Penyebab Gusi Bernanah
Sebelum membahas abses gigi, penting untuk mengetahui penyebab mendasarinya. Pertumbuhan bakteri dalam mulut dapat menyebabkan infeksi pada gigi dan gusi yang berujung pada gusi bernanah.
Abses gigi terjadi karena serangan sel darah putih yang berusaha melawan infeksi. Sel darah putih dan jaringan mati ini selanjutnya membentuk nanah.
Seringkali, nanah yang berasal dari infeksi gigi akan mengalir ke gusi, menyebabkan pembengkakan di gusi sekitar akar gigi. Gusi yang membengkak ini juga dapat menyebar ke mulut, kulit, tenggorokan, atau tengkorak, tergantung pada lokasi gigi yang terkena.
Beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan gusi bernanah, antara lain:
1. Radang gusi
Radang gusi dapat terjadi akibat penumpukan plak pada gigi. Meskipun bakteri dalam plak tidak berbahaya bagi gusi, plak yang tidak dihilangkan dengan benar dapat mengiritasi gusi dan menyebabkan gusi bernanah.
2. Sariawan
Sariawan dapat berkembang di mana saja dalam mulut. Mereka yang memiliki penyakit autoimun tertentu cenderung mengalami masalah gusi bernanah akibat sariawan.
3. Menyikat gigi terlalu keras
Menyikat gigi terlalu keras dapat merusak gusi. Kerusakan pada gusi ini dapat menyebabkan pembengkakan dan bernanah. Selain itu, kesalahan dalam melakukan flossing gigi juga dapat menyebabkan pembengkakan dan bernanah pada gusi.
4. Sedang menjalani kemoterapi
Kemoterapi dapat menyebabkan efek samping seperti gusi bernanah, nyeri gusi, dan pendarahan meskipun bertujuan untuk mengatasi penyakit tertentu.
5. Sedang hamil
Pada masa kehamilan, risiko gusi bernanah meningkat karena hormon yang diproduksi selama kehamilan dapat meningkatkan aliran darah ke gusi. Perubahan hormon juga dapat mengurangi kemampuan tubuh melawan bakteri yang menyebabkan infeksi gusi.
Nah, itulah beberapa faktor yang menyebabkan gusi bernanah. Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah atau penderita diabetes berisiko lebih tinggi mengalami abses gigi.
Penanganan Gusi Bernanah
Saat nyeri gusi bernanah tak tertahankan, Anda dapat mengonsumsi obat pereda nyeri. Namun, sebagian besar pasien membutuhkan obat yang lebih kuat yang hanya tersedia dengan resep dokter. Beberapa langkah yang dapat diambil meliputi:
1. Perawatan akar gigi
Jika infeksi disebabkan oleh gigi berlubang atau gigi yang mati, perawatan akar gigi akan dilakukan. Gigi mati akan dibor untuk mengeluarkan nanah. Jaringan yang rusak akan diangkat dari pulpa gigi.
Setelah nanah mengering dan lubang gigi dibersihkan, permukaan akar gigi akan dihaluskan menggunakan scaling tepat di bawah garis gusi. Metode ini membantu mencegah infeksi dan mempercepat penyembuhan gigi.
2. Pencabutan gigi yang terinfeksi
Jika perawatan akar gigi tidak berhasil, atau gigi sudah membusuk dan rusak, pencabutan gigi mungkin diperlukan.
3. Drainase abses
Pada prosedur drainase abses, bius lokal akan diberikan. Nanah pada gusi akan dipotong sehingga cairan yang mengandung bakteri dapat dikeluarkan dan dikeringkan. Prosedur ini harus dilakukan oleh dokter gigi.
4. Obat pereda nyeri
Obat pereda nyeri dapat membantu mengurangi rasa sakit saat menunggu perawatan. Namun, obat ini tidak dapat menggantikan kunjungan ke dokter gigi.
Parasetamol, ibuprofen, atau aspirin adalah contoh obat pereda nyeri yang efektif. Namun, beberapa aturan harus diikuti saat mengonsumsi obat-obatan tersebut. Jika Anda memiliki asma atau masalah pencernaan, mengonsumsi ibuprofen tidak dianjurkan.
Pada wanita hamil, menyusui, dan anak di bawah 16 tahun, penggunaan aspirin tidak diizinkan. Mengonsumsi obat pereda nyeri harus sesuai dengan instruksi dokter gigi.
Untuk mencegah penyebaran infeksi, dokter gigi biasanya memberikan antibiotik bersama dengan obat pereda nyeri. Penting untuk diketahui bahwa pengobatan ini tidak dapat mengatasi masalah gusi bernanah secara menyeluruh. Obat antibiotik harus dikonsumsi sesuai instruksi dokter.
Gejala Abses Gigi
Setelah mengetahui obat pereda gusi bengkak bernanah dan penyebabnya, penting untuk mengenali gejala abses gigi.
Gejala utama abses gigi adalah rasa nyeri. Nyeri sering berdenyut dan bisa sangat menyakitkan. Rasa nyeri ini bisa muncul tiba-tiba dan menjadi lebih parah pada malam hari. Dalam beberapa kasus, nyeri bisa menjalar ke tulang rahang, leher, dan telinga.
Berikut adalah gejala abses gigi yang mudah dikenali:
- Kesulitan tidur.
- Demam.
- Sulit membuka mulut.
- Rasa tidak sedap dalam mulut.
- Sulit menelan (disfagia).
- Nyeri di area yang terkena abses, terutama saat mengunyah.
- Menjadi sensitif terhadap cairan, suhu panas, dan dingin.
Pada dasarnya, abses gigi adalah gangguan pada rongga mulut yang harus segera ditangani. Jika tidak diobati, kondisinya dapat menjadi lebih parah dan merusak jaringan tulang.
Pengobatan Abses Gigi
Pasien dapat diobati dengan antibiotik, analgesik, atau drainase sesuai dengan rekomendasi dokter gigi atau ahli bedah mulut. Jika abses terlokalisir, drainase harus dilakukan secepatnya.
Jika drainase tidak memungkinkan segera, penggunaan analgesik (NSAID) yang sesuai harus direkomendasikan sampai infeksi dapat dihilangkan dengan baik. Pasien harus diberikan dosis analgesik (NSAID jika tidak ada kontraindikasi) sebelum atau setelah operasi.
Pemberian antibiotik tidak diperlukan jika pasien dalam kondisi sehat dan abses terbatas secara lokal. Antibiotik sistemik tidak memberikan manfaat tambahan terhadap drainase abses dalam kasus infeksi lokal, kecuali jika terjadi komplikasi sistemik (misalnya demam, pembengkakan kelenjar getah bening, penyakit selulitis), atau jika pasien memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Berikut adalah tindakan rumah yang dapat dilakukan untuk meredakan nyeri yang disebabkan oleh abses gigi:
- Hindari makanan dan minuman yang terlalu panas atau terlalu dingin.
- Mengunyah dengan sisi mulut yang tidak terkena abses dapat mengurangi rasa sakit.
- Hindari penggunaan benang dental di sekitar area yang terkena abses.
- Gunakan sikat gigi yang lembut.
- Jangan merokok.
- Hindari stres sebisa mungkin, karena stres dapat meningkatkan produksi hormon kortisol yang dapat menyebabkan peradangan di seluruh tubuh.
Penting untuk diketahui bahwa pengobatan rumah hanya membantu meredakan ketidaknyamanan sementara saat menunggu pengobatan. Selalu konsultasikan dengan dokter gigi untuk menghindari komplikasi abses gigi.