RhoGAM kepada ibu selama dan setelah kehamilan.

Demikian penjelasan mengenai hydrops fetalis, mulai dari gejala hingga penanganan. Mengingat kondisi ini serius, lakukan pemeriksaan kandungan secara rutin untuk mendeteksi kelainan sejak dini.

Referensi

  1. Anonim. Hydrops Fetalis. https://medlineplus.gov/ency/article/007308.htm. (Diakses pada 22 Juni 2023).
  2. Cafasso, Jacquelyn. 2018. Hydrops Fetalis: Causes, Outlook, Treatment, and More. https://www.healthline.com/health/hydrops-fetalis. (Diakses pada 22 Juni 2023).

About The Author

Olahraga untuk Orang Tua yang Baru Pensiun

Jerawat di Bibir: Penyebab, Cara Menghilangkan, dan Pencegahan