Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Gejala dan Pengobatan Sifilis pada Pria dan Wanita

Myles Bannister

Penyebab Sifilis

Penyakit sifilis dapat berakibat fatal karena gejala yang timbul pada stadium awal dapat hilang dengan sendirinya tanpa diobati. Menurut CDC, 60 persen kasus terinfeksi sifilis melalui hubungan seksual.

Pengobatan sifilis dapat diberikan kepada pasangan seksual yang berisiko tertular. Obat utama untuk sifilis adalah antibiotik, terutama pada tahap awal.

Sifilis disebabkan oleh T. pallidum yang ditularkan melalui aktivitas seksual atau dari ibu ke janin selama kehamilan.

Sifilis tidak dapat ditularkan melalui kontak dengan benda seperti gagang pintu atau kursi toilet.

Gejala Sifilis

Sifilis dikategorikan dalam tiga tahap dengan gejala yang bervariasi. Beberapa kasus tidak menunjukkan gejala selama beberapa tahun.

Tahap menular meliputi stadium primer, sekunder, dan beberapa kali fase laten awal. Gejala sifilis tertier tidak menular, tetapi paling berbahaya. Berikut adalah gejala sifilis yang harus dikenali:

1. Gejala sifilis primer

Gejala sifilis primer adalah adanya luka seperti sariawan yang tidak nyeri, biasanya berbentuk bulat dengan dasar yang bersih. Gejala ini disertai pembesaran kelenjar getah bening regional pada selangkangan.

Luka ini dapat sembuh sendiri dalam 3 hingga 6 minggu, tetapi tanpa pengobatan, penyakit ini dapat berkembang.

2. Gejala sifilis sekunder

Gejala sifilis sekunder meliputi:

  • Ruam merah yang mulai menyebar ke seluruh tubuh, termasuk telapak tangan dan telapak kaki.
  • Nyeri otot.
  • Demam.
  • Sakit tenggorokan.
  • Kelenjar getah bening membengkak.
  • Rambut rontok.
  • Sakit kepala.
  • Penurunan berat badan.
  • Kelelahan.

Gejala sifilis ini bisa sembuh beberapa minggu setelah muncul, atau kambuh beberapa kali dalam periode yang lama.

3. Sifilis tersier

Sifilis tersier dapat terjadi 10 hingga 30 tahun setelah infeksi awal, biasanya setelah periode laten tanpa gejala.

  • Kerusakan pada jantung, pembuluh darah, hati, tulang, dan sendi.
  • Gumma, yaitu pembengkakan jaringan lunak yang dapat terjadi di mana saja pada tubuh.

Diagnosis Penyakit Sifilis

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan tes klinis untuk memastikan penyakit ini.

  • Tes darah: Untuk mendeteksi infeksi saat ini atau masa lalu.
  • Cairan tubuh: Cairan dari luka pada tahap awal atau sekunder dapat dievaluasi.
  • Cairan serebrospinal: Diperiksa untuk melihat adanya dampak pada sistem saraf.

Pasangan seksual dari penderita sifilis juga harus diperiksa.

Fasilitas kesehatan sekarang telah menyediakan layanan pemeriksaan penyakit sifilis untuk mendeteksi dan mengobati lebih dini. Selain sifilis, pemeriksaan juga berguna untuk mendeteksi infeksi menular seksual lainnya dan HIV.

Cara Mengobati Sifilis

Sifilis dapat diobati pada tahap awal. Perawatan dini dengan penisilin sangat penting karena paparan jangka panjang dapat berakibat fatal.

Pada tahap primer dan sekunder, pasien akan menerima suntikan penisilin G. Pada tahap tersier, dibutuhkan 3 suntikan penisilin G dengan interval mingguan.

Neurosifilis membutuhkan suntikan antibiotik melalui pembuluh darah selama 2 minggu.

Setelah infeksi sifilis sembuh, praktik seksual aman dapat dilanjutkan, tetapi penyakit ini bisa kambuh.

Untuk mereka yang alergi terhadap penisilin atau tidak tersedia, dapat diberikan antibiotik alternatif.

Bayi yang terkena sifilis di rahim harus menjalani perawatan antibiotik setelah lahir.

Pengobatan dengan penisilin dapat menyebabkan efek samping seperti reaksi Jarisch-Herxheimer yang ditandai dengan demam, menggigil, mual, sakit kepala, tekanan darah rendah, peningkatan nadi, dan ruam yang muncul kembali. Penggunaan penisilin harus di bawah pengawasan dokter.

Kapan aman berhubungan seks?

Kontak seksual harus dihindari sampai:

  • Perawatan telah selesai.
  • Tes darah menunjukkan pemulihan.

Setelah pengobatan, diperlukan beberapa bulan agar titer antibodi sifilis kembali normal. Tes darah akan dilakukan secara berkala.

Pencegahan Sipilis

Tindakan pencegahan untuk mengurangi risiko sifilis meliputi:

  • Tidak berganti-ganti pasangan seksual.
  • Menggunakan kondom, meskipun hanya melindungi luka genital.
  • Tidak berbagi mainan seks.
  • Menghindari alkohol dan obat-obatan yang dapat menyebabkan praktik seksual yang tidak aman.

Memiliki sifilis tidak berarti seseorang terlindung darinya. Setelah sembuh, sipilis bisa kambuh.

Informasi kesehatan ini telah ditinjau oleh dr. Patricia Aulia

About The Author

10 Manfaat Bengkuang untuk Kesehatan

8 Ciri-ciri Kanker Payudara yang Penting untuk Anda Kenali