Hernia adalah kondisi ketika lapisan otot perut melemah dan menyebabkan tonjolan. Jenis hernia yang paling umum adalah hernia inguinalis, yang juga merupakan penyakit yang paling umum di dunia. Di Indonesia, kasus hernia bisa mencapai belasan ribu setiap tahunnya, menjadikan Indonesia sebagai negara dengan jumlah kasus terbanyak di urutan ke-8 di dunia pada tahun 2004.
Penyebab Hernia
Beberapa penyebab umum hernia meliputi:
- Peningkatan tekanan di dalam perut
- Titik lemah pada dinding perut
- Mengejan saat buang air besar
- Mengangkat beban berat
- Akumulasi cairan di perut
- Kehamilan
- Kelebihan berat badan
- Batuk atau bersin dengan keras
Hernia pada anak dapat terjadi karena kelainan bawaan atau adanya kelemahan dinding otot. Risiko hernia meningkat seiring bertambahnya usia seseorang.
Tipe-tipe Hernia
Ada beberapa jenis hernia yang paling umum, antara lain:
1. Hernia Inguinalis
Jenis ini adalah hernia dengan jumlah kasus terbanyak.
Hernia inguinalis lebih umum terjadi pada pria daripada wanita. Gejalanya termasuk usus menonjol melalui celah di bawah perut, dekat pangkal paha yang disebut kanalis inguinalis. Hernia inguinalis terjadi ketika sebagian usus memasuki kanalis inguinalis melalui lubang pada dinding perut. Kanalis ini adalah saluran untuk turunnya testis dari perut ke kantung zakar sebelum lahir.
Tanda-tanda hernia inguinalis dapat terdeteksi dengan memeriksa adanya tonjolan di area antara paha dan pangkal paha. Tonjolan usus ini dapat masuk ke kantung zakar dan menyebabkan pembengkakan dan rasa sakit.
Gejala lainnya termasuk rasa sakit saat batuk, mengangkat beban berat, atau membungkuk. Hernia ini membutuhkan operasi untuk memperbaikinya.
2. Hernia Umbilikalis
Hernia umbilikalis adalah hernia yang umum terjadi pada bayi.
Penyakit ini terjadi ketika bagian usus menonjol keluar melalui dinding perut dekat pusar. Biasanya, kondisi ini dapat terlihat saat bayi menangis dan ada benjolan di sekitar pusarnya.
Hernia seperti ini biasanya sembuh dengan sendirinya seiring waktu. Namun, jika kondisi ini belum sembuh pada usia 1 tahun, maka operasi akan diperlukan. Penggunaan celana hernia pada bayi dapat membantu mengurangi kebutuhan akan operasi.
3. Hernia Epigastrium
Hernia epigastrium, juga dikenal sebagai hernia ventral, terjadi ketika bagian usus menonjol melalui otot-otot perut antara pusar dan dada. Hernia jenis ini juga lebih umum terjadi pada pria. Operasi biasanya diperlukan untuk mengobati hernia ini.
4. Hernia Insisional
Jika Anda pernah menjalani operasi di daerah perut, Anda berisiko mengalami hernia insisional. Hernia ini terjadi ketika jaringan bekas operasi melemahkan dinding perut dan menonjol. Untuk mengatasi hernia ini, perlu dilakukan operasi.
5. Hernia Hiatus
Hernia hiatus terjadi ketika bagian atas lambung masuk ke rongga dada melalui pembukaan dalam diafragma.
Jika otot di sekitar pembukaan diafragma melemah, bagian atas perut seseorang dapat menonjol melalui diafragma. Gejala hernia jenis ini seringkali tidak terlihat, namun dapat menyebabkan rasa sakit perut, gangguan pencernaan, dan nyeri dada.
Hernia hiatus dapat diatasi dengan obat-obatan dan perubahan gaya hidup, tetapi dalam beberapa kasus, perlu dilakukan operasi.
Gejala Hernia
Salah satu gejala hernia yang umum adalah pembengkakan di daerah pada testis. Pembengkakan ini dapat terasa saat penderita berdiri, jongkok, atau batuk dan merupakan gejala dari hernia inguinalis.
Pada bayi, hernia dapat terdeteksi dengan meraba tonjolan saat bayi menangis. Untuk hernia umbilikalis, tonjolan ini akan muncul tepat di sekitar pusar.
Gejala hernia lainnya meliputi:
- Tonjolan yang bisa hilang saat berbaring
- Rasa sakit atau tidak nyaman di area tonjolan, terutama saat jongkok, mengangkat beban, atau batuk
- Merasa tertekan, lemas, atau berat di perut
- Nyeri dan sensasi terbakar pada tonjolan
Tidak semua hernia menunjukkan gejala, dan beberapa dapat terdeteksi hanya melalui pemeriksaan fisik rutin.
Diagnosis Hernia
Pemeriksaan hernia dimulai dengan wawancara oleh dokter yang diikuti dengan pemeriksaan fisik. Dokter akan menanyakan gejala yang Anda alami dan riwayat kesehatan Anda.
Selama pemeriksaan fisik, dokter akan memeriksa tonjolan di area perut atau pangkal paha yang semakin membesar saat Anda berdiri, batuk, atau menegang.
Untuk membantu diagnosis, dokter mungkin akan melakukan beberapa pemeriksaan lain, termasuk:
- USG perut. Pemeriksaan menggunakan gelombang suara untuk membuat gambar struktur di perut.
- CT scan. Pemeriksaan menggunakan sinar-X dan teknologi komputer untuk menghasilkan gambar.
- Tes MRI. Pemeriksaan pencitraan menggunakan magnet dan gelombang radio untuk mendapatkan gambar organ dalam tubuh.
- Gastrografin atau pemeriksaan sinar-X dengan barium. Gambaran sinar-X dari saluran pencernaan setelah meminum cairan berisi larutan barium. Pemeriksaan ini digunakan untuk diagnosis hernia hiatus.
- Endoskopi. Pemeriksaan dengan kamera kecil yang dimasukkan melalui tenggorokan untuk melihat kondisi perut. Pemeriksaan ini juga digunakan untuk diagnosis hernia hiatus.
Pengobatan dan Obat Hernia
Pengobatan untuk hernia tergantung pada ukuran tonjolan dan gejalanya. Pengobatan dapat berupa perubahan gaya hidup, konsumsi obat, atau operasi.
Perubahan Gaya Hidup
Mengubah pola makan dan gaya hidup dapat membantu mengurangi gejala hernia, meskipun tidak akan membuat hernia sembuh. Hindari makanan berat dan berlebihan serta hindari tidur atau berbaring setelah makan. Pastikan berat badan Anda tetap sehat.
Beberapa olahraga tertentu dapat membantu menguatkan otot di area yang terkena hernia dan mengurangi gejala, namun penting untuk dilakukan dengan benar agar tidak memperburuk hernia.
Obat Hernia
Obat-obatan dapat digunakan untuk mengurangi rasa nyeri perut. Konsultasikan dengan dokter untuk memilih obat yang tepat sesuai dengan tingkat keparahan hernia dan gejalanya.
Operasi Hernia
Jika perubahan gaya hidup dan obat-obatan tidak efektif, dokter mungkin akan merekomendasikan operasi. Terdapat dua jenis operasi umum untuk hernia:
- Operasi hernia terbuka. Prosedur ini melibatkan penutupan hernia menggunakan jahitan, jaring, atau keduanya. Luka operasi akan ditutup dengan jahitan, staples, atau lem bedah.
- Laparoskopi. Untuk hernia yang berulang, operasi laparoskopi dapat dilakukan untuk menghindari bekas luka sebelumnya. Prosedur ini menggunakan instrumen khusus yang dimasukkan melalui beberapa sayatan kecil, sehingga pemulihan setelah operasi lebih cepat.
Referensi
- MacGill, Markus. 2017. “Types and treatments for hernia.” Diakses dari https://www.medicalnewstoday.com/articles/142334.php (Diakses pada 20 November 2019).
- Wint, Carmella dan Valencia Higuera. 2019. “Everything You Want to Know About a Hernia.” Diakses dari https://www.healthline.com/health/hernia (Diakses pada 20 November 2019.