Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Hiperglikemia: Gejala, Penyebab, Cara Mengatasi, Pencegahan, dll

Myles Bannister

Hiperglikemia adalah kondisi tubuh dengan kadar gula darah tinggi yang bisa menyebabkan komplikasi, terutama pada penderita diabetes. Pelajari lebih lanjut tentang gejala, penyebab, pengobatan, pencegahan, dan lainnya di bawah ini!

Apa Itu Hiperglikemia?

Hiperglikemia adalah kondisi tubuh dengan kelebihan gula atau glukosa dalam darah. Kondisi ini terjadi ketika tubuh tidak memproduksi atau menggunakan insulin dengan baik. Insulin adalah hormon yang membantu tubuh menyerap glukosa ke dalam sel dan menggunakannya sebagai energi.

Kelebihan gula darah adalah gejala penyakit diabetes. Jika tidak diobati, dapat menyebabkan komplikasi serius seperti ketoasidosis diabetik. Komplikasi ini sangat berbahaya jika tidak diobati!

Ciri dan Gejala Hiperglikemia

Hiperglikemia tidak menimbulkan gejala sampai kadar glukosa dalam darah mencapai 180-200 mg/dL. Gejala biasanya berkembang secara perlahan dalam beberapa hari atau minggu.

Semakin lama kadar gula darah tetap tinggi, semakin serius gejala hiperglikemia. Namun, penderita diabetes tipe 2 mungkin tidak merasakan gejala meskipun kadar gula darahnya tinggi. Mempelajari gejala awal kadar gula darah tinggi penting untuk pengobatan segera.

Berikut adalah beberapa gejala awal hiperglikemia:

  • Sering buang air kecil
  • Merasa haus terus-menerus
  • Mengalami penglihatan kabur
  • Mengalami sakit kepala
  • Merasa sangat lelah

Jika tidak diobati, hiperglikemia dapat menyebabkan keton (asam toksik) menumpuk di dalam darah dan urine (ketoasidosis). Gejala ketoasidosis meliputi:

  • Napas berbau seperti buah
  • Mual dan muntah
  • Sesak napas
  • Mulut kering
  • Tubuh terasa lemah
  • Mengalami kebingungan
  • Mengalami sakit perut
  • Masuk ke dalam keadaan koma

Kapan Harus ke Dokter?

Segera periksakan ke dokter jika mengalami beberapa gejala berikut:

  • Demam yang berlangsung lebih dari 24 jam.
  • Mengalami diare atau muntah terus-menerus, tetapi masih mampu makan atau minum.
  • Kadar gula dalam darah lebih dari 240 mg/dL, meskipun sudah diobati.
  • Kesulitan mengendalikan kadar gula darah.

Penderita kadar gula darah tinggi juga harus segera mendapatkan pertolongan medis jika mengalami kondisi berikut:

  • Merasa sakit dan tidak mampu makan atau minum.
  • Kadar gula dalam darah terus-menerus di atas 240 mg/dL dan ada keton dalam urine.

Penyebab Hiperglikemia

Saat proses pencernaan, tubuh memecah karbohidrat dari makanan menjadi glukosa, yang menjadi sumber energi bagi tubuh.

Glukosa dapat masuk ke dalam darah setelah makan, tetapi tidak dapat masuk ke dalam sebagian besar sel tanpa bantuan insulin (hormon yang diproduksi pankreas).

Ketika kadar glukosa dalam darah naik, pankreas mengeluarkan insulin. Insulin membuka sel-sel sehingga glukosa masuk dan digunakan sebagai energi. Kegunaan glukosa yang berlebihan disimpan dalam hati dan otot sebagai glikogen untuk digunakan nanti.

Jika fungsi insulin dalam tubuh terganggu, glukosa cenderung menumpuk dalam darah dan menyebabkan gula darah tinggi yang berbahaya jika tidak segera ditangani.

Faktor Risiko Hiperglikemia

Ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko hiperglikemia, termasuk:

  • Tidak cukup menggunakan insulin atau obat diabetes oral.
  • Tidak mengikuti instruksi penggunaan insulin dengan benar atau menggunakan insulin yang sudah kadaluarsa.
  • Tidak mengikuti pola makan yang tepat untuk diabetes.
  • Menderita penyakit atau infeksi.
  • Menggunakan obat-obatan tertentu, seperti steroid.
  • Stres emosional yang berat.
  • Cedera atau menjalani operasi.

Faktor risiko yang terkait dengan diabetes tipe 2 meliputi:

  • Kelebihan berat badan atau obesitas.
  • Tekanan darah tinggi.
  • Kolesterol dan trigliserida yang abnormal.
  • Penuaan bisa meningkatkan risiko.
  • Merokok secara rutin meningkatkan risiko diabetes tipe 2.
  • Mengalami kehamilan.

Diagnosis Hiperglikemia

Dokter dapat menentukan target kisaran gula darah yang tepat untuk pasien. Untuk penderita diabetes, target umumnya adalah:

  • Kadar gula darah antara 80 dan 120 mg/dL sebelum makan untuk orang di bawah usia 59 tahun tanpa kondisi medis lain.
  • Kadar gula darah antara 100 dan 140 mg/dL sebelum makan untuk orang di atas 60 tahun dengan kondisi medis lain atau riwayat hipoglikemia atau kesulitan mengenali gejala hipoglikemia.

Untuk pasien diabetes tipe 2, targetnya adalah:

  • Kadar gula darah antara 80 dan 130 mg/dL sebelum makan.
  • Kadar gula darah kurang dari 180 mg/dL (10 mmol/L) dua jam setelah makan.

Target kisaran gula darah dapat bervariasi, terutama bagi wanita hamil atau penderita komplikasi diabetes.

Cara Mengobati Hiperglikemia

Langkah terbaik untuk mengobati kelebihan gula darah adalah berkonsultasi dengan dokter untuk mengelola gula darah dan memahami perawatan yang dapat membantu menjaga kadar glukosa normal.

Berikut ini beberapa cara mengatasi hiperglikemia:

1. Perawatan Hiperglikemia di Rumah

Dokter mungkin menyarankan perawatan berikut:

  • Rutin berolahraga. Olahraga teratur membantu mengontrol gula darah. Namun, hindari berolahraga jika urine mengandung keton karena bisa menyebabkan peningkatan gula darah.
  • Mengikuti pola makan sehat. Mengontrol porsi makan dan menghindari makanan manis serta ngemil yang berlebihan. Jika kesulitan mengikuti pola makan sehat, konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi.
  • Mengonsumsi obat sesuai instruksi. Jika sering mengalami hiperglikemia, dokter mungkin akan menyesuaikan dosis atau jadwal pengobatan.
  • Memantau gula darah secara rutin. Memantau kadar glukosa darah seperti yang disarankan dokter sangat penting. Terutama jika sakit atau khawatir tentang hiperglikemia parah atau hipoglikemia, periksa gula darah lebih sering.
  • Menyesuaikan dosis insulin untuk mengendalikan hiperglikemia. Penyesuaian dengan program insulin atau insulin pendek dapat membantu mengendalikan kadar gula darah tinggi sementara.

2. Perawatan Darurat untuk Hiperglikemia Berat

Jika mengalami tanda dan gejala ketoasidosis diabetikum atau hiperosmolar hiperglikemik, mungkin perlu perawatan di unit gawat darurat rumah sakit. Perawatan darurat membantu menurunkan gula darah ke kisaran normal.

Berikut ini beberapa perawatan darurat untuk hiperglikemia berat:

  • Terapi cairan. Pasien mungkin akan menerima cairan melalui infus hingga cairan tubuh mengembalikan ke kondisi normal dan kadar gula darah menurun. Perawatan ini membantu menggantikan cairan yang hilang dan mengurangi kelebihan gula dalam darah. Hiperglikemia tinggi sebanding dengan dehidrasi berat.
  • Penggantian elektrolit. Elektrolit adalah mineral dalam darah yang diperlukan agar tubuh berfungsi dengan baik. Insulin yang tidak efektif dapat menurunkan kadar beberapa elektrolit dalam darah. Pasien mungkin menerima elektrolit melalui infus untuk menjaga jantung, otot, dan sel saraf tetap berfungsi normal.
  • Terapi insulin. Bersama dengan cairan elektrolit, insulin diberikan melalui suntikan untuk menurunkan kadar keton yang menumpuk dalam darah.

Komplikasi Hiperglikemia

Kelebihan gula darah yang tidak diobati dapat menyebabkan komplikasi jangka panjang dan keadaan darurat yang serius.

1. Komplikasi Jangka Panjang

Jika tidak diobati, komplikasi jangka panjang yang terkait dengan hiperglikemia dan diabetes termasuk:

  • Penyakit kardiovaskular.
  • Kerusakan saraf (neuropati).
  • Kerusakan ginjal (nefropati diabetik) atau gagal ginjal.
  • Kerusakan pembuluh darah retina (retinopati diabetik), yang bisa mengakibatkan kebutaan.
  • Katarak atau gangguan penglihatan.
  • Masalah pada kaki karena kerusakan saraf atau aliran darah yang buruk, bisa menyebabkan infeksi kulit serius serta dalam kasus yang parah mungkin memerlukan amputasi.
  • Infeksi gigi dan gusi.
  • Masalah pada tulang dan sendi.

2. Komplikasi Darurat

Jika kadar gula darah sangat tinggi atau bertahan dalam waktu lama, bisa menyebabkan kondisi serius berikut:

Ketoasidosis Diabetikum

Kondisi ini terjadi ketika tubuh tidak memiliki cukup insulin untuk menggunakan glukosa sebagai sumber energi. Ini menyebabkan peningkatan gula darah dan tubuh mulai membakar lemak untuk energi.

Ketika lemak terbakar, tubuh menghasilkan keton, yang adalah asam beracun. Jumlah kelebihan keton dalam darah bisa meningkat dan masuk ke dalam urine. Ketoasidosis diabetik yang tidak segera diobati bisa menyebabkan koma dan mengancam nyawa.

Sindrom Hiperosmolar Hiperglikemik

Sindrom ini terjadi ketika tubuh menghasilkan insulin tetapi tidak efektif dalam menurunkan gula darah. Kadar glukosa dalam darah bisa sangat tinggi, bahkan melampaui 1.000 mg/dL. Karena insulin tidak efektif, tubuh tidak dapat menggunakan glukosa atau lemak sebagai sumber energi.

Kemudian gula darah yang berlebihan diekskresikan melalui urine sehingga menyebabkan sering buang air kecil. Sindrom hiperosmolar hiperglikemik yang tidak segera diobati dapat menyebabkan dehidrasi dan koma yang mengancam nyawa.

Cara Mencegah Hiperglikemia

Mengelola diabetes secara baik dan memantau glukosa darah dengan cermat adalah cara yang efektif untuk mencegah atau menghentikan peningkatan gula darah sebelum menjadi lebih buruk.

Berikut adalah beberapa cara mencegah hiperglikemia:

  • Mengontrol asupan karbohidrat dan gula. Pastikan Anda tahu berapa banyak karbohidrat dan gula yang Anda makan. Berusaha untuk mengikuti jumlah yang disarankan oleh dokter atau ahli gizi Anda.
  • Rajin berolahraga. Olahraga teratur membantu mengontrol gula darah. Namun, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu jika Anda menggunakan obat diabetes yang dapat menyebabkan hipoglikemia jika berolahraga berlebihan.
  • Mengatasi penyakit dengan hati-hati. Dokter mungkin bisa memberikan beberapa saran untuk menjaga kadar gula darah tetap terkontrol selama sakit.
  • Memonitor gula darah secara teratur. Menguji dan mencatat glukosa darah secara teratur setiap hari dapat membantu mencegah peningkatan gula dar

    About The Author

Aclonac: Manfaat, Dosis, Cara Kerja, Aturan Pakai, Efek Samping, dll

Beragam Fungsi Alis Mata dan Cara Merawatnya