Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Gastroschisis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Myles Bannister

Gastroschisis adalah jenis cacat bawaan lahir yang ditandai dengan adanya lubang pada dinding perut dekat pusar. Lubang ini membuat usus bayi keluar dari tubuh. Berikut penjelasan lengkap mengenai gejala, penyebab, dan cara pengobatannya.

Apa Itu Gastroschisis?

Gastroschisis adalah kondisi cacat lahir yang terjadi selama kehamilan. Lubang terbentuk pada dinding perut bayi, yang menyebabkan usus keluar dari tubuh melalui lubang tersebut. Ukuran lubang biasanya sekitar 2,5 sampai 5 cm.

Karena usus bayi tidak dilindungi oleh kantung dan terkena cairan ketuban, usus dapat mengalami peradangan, penyusutan, pembelokan, atau pembengkakan. Namun, kondisi ini bisa diperbaiki setelah bayi lahir dan biasanya tidak menyebabkan masalah lainnya.

Tidak hanya usus, organ lain seperti lambung dan hati juga bisa keluar dari tubuh bayi melalui lubang tersebut.

Gastroschisis dapat terjadi karena otot-otot perut bayi tidak berkembang dengan baik, sehingga terbentuklah celah pada perut.

Bayi yang lahir dengan gastroschisis akan menjalani operasi untuk memasukkan organ kembali ke dalam tubuh dan memperbaiki lubang pada dinding perut. Meskipun telah menjalani operasi, penderita gastroschisis tetap dapat mengalami gangguan pencernaan, penyerapan nutrisi, dan gangguan makan.

Gejala Gastroschisis

Gejala kondisi ini biasanya terlihat selama pemeriksaan rutin kehamilan, terutama saat pemeriksaan USG atau saat bayi lahir.

Bayi yang lahir dengan gastroschisis umumnya memiliki lubang pada dinding perut dan usus halus yang keluar dekat dengan tali pusat. Selain itu, organ lain seperti usus besar, lambung, kantung empedu, ovarium, testis, atau kandung kemih juga bisa terlihat.

Kadang-kadang, bayi mungkin mengalami kesulitan dalam menyerap makanan karena iritasi usus oleh cairan ketuban. Bayi dengan kondisi ini dapat kehilangan panas dan cairan dengan cepat melalui usus yang keluar, menyebabkan dehidrasi dan hipotermia.

Kapan Harus ke Dokter?

Penanganan kondisi ini dilakukan di rumah sakit setelah bayi lahir. Namun, segera bawa bayi ke dokter jika Anda mengalami tanda-tanda berikut setelah pulang dari rumah sakit:

  • Pergerakan usus terganggu.
  • Gangguan makan.
  • Demam.
  • Muntah hijau atau kekuningan.
  • Pembengkakan area perut.
  • Perubahan perilaku yang mengkhawatirkan.

Penyebab Gastroschisis

Penyebab terbentuknya lubang tidak sempurna pada dinding perut bayi belum diketahui dengan pasti.

Namun, beberapa kasus gastroschisis diketahui terjadi karena mutasi genetik atau kromosom. Selain itu, kondisi ini juga bisa disebabkan oleh gangguan aliran darah ke saluran pencernaan bayi.

Selama perkembangan janin, usus dan organ lainnya (seperti hati, kandung kemih, perut, ovarium, atau testis) berkembang di luar tubuh terlebih dahulu, lalu kembali ke dalam tubuh.

Namun, pada kasus gastroschisis, usus (dan kadang-kadang lambung) tetap berada di luar dinding perut tanpa dilindungi oleh selaput.

Faktor Risiko Gastroschisis

Beberapa faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan bayi mengembangkan kondisi ini adalah:

  • Kehamilan pada usia remaja.
  • Merokok selama hamil.
  • Penyalahgunaan narkoba atau alkohol selama kehamilan.
  • Gizi buruk selama kehamilan.
  • Paparan nitrosamine (zat kimia yang ditemukan dalam beberapa makanan, kosmetik, rokok).
  • Penggunaan aspirin, ibuprofen, atau acetaminophen.
  • Penggunaan dekongestan yang mengandung pseudoephedrine atau phenylpropanolamine.

Diagnosis Gastroschisis

Perempuan hamil biasanya tidak mengalami gejala apapun saat bayinya mengalami kondisi ini. Namun, dokter mungkin dapat mendeteksi gangguan sebelum bayi lahir jika ibu:

  • Mengikuti pemeriksaan USG rutin selama hamil.
  • Mendapatkan tes darah untuk protein alpha-fetoprotein, yang tingkatnya meningkat saat bayi mengalami kondisi ini.

Jika ibu hamil tidak melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin, dokter akan melakukan diagnosis setelah bayi lahir ketika usus terlihat di luar tubuh bayi. Pada beberapa kasus, kondisi ini biasanya terdeteksi pada minggu 18-20 kehamilan.

Selain itu, diagnosis penting untuk membedakan antara gastroschisis dan omfalokel (omphalocele). Kedua kondisi ini bisa terlihat serupa saat diperiksa dengan USG. Pada omfalokel, usus yang keluar dari tubuh bayi terlindungi oleh kantong yang berasal dari tali pusat.

Pengobatan Gastroschisis

Jika gastroschisis didiagnosis selama kehamilan, dokter akan mengawasi perkembangan janin sampai saat kelahiran.

Setelah bayi lahir, operasi akan dilakukan untuk memasukkan organ kembali ke dalam tubuh dan memperbaiki lubang pada dinding perut untuk mencegah organ keluar.

Terdapat dua jenis operasi yang bisa dilakukan untuk mengembalikan organ dan menutup lubang pada dinding perut:

1. Operasi Gastroschisis Primer

Operasi ini biasanya dilakukan jika kondisi gastroschisis tidak parah. Operasi ini dilakukan segera setelah bayi lahir.

Usus bayi akan dimasukkan ke dalam perutnya dan lubang pada dinding perut akan ditutup selama operasi.

2. Operasi Gastroschisis Bertahap

Jika gastroschisis parah, beberapa tahap operasi mungkin diperlukan. Operasi akan dilakukan bertahap.

Setelah bayi lahir, organ yang keluar dari tubuh akan dimasukkan ke dalam perut terlebih dahulu. Setelah organ berada di posisi yang seharusnya, lubang pada dinding perut akan ditutup.

Setelah operasi, bayi mungkin membutuhkan alat bantu untuk membantu organ-organ yang berada di dalam tubuh karena adanya tekanan tambahan. Suhu tubuh bayi juga perlu dijaga agar tidak mengalami hipotermia akibat kehilangan panas melalui usus yang keluar dari tubuh.

Bayi juga perlu mendapatkan nutrisi yang cukup dan diberikan antibiotik untuk mencegah infeksi.

Jika bayi dengan gastroschisis lahir di luar rumah sakit, segera bawa bayi ke dokter terdekat. Beberapa langkah penanganan awal yang dapat dilakukan termasuk memasang infus, menjaga suhu tubuh bayi agar tetap hangat, membungkus perut bayi dengan plastik bening yang bersih dan steril, serta merujuk bayi ke fasilitas NICU di rumah sakit.

Komplikasi Gastroschisis

Usus bayi yang terpapar cairan ketuban mungkin tidak berfungsi secara normal bahkan setelah dimasukkan kembali ke dalam perut. Beberapa bayi dengan kondisi ini mungkin mengalami atresia usus, yaitu bagian dari usus yang tidak berkembang saat bayi masih dalam kandungan. Hal ini memerlukan operasi tambahan untuk mengatasi obstruksi.

Tekanan yang salah tempat pada organ perut juga dapat mengurangi aliran darah ke usus dan ginjal, sehingga menyulitkan perkembangan paru-paru bayi dan menyebabkan masalah pernapasan.

Komplikasi lainnya yang mungkin terjadi termasuk necrotizing enterocolitis, yaitu kondisi di mana jaringan usus mati akibat aliran darah yang rendah atau infeksi. Risiko komplikasi ini mungkin lebih rendah pada bayi yang mendapatkan ASI dibandingkan susu formula.

Bayi yang lahir dengan kondisi ini biasanya memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil dari bayi pada umumnya. Masalah jangka panjang kebanyakan terjadi pada kasus yang lebih rumit dan terkait dengan masalah makan, usus, atau infeksi.

Namun, sebagian besar bayi dengan gastroschisis dapat hidup normal dan sehat tanpa komplikasi.

Pencegahan Gastroschisis

Karena penyebab gastroschisis belum diketahui secara pasti, belum ada cara yang dapat dilakukan untuk mencegah kondisi ini.

Namun, Anda dapat mengambil langkah-langkah berikut untuk mengurangi risiko terjadinya gastroschisis:

  • Mengonsumsi vitamin yang direkomendasikan oleh dokter, seperti asam folat.
  • Menjalani pemeriksaan kehamilan secara rutin dengan dokter kandungan.
  • Menjaga gaya hidup sehat dengan menjaga berat badan yang sehat dan mengonsumsi makanan bergizi.
  • Menghindari penggunaan obat-obatan tanpa berkonsultasi dengan dokter kandungan.
  • Menghindari merokok selama kehamilan.
  • Tidak mengonsumsi alkohol selama kehamilan.

Gastroschisis adalah cacat bawaan di mana usus dan organ lainnya keluar dari tubuh bayi. Setelah lahir, bayi perlu menjalani operasi untuk memasukkan organ-organ ke dalam tubuhnya. Nutrisi tambahan dan antibiotik akan diberikan oleh dokter untuk mencegah infeksi.

Referensi

  1. Anonim. 2023. Gastroschisis. https://www.cincinnatichildrens.org/health/g/gastroschisis. (Diakses pada 4 Mei 2023).
  2. CDC. Facts about Gastroschisis. https://www.cdc.gov/ncbddd/birthdefects/gastroschisis.html. (Diakses pada 4 Mei 2023).
  3. Cleveland Clinic. Gastroschisis. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22290-gastroschisis. (Diakses pada 4 Mei 2023).
  4. Medline Plus. 2021. Gastroschisis. https://medlineplus.gov/ency/article/000992.htm. (Diakses pada 4 Mei 2023).

About The Author

Tulang Pipa: Fungsi, Struktur, Contoh, dll

15 Cara Menjaga Kesehatan Organ Pencernaan secara Alami dan Efektif