Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Hematuria: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Myles Bannister

Hematuria adalah istilah medis untuk menggambarkan adanya darah di dalam urine. Berbagai kondisi dan penyakit dapat menyebabkan kondisi ini. Hematuria dapat menjadi tanda adanya masalah kesehatan, bahkan jika terjadi hanya sekali. Di bawah ini, kami akan membahas gejala, penyebab, dan cara mengatasi hematuria.

Apa Itu Hematuria?

Hematuria atau kencing berdarah tidak selalu merupakan gejala penyakit yang serius, tetapi bisa menjadi peringatan penting bahwa ada masalah dalam tubuh Anda. Darah dalam urine bisa berasal dari ginjal atau saluran kemih.

Dalam hematuria, ada dua jenis yang bisa terjadi. Pertama, ada gross hematuria yang dapat terlihat dengan mata telanjang. Kedua, ada microscopic hematuria yang hanya bisa terlihat di bawah mikroskop.

Gejala Hematuria

Gross hematuria menyebabkan urine berwarna merah muda, merah, atau seperti cola. Beberapa kasus tidak menimbulkan gejala, tetapi pada kasus lain, gejala yang mungkin timbul adalah sering buang air kecil dan nyeri saat buang air kecil. Gejala lain yang mungkin meliputi mual, muntah, demam, atau sakit perut.

Kapan Harus ke Dokter?

Jika Anda melihat darah dalam urine, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter. Namun, tidak semua orang bisa mendeteksi adanya darah dalam urine mereka. Perubahan warna urine yang disebabkan oleh obat-obatan, makanan, atau olahraga mungkin akan hilang dalam beberapa hari. Yang terbaik adalah segera periksa dengan dokter ketika urine berwarna merah.

Penyebab Hematuria

Terdapat banyak penyebab kemungkinan untuk kencing berdarah. Dalam beberapa kasus, darah mungkin berasal dari sumber yang berbeda. Beberapa kondisi yang berpotensi menyebabkan hematuria meliputi:

Infeksi Saluran Kemih

Infeksi saluran kemih terjadi ketika bakteri memasuki tubuh melalui uretra dan berkembang biak di kandung kemih. Gejala yang mungkin timbul antara lain sering buang air kecil, rasa nyeri atau terbakar saat buang air kecil, dan urine yang berbau sangat kuat.

Infeksi Ginjal (Pielonefritis)

Infeksi ginjal dapat terjadi ketika bakteri masuk ke ginjal melalui aliran darah atau dari ureter ke ginjal. Tanda dan gejala sering mirip dengan infeksi saluran kemih, tetapi infeksi ginjal lebih cenderung menyebabkan demam dan nyeri pinggang.

Batu Ginjal

Mineral dalam urine yang pekat kadang-kadang dapat membentuk kristal di dinding ginjal atau kandung kemih. Seiring waktu, kristal dapat menjadi batu kecil yang keras. Batu ginjal umumnya tidak menimbulkan rasa sakit, tetapi dapat menyebabkan microscopic hematuria.

Pembesaran Prostat

Pembesaran prostat (benign prostatic hyperplasia) dapat menyebabkan kesulitan buang air kecil, sering buang air kecil, dan kencing berdarah (gross hematuria). Infeksi prostat (prostatitis) dapat menyebabkan gejala yang serupa.

Penyakit Ginjal

Microscopic hematuria adalah gejala umum glomerulonefritis, yaitu peradangan pada sistem penyaringan ginjal. Glomerulonefritis dapat terkait dengan penyakit sistemik seperti diabetes atau dapat terjadi secara mandiri. Infeksi virus, radang, penyakit pembuluh darah (vaskulitis), serta gangguan kekebalan, seperti nefropati IgA, juga dapat menyebabkan glomerulonefritis.

Kanker

Kencing berdarah bisa menjadi tanda kanker pada ginjal, kandung kemih, atau prostat yang sudah lanjut. Sayangnya, pada tahap awal, mungkin tidak ada gejala.

Gangguan Bawaan

Anemia sel sabit atau cacat bawaan hemoglobin dalam sel darah merah dapat menyebabkan kencing berdarah, baik yang terlihat maupun microscopic. Sementara itu, Alport syndrome adalah kondisi yang memengaruhi selaput penyaringan di glomerulus ginjal.

Cedera Ginjal

Trauma atau cedera pada ginjal akibat kecelakaan atau olahraga dapat menyebabkan darah terlihat dalam urine.

Obat-Obatan

Obat antikanker seperti cyclophosphamide dan penicillin dapat menyebabkan hematuria. Konsumsi antikoagulan seperti aspirin dan heparin juga dapat menyebabkan kondisi ini.

Faktor Risiko Hematuria

Hampir semua orang, termasuk anak-anak dan remaja, dapat mengalami kencing berdarah. Beberapa faktor yang meningkatkan risiko hematuria adalah:

  • Usia: Pria yang berusia di atas 50 tahun berisiko mengalami kondisi ini karena pembesaran prostat.
  • Infeksi baru-baru ini: Peradangan ginjal setelah infeksi virus atau bakteri dapat menjadi penyebab utama hematuria pada anak-anak.
  • Riwayat keluarga: Jika ada riwayat keluarga dengan penyakit ginjal atau batu ginjal, Anda mungkin lebih rentan mengalami hematuria.
  • Obat-obatan tertentu: Aspirin, obat antiinflamasi nonsteroid, dan antibiotik seperti penisilin meningkatkan risiko hematuria.
  • Olahraga berat: Orang yang berpartisipasi dalam olahraga berat, seperti lari jarak jauh, rentan mengalami hematuria. Kondisi ini kadang-kadang disebut jogger’s hematuria. Pada dasarnya, siapa pun yang berolahraga dengan intensitas tinggi dapat mengalami kondisi ini.

Diagnosis Hematuria

Dalam membuat diagnosis awal, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan riwayat kesehatan. Selanjutnya, dokter mungkin akan merekomendasikan tes tambahan untuk menemukan penyebab hematuria. Beberapa tes yang mungkin dilakukan antara lain:

  • Tes urine: Tes ini diperlukan untuk memeriksa adanya infeksi saluran kemih atau mineral yang menyebabkan batu ginjal.
  • Tes pencitraan: Tes ini diperlukan untuk menemukan penyebab hematuria. Dokter mungkin akan merekomendasikan CT scan, MRI, atau pemeriksaan ultrasound.
  • Sistoskopi: Dokter menggunakan selang yang dilengkapi dengan kamera kecil untuk memeriksa kondisi kandung kemih dan mencari tanda-tanda penyakit pada uretra.

Terkadang, penyebab hematuria tidak dapat ditemukan. Dalam kasus ini, dokter mungkin akan merekomendasikan tes rutin sebagai langkah tindak lanjut, terutama jika Anda memiliki faktor risiko kanker kandung kemih, seperti merokok, paparan racun lingkungan, atau riwayat terapi radiasi.

Pengobatan Hematuria

Tidak ada pengobatan khusus untuk semua kasus hematuria. Pengobatan ditujukan untuk mengatasi penyebab yang mendasarinya. Jika penyebab tidak ditemukan, dokter mungkin akan merekomendasikan tes urine tindak lanjut dan pemantauan tekanan darah setiap tiga hingga enam bulan.

Penanganan hematuria tergantung pada penyebabnya. Pengobatan dapat menggunakan antibiotik untuk mengatasi infeksi saluran kemih, obat untuk mengurangi pembesaran prostat, atau terapi gelombang kejut untuk memecah batu ginjal. Dalam beberapa kasus, hematuria tidak memerlukan perawatan.

Komplikasi Hematuria

Jika hematuria disebabkan oleh kanker dan tidak diobati dengan tepat, pengobatan selanjutnya dapat menjadi sangat sulit. Sementara itu, jika hematuria disebabkan oleh pembesaran prostat yang tidak diobati, Anda mungkin mengalami peningkatan frekuensi buang air kecil dan risiko terjadinya batu saluran kemih.

Pencegahan Hematuria

Secara umum, Anda dapat mencegah hematuria dengan menjaga saluran kemih tetap sehat melalui gaya hidup yang sehat, seperti:

  • Minum cukup air putih. Minumlah sekitar delapan gelas cairan setiap hari (lebih banyak saat cuaca panas).
  • Jika hematuria terkait dengan saluran kemih, jangan merokok.
  • Jika hematuria terjadi setelah olahraga berat, beralih ke olahraga yang intensitasnya lebih rendah.

Referensi

  1. Blood in urine (hematuria). (s.d.). Mayo Clinic. Diperoleh dari https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/blood-in-urine/symptoms-causes/syc-20353432
  2. Hematuria. (s.d.). Cleveland Clinic. Diperoleh dari https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15234-hematuria
  3. Hematuria. (s.d.). Drugs.com. Diperoleh dari https://www.drugs.com/health-guide/hematuria.html
  4. Ellis, M. E. (2019). Why Is There Blood in My Urine? Healthline. Diperoleh dari https://www.healthline.com/health/urine-bloody#complications
  5. Feldman, A. S. (2018). Patient education: Blood in the urine (hematuria) in adults (Beyond the Basics). UpToDate. Diperoleh dari https://www.uptodate.com/contents/blood-in-the-urine-hematuria-in-adults-beyond-the-basics

About The Author

Perkembangan Janin di Usia Kehamilan 40 Minggu

Nyeri Panggul: Penyebab, Diagnosis, dan Penanganan