Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Gangguan Perilaku – Penyebab, Prevalensi, dan Diagnosis

Myles Bannister

Gangguan perilaku disebabkan oleh kombinasi faktor biologis, genetik, lingkungan, psikologis, dan sosial.

Cacat atau cedera di otak dapat menyebabkan gangguan perilaku. Ada daerah otak tertentu yang terlibat dalam mengatur perilaku, kontrol impuls, dan emosi. Jika sirkuit sel saraf di daerah otak ini tidak berfungsi dengan baik, maka gejala gangguan perilaku mungkin muncul.

Anak-anak dan remaja dengan gangguan perilaku sering juga memiliki penyakit mental lainnya seperti ADHD, gangguan belajar, depresi, penyalahgunaan zat, dan gangguan kecemasan.

Banyak juga anak-anak dan remaja dengan gangguan perilaku memiliki anggota keluarga yang memiliki penyakit mental seperti gangguan mood, gangguan kecemasan, gangguan penggunaan zat, dan gangguan kepribadian. Ini menunjukkan bahwa ada faktor genetik yang mempengaruhi rentan terhadap gangguan perilaku.

  • Faktor lingkungan

Faktor seperti keluarga yang disfungsional, pelecehan, pengalaman traumatis, riwayat penyalahgunaan zat di keluarga, dan konsistensi aturan orang tua dapat berkontribusi terhadap perkembangan gangguan perilaku.

  • Faktor psikologis

Beberapa ahli meyakini bahwa gangguan perilaku dapat mencerminkan masalah yang terkait dengan kesadaran moral dan defisit dalam pengolahan kognitif.

Status sosial ekonomi rendah dan penolakan oleh rekan-rekan juga tampaknya menjadi faktor risiko untuk pengembangan gangguan perilaku.

Gangguan perilaku lebih sering terjadi pada anak laki-laki daripada anak perempuan dan paling sering terjadi pada akhir masa anak-anak atau awal masa remaja. Diperkirakan 2-16% anak di Amerika Serikat memiliki gangguan perilaku.

Diagnosis Gangguan Perilaku

Sama seperti orang dewasa, penyakit mental pada anak-anak didiagnosis berdasarkan tanda-tanda dan gejala yang menunjukkan adanya masalah. Jika gejala gangguan perilaku muncul, dokter akan melakukan wawancara medis dan psikologis.

Tes laboratorium juga diperlukan jika ada kekhawatiran bahwa ada penyakit fisik yang menjadi penyebab gangguan perilaku. Selain itu, dokter juga akan mencari tanda-tanda gangguan lain yang sering terjadi bersamaan dengan gangguan perilaku seperti ADHD dan depresi.

Jika tidak ada penyebab fisik yang ditemukan, dokter akan merujuk anak untuk diperiksa oleh spesialis anak dan psikiater atau psikolog remaja. Mereka adalah orang-orang yang terlatih secara khusus dalam mendiagnosa dan mengobati penyakit mental pada anak-anak dan remaja.

Psikiater dan psikolog menggunakan kuesioner wawancara dan alat penilaian yang dirancang khusus untuk mengevaluasi anak dengan gangguan mental. Dokter menentukan diagnosa berdasarkan laporan gejala anak, pengamatan sikap dan perilaku anak.

Selain itu, laporan dari orang tua dan guru juga sangat penting karena anak-anak sulit untuk mengungkapkan informasi atau menjelaskan masalah yang mereka alami.

About The Author

Manfaat Sinom untuk Kesehatan Tubuh

Cara Menghilangkan Bau Mulut Akibat Minuman Beralkohol