Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Hipertiroidisme: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Myles Bannister

Hipertiroidisme adalah kondisi ketika kelenjar tiroid memproduksi terlalu banyak hormon. Ini dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang ringan hingga berbahaya. Dalam artikel ini, kami akan membahas gejala, penyebab, cara mengobati, dan informasi terkait lainnya.

Apa itu Hipertiroidisme?

Hipertiroidisme adalah kondisi ketika kelenjar tiroid aktif memproduksi hormon tiroid terlalu banyak. Kelenjar tiroid, atau kelenjar gondok, adalah kelenjar berbentuk kupu-kupu di depan batang tenggorokan (trakea).

Kelenjar ini menghasilkan dua jenis hormon tiroid, yaitu triiodothyronine (T3) dan thyroxine (T4). Hormon-hormon ini berfungsi mengendalikan metabolisme dalam tubuh dan memengaruhi hampir setiap organ serta banyak fungsi tubuh lainnya, seperti pernapasan, detak jantung, berat badan, suhu tubuh, pencernaan, dan suasana hati.

Tiroid yang terlalu aktif dapat terjadi pada siapa saja, tetapi lebih sering terjadi pada wanita daripada pria, terutama antara usia 20 hingga 40 tahun.

Tanda dan Gejala Hipertiroidisme

Gejala hipertiroidisme sering kali menyerupai penyakit dan kondisi lain, sehingga sulit untuk didiagnosis. Gejala sering kali sangat halus dan tidak terlihat pada orangtua. Beberapa gejala hipertiroidisme antara lain:

  • Pembengkakan kelenjar tiroid (gondok).
  • Penurunan berat badan.
  • Detak jantung cepat (takikardia).
  • Jantung berdebar-debar (palpitasi).
  • Detak jantung tidak teratur (aritmia).
  • Nafsu makan meningkat.
  • Gugup, cemas, dan mudah tersinggung.
  • Tremor halus, biasanya di tangan dan jari.
  • Berkeringat.
  • Penglihatan ganda.
  • Mata yang menonjol keluar.
  • Perubahan siklus menstruasi.
  • Peningkatan kepekaan terhadap panas.
  • Pertumbuhan kuku yang cepat.
  • Perubahan pola buang air besar (BAB), terutama lebih sering.
  • Perubahan rambut, termasuk rambut rapuh, menipis, dan rontok.
  • Kelelahan dan kelemahan otot.
  • Rambut halus dan rapuh.
  • Kulit menipis.
  • Susah tidur.

Kapan Harus ke Dokter?

Jika mengalami beberapa gejala hipertiroidisme berikut ini, segera konsultasikan dengan dokter:

  • Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.
  • Detak jantung yang cepat.
  • Keringat yang tidak biasa.
  • Pembengkakan di depan tenggorokan.
  • Tanda dan gejala lainnya yang terkait dengan hipertiroidisme.

Penting untuk memberitahu dokter secara lengkap tentang perubahan yang terjadi karena banyak tanda dan gejala hipertiroidisme mungkin juga terkait dengan kondisi lain. Jika pernah dirawat atau sedang dirawat karena penyakit ini, kunjungi dokter secara teratur sesuai saran untuk pemantauan kondisi.

Penyebab Hipertiroidisme

Hipertiroidisme dapat disebabkan oleh faktor-faktor berikut:

1. Penyakit Graves

Penyakit Graves adalah penyebab paling umum dari hipertiroidisme. Kondisi ini terjadi karena gangguan autoimun yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang tiroid dan menyebabkan produksi hormon tiroid yang berlebihan. Gejala khas penyakit Graves adalah mata menonjol (exophthalmos) dan tremor halus.

2. Nodul Tiroid

Nodul tiroid adalah benjolan atau pertumbuhan sel pada kelenjar tiroid. Nodul dapat menghasilkan hormon lebih banyak daripada yang dibutuhkan tubuh. Hal ini dapat terjadi pada nodul beracun tunggal atau gondok multinodular toksik.

3. Tiroiditis

Tiroiditis adalah peradangan pada kelenjar tiroid yang disebabkan oleh infeksi atau gangguan sistem kekebalan tubuh. Peradangan ini dapat menyebabkan produksi hormon tiroid yang berlebihan.

4. Konsumsi Iodin Berlebih

Konsumsi yodium yang berlebihan melalui makanan atau obat-obatan dapat menyebabkan produksi hormon tiroid yang berlebihan.

5. Kanker Tiroid Folikuler

Kanker tiroid sangat jarang terjadi, tetapi dalam beberapa kasus, kanker ini dapat menyebabkan hipertiroidisme karena sel-sel ganas dalam kanker tiroid dapat memproduksi hormon tiroid secara berlebihan.

6. Obat Tiroid

Beberapa kasus hipertiroidisme terkait dengan penggunaan berlebihan obat-obatan hormon tiroid. Jika menggunakan obat hormon tiroid dalam dosis yang salah atau berlebihan, ini dapat menyebabkan masalah pada kelenjar tiroid dan menyebabkan hipertiroidisme.

Faktor Risiko Hipertiroidisme

Ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang mengalami hipertiroidisme, di antaranya:

  • Perempuan memiliki risiko lebih tinggi daripada pria.
  • Usia di atas 60 tahun.
  • Mempunyai riwayat penyakit tiroid dalam keluarga.
  • Riwayat penyakit kronis tertentu seperti diabetes tipe 1, anemia pernisiosa, dan insufisiensi adrenal primer.
  • Pernah hamil atau memiliki bayi dalam 6 bulan terakhir.
  • Pernah menjalani operasi tiroid atau memiliki masalah tiroid seperti gondok.
  • Menderita anemia pernisiosa.

Diagnosis Hipertiroidisme

Diagnosis hipertiroidisme bergantung pada riwayat kesehatan pasien dan hasil tes. Beberapa tes yang mungkin dilakukan untuk mendiagnosis hipertiroidisme antara lain:

  • Pemeriksaan fisik: Dokter akan meraba leher dengan lembut untuk memeriksa ukuran kelenjar tiroid dan melakukan pemeriksaan mata, jantung, dan kulit.
  • Tes darah: Dilakukan untuk mengukur kadar hormon tiroid, terutama tetraiodothyronine (T4) dan triiodothyronine (T3), serta thyroid stimulating hormone (TSH).
  • Pemindaian tiroid: Dilakukan dengan menyuntikkan yodium radioaktif ke dalam aliran darah untuk mengambil gambar kelenjar tiroid dan mencari adanya nodul atau masalah lainnya.
  • Ultrasonografi (USG): Dilakukan dengan menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi untuk mengambil gambar tiroid dan mendeteksi nodul.
  • Tes serapan yodium radioaktif: Pasien akan menelan yodium radioaktif dan dilakukan pengukuran seberapa banyak yodium yang terkumpul pada tiroid menggunakan probe gamma. Tes ini membantu menentukan apakah pasien menderita penyakit Graves atau nodul tiroid.

Cara Mengobati Hipertiroidisme

Terdapat beberapa cara untuk mengobati hipertiroidisme. Pilihan terapi akan bergantung pada usia, kondisi kesehatan secara keseluruhan, tingkat keparahan gejala, dan penyebab hipertiroidisme. Berikut adalah beberapa cara mengobati hipertiroidisme secara medis:

  • Obat antitiroid: Obat seperti propylthiouracil (PTU) dan methimazole dapat membantu menghentikan produksi hormon tiroid yang berlebihan pada kelenjar tiroid. Namun, obat ini memiliki efek samping yang perlu diperhatikan.
  • Terapi yodium radioaktif: Terapi ini dilakukan dengan memberikan yodium radioaktif yang akan menyerap oleh sel tiroid yang terlalu aktif dan menurunkan produksi hormon tiroid berlebih. Terapi ini tidak dilakukan selama kehamilan.
  • Beta-blocker: Obat ini biasanya digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi, tetapi juga dapat membantu meredakan gejala hipertiroidisme seperti tremor, detak jantung cepat, dan palpitasi.
  • Operasi: Jika hipertiroidisme tidak merespons pengobatan atau mengalami komplikasi serius, operasi untuk mengangkat sebagian atau seluruh kelenjar tiroid dapat menjadi pilihan. Setelah operasi, pasien akan membutuhkan suplemen hormon tiroid untuk mencegah hipotiroidisme.

Komplikasi Hipertiroidisme

Jika tidak diobati, hipertiroidisme dapat menyebabkan beberapa komplikasi berikut:

  • Masalah jantung, seperti irama jantung tidak teratur dan gagal jantung kongestif.
  • Osteoporosis.
  • Gangguan penglihatan.
  • Kulit merah dan bengkak.
  • Keguguran.
  • Krisis tirotoksik, yaitu kondisi mendadak memburuknya gejala hipertiroidisme yang berpotensi mengancam nyawa.

Pencegahan Hipertiroidisme

Tidak semua kasus hipertiroidisme dapat dicegah, tetapi tindakan pencegahan berikut dapat membantu mengurangi risiko atau mencegah keparahan gejala:

Jika ada anggota keluarga yang menderita penyakit Graves, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk menjalani tes dan mendapatkan pengobatan dini.

Referensi:

  1. Anonim. 2020. Hyperthyroidism. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/14129-hyperthyroidism. (Diakses pada 13 Oktober 2020)
  2. Anonim. Tanpa Tahun. Hyperthyroidism. https://medlineplus.gov/hyperthyroidism.html. (Diakses pada 13 Oktober 2020)
  3. Anonim. 2019. Overactive thyroid (hyperthyroidism). https://www.nhs.uk/conditions/overactive-thyroid-hyperthyroidism. (Diakses pada 13 Oktober 2020)
  4. Anonim. 2019. Hyperthyroidism (Overactive Thyroid). https://www.webmd.com/a-to-z-guides/overactive-thyroid-hyperthyroidism#1. (Diakses pada 13 Oktober 2020)
  5. Felman, Adam. 2017. What’s to know about hyperthyroidism. https://www.medicalnewstoday.com/articles/9153#symptoms. (Diakses pada 13 Oktober 2020)
  6. Lights, Verneda. 2019. Hyperthyroidism. https://www.healthline.com/health/hyperthyroidism#lifestyle-remedies. (Diakses pada 13 Oktober 2020)
  7. Mayo Clinic Staff. 2020. Hyperthyroidism (overactive thyroid). https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hyperthyroidism/symptoms-causes/syc-20373659. (Diakses pada 13 Oktober 2020)

About The Author

Transplantasi Rahim: Definisi, Tujuan, Prosedur, dan Efek Samping

Manfaat Berpikir Positif bagi Kesehatan