Gorengan adalah makanan favorit di Indonesia. Namun, banyak yang tidak menyadari bahwa jenis makanan ini dapat menyebabkan masalah kesehatan, terutama jantung. Apakah mengonsumsi gorengan secara rutin benar-benar dapat memicu penyakit jantung? Mari kita simak penjelasan lengkapnya.
Apa yang Terjadi Ketika Makanan Digoreng?
Saat makanan digoreng, ada beberapa perubahan yang terjadi dalam proses pengolahannya. Makanan akan kehilangan air, menyerap minyak, dan mengalami perubahan tekstur menjadi renyah, kering, dan berwarna cokelat keemasan.
Tak hanya rasa dan tekstur yang berubah, nutrisi makanan juga mengalami perubahan. Makanan yang digoreng menjadi lebih tinggi kalori dan kolesterol.
Sebagai perbandingan, 100 gram kentang panggang mengandung 93 kalori dan 130 mg lemak, sedangkan 100 gram kentang goreng mengandung 312 kalori dan 1500 mg lemak.
Gorengan umumnya dimasak dengan suhu tinggi, yang menyebabkan kandungan lemak trans semakin meningkat.
Lemak trans dikaitkan dengan berbagai penyakit serius seperti penyakit jantung, kanker, diabetes, dan obesitas.
Bahaya Gorengan untuk Kesehatan Jantung
Makanan yang digoreng memiliki kandungan lemak jenuh dan lemak trans yang tinggi. Jika dikonsumsi secara berlebihan dan sering, tekanan darah dan kolesterol dalam tubuh dapat meningkat, serta menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah.
Berikut adalah beberapa bahaya yang mengintai jika mengonsumsi gorengan tanpa batasan:
1. Meningkatkan Risiko Aterosklerosis
Aterosklerosis adalah kondisi di mana pembuluh darah mengeras dan menyempit karena plak kolesterol yang menumpuk dalam waktu lama. Konsumsi makanan yang digoreng dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah, yang dapat merusak dinding arteri.
Jika lapisan dinding arteri sudah rusak, kolesterol jahat atau low density lipoprotein (LDL) dapat masuk ke dinding arteri dan membentuk plak. Jangka panjang, kondisi ini dapat menyebabkan gangguan pada jantung.
2. Memicu Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantung koroner terjadi ketika suplai darah ke jantung terganggu oleh penumpukan lemak dalam arteri koroner. Mengonsumsi gorengan meningkatkan kadar lemak trans dalam darah, yang berkontribusi pada peningkatan kadar LDL.
Kondisi ini meningkatkan risiko lemak menumpuk pada pembuluh darah dan membatasi aliran darah di arteri. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa mereka yang mengonsumsi gorengan dalam jumlah besar memiliki risiko 22% lebih tinggi terkena penyakit jantung koroner dibanding mereka yang mengonsumsi dalam jumlah lebih sedikit.
3. Meningkatkan Risiko Serangan Jantung
Serangan jantung terjadi ketika pembuluh darah di jantung tersumbat, menghentikan aliran darah secara tiba-tiba. Penyebab utama serangan jantung adalah aterosklerosis. Mengonsumsi makanan yang digoreng dapat meningkatkan risiko penumpukan plak dalam pembuluh darah.
Menurut sebuah penelitian, mengonsumsi makanan yang digoreng dapat meningkatkan risiko serangan jantung sebanyak 28%.
4. Menyebabkan Gagal Jantung
Gagal jantung terjadi ketika otot jantung tidak bisa memompa darah dengan baik. Ketika suplai darah ke otot jantung terhenti, darah dan cairan akan menumpuk, menyebabkan sesak napas.
Aterosklerosis dan serangan jantung merupakan faktor risiko utama gagal jantung. Ketika pasokan darah ke otot jantung berhenti tiba-tiba, otot jantung mengalami kerusakan, yang mengakibatkan otot tidak dapat memompa darah dengan normal.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa wanita yang mengonsumsi satu porsi atau lebih ikan goreng per minggu memiliki risiko 48% lebih tinggi terkena gagal jantung dibandingkan dengan mereka yang hanya mengonsumsi satu sampai tiga porsi dalam sebulan.
Maka dari itu, penting untuk menjaga kadar LDL tetap rendah dengan membatasi konsumsi makanan yang digoreng. Jika Anda menyukai makanan yang digoreng, Anda bisa mengganti minyak kelapa sawit dengan minyak yang lebih sehat, seperti minyak kelapa.
Anda juga bisa menghindari menggoreng makanan berulang kali. Namun, yang paling baik adalah mengurangi konsumsi makanan yang digoreng dan menggantinya dengan memasak makanan dengan cara direbus, dikukus, atau dipanggang.
Referensi:
– List of references