Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Hipotermia: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan, dan Pencegahan

Myles Bannister

Hipotermia adalah kondisi medis yang mungkin sudah sering Anda dengar atau bahkan sudah pernah mengalaminya. Ketahui penyebab, gejala, pengobatan, dan pencegahan kondisi ini.

Apa itu Hipotermia?

Hipotermia adalah kondisi di mana mekanisme tubuh untuk pengaturan suhu kesulitan mengatasi tekanan suhu dingin. Hipotermia terjadi ketika suhu tubuh turun drastis di bawah 35℃. Salah satu penyebabnya adalah terlalu lama di lingkungan bersuhu dingin.

Tubuh manusia mampu mengatur suhu pada zona termonetral, yaitu antara 36,5 – 37,5℃. Di luar suhu tersebut, respons tubuh untuk mengatur suhu akan aktif menyeimbangkan produksi panas dan kehilangan panas dalam tubuh. Namun, ketika tubuh gagal mengatasi suhu dingin yang terlalu berlebihan, seseorang dapat mengalami kondisi ini.

Tahapan Hipotermia

Hipotermia berkembang dalam tiga tahapan, dari yang ringan hingga parah. Tanda dan gejala tahapan ini adalah:

1. Hipotermia Ringan

Tahap ini suhu tubuh berada di 90℉ hingga 95℉ (32,2℃ hingga 35℃). Gejalanya termasuk tekanan darah tinggi (hipertensi), menggigil, pernapasan dan detak jantung cepat, pembuluh darah menyempit, lesu dan kelelahan, gangguan respons, dan kurangnya koordinasi tubuh.

2. Hipotermia Sedang

Suhu tahapan kedua adalah 82,4℉ hingga 90℉ (28℃ hingga 32,2℃). Gejalanya ditandai dengan detak jantung tidak teratur, detak jantung dan pernapasan lebih lambat, penurunan kesadaran, pupil mata melebar, tekanan darah rendah (hipotensi), dan penurunan refleks.

3. Hipotermia Parah

Tahap hipotermia selanjutnya dengan suhu kurang dari 82,4℉ (28℃). Gejalanya termasuk sesak napas, pupil yang tidak reaktif, gagal jantung, edema paru, dan henti jantung.

Penyebab Hipotermia

Hipotermia biasanya disebabkan oleh lingkungan yang dingin, seperti musim dingin dan hujan, atau penggunaan AC yang terlalu dingin. Suhu tidak harus sangat dingin untuk menimbulkan hipotermia. Suhu udara 40℉ (4,4℃) dan seseorang yang basah juga dapat mengalami kondisi ini.

Selain itu, beberapa kondisi yang menjadi penyebab hipotermia adalah:

1. Hipotermia dalam Air

Suhu panas seseorang akan lebih cepat menurun di dalam air daripada di darat. Suhu air yang sejuk seperti suhu udara luar dapat menjadi penyebab hipotermia.

Orang di dalam air dengan suhu 41℉ (5℃) dapat kehilangan kekuatan otot dan koordinasi hanya dalam waktu 10 menit. Bahkan pada suhu 79℉ (26℃), seseorang yang terlalu lama di dalam air berisiko mengalami hipotermia.

2. Hipotermia dalam Ruangan

Berada di ruangan dengan pendingin ruangan yang berlebihan atau mandi air dingin juga dapat menyebabkan kondisi ini.

Hipotermia dalam ruangan biasanya terjadi pada orang yang lebih tua dan biasanya dalam tahap akhir atau parah.

3. Orang yang Rentan terhadap Hipotermia

Penelitian di rumah sakit Kota New York pada 2018 menunjukkan bahwa 75% dari orang yang mendapatkan perawatan medis terkait kedinginan di luar ruangan. Beberapa faktor risiko yang meningkatkan risiko hipotermia adalah kualitas tidur yang buruk, ketiadaan penghangat di rumah, penyalahgunaan zat, serta kondisi kesehatan mental atau fisik. Meskipun iklim mulai memanas, paparan dingin tetap menjadi perhatian yang patut diwaspadai.

4. Penyebab Medis

Hipotermia dapat disebabkan oleh gangguan metabolisme yang menghasilkan tingkat metabolisme basal lebih rendah. Gangguan ini dapat mengakibatkan tubuh menghasilkan panas secara internal yang lebih sedikit. Penyebab medis lainnya termasuk paparan racun dan disfungsi kelenjar tiroid, adrenal, atau hipofisis.

Faktor Risiko Hipotermia

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena hipotermia adalah:

1. Usia

Bayi dan orang dewasa yang lebih tua memiliki risiko tertinggi terkena hipotermia karena kemampuan tubuh mereka untuk mengatur suhu tubuh menurun. Sebagai pencegahan, mereka harus berpakaian sesuai dengan cuaca dingin dan mengatur pendingin ruangan.

2. Penyakit Mental dan Demensia

Orang dengan gangguan mental (seperti skizofrenia dan gangguan bipolar) dan demensia memiliki risiko lebih tinggi terkena hipotermia. Mereka mungkin tidak berpakaian sesuai dengan cuaca dingin dan mungkin tidak menyadari bahwa mereka mengalami kedinginan atau berada di luar ruangan terlalu lama dengan suhu dingin.

3. Alkohol dan Penyalahgunaan Narkoba

Penyalahgunaan alkohol dan narkoba dapat mengganggu penilaian terhadap flu dan menyebabkan kehilangan kesadaran di luar ruangan dengan cuaca dingin. Alkohol dapat memberi efek palsu bahwa tubuh terasa hangat, tetapi sebenarnya pembuluh darah melebar dan kulit kehilangan panas.

4. Kondisi Medis

Kondisi medis tertentu dapat mempengaruhi kemampuan tubuh untuk mempertahankan suhu atau merasa dingin. Kondisi-kondisi ini termasuk hipotiroidisme, radang sendi, dehidrasi, diabetes, dan penyakit Parkinson. Beberapa faktor lainnya yang dapat meningkatkan risiko hipotermia adalah stroke, cedera tulang belakang, sensasi terbakar,kkekurangan gizi.

5. Obat-obatan

Beberapa obat seperti antidepresan, sedatif, dan antipsikotik dapat menghambat kemampuan tubuh untuk mengatur suhu. Jika menggunakan obat-obatan ini dan sering beraktivitas di luar dalam cuaca dingin, berkonsultasilah dengan dokter.

6. Tempat Tinggal

Tempat tinggal dengan cuaca dingin juga dapat meningkatkan risiko hipotermia. Daerah dengan suhu sangat rendah seperti daerah pegunungan dapat meningkatkan risiko terkena dingin yang ekstrem.

Gejala Hipotermia

Untuk mengenali ciri-ciri hipotermia dan menentukan pertolongan yang diperlukan, berikut adalah beberapa gejalanya:

  1. Gemetar
  2. Bicara cadel atau bergumam
  3. Napas lambat dan dangkal
  4. Denyut nadi lemah
  5. Kaku atau kurangnya koordinasi
  6. Mengantuk atau kekurangan energi
  7. Kebingungan atau kehilangan memori
  8. Hilang kesadaran
  9. Kulit dingin dan kemerahan (pada bayi)

Diagnosis Hipotermia

Diagnosis hipotermia biasanya didasarkan pada gejala fisiknya yang jelas. Tes darah juga dapat dilakukan untuk membantu memastikan hipotermia dan tingkat keparahannya. Diagnosis mungkin tidak langsung terlihat, namun jika gejalanya ringan, seperti pada orang yang lebih tua di dalam ruangan memiliki gejala kebingungan, kurangnya koordinasi, dan sulit berbicara.

Cara Mengatasi Hipotermia

Hipotermia adalah keadaan darurat medis yang harus segera ditangani. Berikut adalah beberapa cara untuk mengatasi hipotermia dan meningkatkan suhu tubuh:

1. Tangani Penderita Hipotermia dengan Hati-Hati

Tangani penderita hipotermia dengan hati-hati, jangan memijatnya dalam upaya mengembalikan aliran darah. Gerakan yang kuat atau berlebihan dapat menyebabkan henti jantung. Pindahkan atau lindungi mereka dari dingin.

2. Lepaskan Pakaian Basah

Lepaskan pakaian yang basah, atau jika perlu, guntinglah untuk menghindari gerakan yang dapat menurunkan suhu tubuh. Tutup dengan selimut hangat, termasuk wajah, tetapi tidak menutup mulut. Jika selimut tidak tersedia, gunakan panas tubuh Anda untuk menghangatkannya.

Jika penderita sadar, berikan minuman hangat atau sup hangat untuk meningkatkan suhu tubuh.

3. Kompres Hangat

Berikan kompres yang hangat (bukan panas), seperti botol air hangat atau handuk hangat. Tempelkan kompres ke dada, leher, atau pangkal paha. Jangan tempelkan kompres ke lengan atau kaki, dan jangan menggunakan bantal pemanas atau lampu panas.

Menggunakan kompres di area-area ini akan membantu aliran darah dingin kembali ke jantung, paru-paru, dan otak, yang dapat mengakibatkan kondisi fatal. Harap berhati-hati karena suhu yang terlalu panas dapat membakar kulit atau menyebabkan henti jantung.

4. Perhatikan Pernapasan Penderita Hipotermia

Pantau pernapasan penderita hipotermia. Jika pernapasan terlihat lambat atau jika mereka kehilangan kesadaran, lakukan resusitasi jantung paru (CPR) jika Anda terlatih melakukannya.

5. Perawatan Medis

Jika hipotermia parah, penanganan medis dapat dilakukan dengan menggunakan cairan hangat, biasanya cairan saline yang disuntikkan ke dalam vena. Dokter juga dapat melakukan prosedur pengambilan darah, menghangatkannya, dan memasukkannya kembali ke dalam tubuh. Menghangatkan saluran napas juga dapat dilakukan melalui masker dan pipa hidung. Menghangatkan perut juga bisa dilakukan melalui cangkang hidung atau pompa perut dengan memompa larutan garam hangat ke dalam perut.

Pencegahan Hipotermia

Berikut adalah beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah hipotermia:

1. Pakaian Hangat

Ketika melakukan kegiatan di luar ruangan, khususnya pendakian gunung, pada musim hujan atau di daerah dengan curah hujan tinggi, pastikan untuk membawa ponco atau jas hujan. Selain itu, kenakan juga pakaian hangat seperti jaket tahan air dan angin. Bawalah juga pakaian ganti tambahan.

2. Makanan yang Cukup

Untuk mencegah hipotermia, bawalah makanan yang menjadi sumber energi, seperti gula jawa, cokelat, dan makanan manis lainnya. Selalu perhatikan asupan makanan yang cukup untuk menjaga suhu tubuh.

3. Gerakan Ringan

Lakukan gerakan ringan untuk menghangatkan tubuh, tetapi jangan sampai berkeringat berlebihan. Bila angin bertiup kencang, kenakan perlengkapan pakaian hangat seperti jaket, kupluk, dan sarung tangan untuk menangkal cuaca dingin.

4. Minuman dan Makanan Hangat

Sediakan minuman dan makanan hangat, namun hindari minuman yang mengandung alkohol atau kafein.

Untuk anak-anak, pastikan untuk menjaga suhu tubuh mereka dengan tidak tidur di ruangan yang terlalu dingin. Gunakan pakaian atau jaket tambahan agar lapisan perlindungan lebih tebal dan hangat. Jangan biarkan anak-anak bermain di luar saat hujan atau cuaca dingin. Segera bawa

About The Author

Menu Sarapan untuk Ibu Hamil yang Baik, Enak, dan Sehat

4 Hal yang Bisa Buat Berat Badan Naik Dalam Semalam