Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Fungsi Kelenjar Timus, Penting bagi Sistem Imun!

Myles Bannister

Kelenjar timus adalah kelenjar yang memproduksi hormon terkait sistem kekebalan tubuh dan sistem endokrin. Kelenjar timus mengembangkan sel T-limfosit atau sel T, yaitu sel darah putih untuk melindungi tubuh dari infeksi bakteri, virus, jamur, atau patogen berbahaya lainnya.

Kelenjar timus terletak di belakang tulang dada dalam bentuk organ lunak dengan bentuk segitiga. Kelenjar timus mengalami perkembangan saat masa pubertas namun tetap berfungsi seumur hidup untuk melatih limfosit T dalam melawan infeksi dan sel kanker.

Jenis Sel Kelenjar Timus

Kelenjar timus memiliki beberapa jenis sel, termasuk:

  • Sel Epitel: Sel yang melapisi permukaan dan rongga tubuh untuk melindungi tubuh.
  • Sel Kulchitsky: Sel yang memproduksi hormon timus.
  • Thymocytes: Sel limfosit T matang.

Setiap jenis sel kelenjar timus mendukung fungsi sistem kekebalan tubuh.

Fungsi Kelenjar Timus

Kelenjar timus berfungsi sejak sebelum lahir hingga masa pubertas. Kelenjar ini mendukung imunitas tubuh dan sistem limfatik. Berikut adalah fungsi kelenjar timus:

1. Pembentukan Sel T

Sel T-limfosit (sel T) adalah sel penting dalam sistem imunitas tubuh. Sel T adalah sistem pertahanan alami tubuh melawan infeksi bakteri, virus, atau jamur.

Kelenjar timus melatih sel T yang belum matang dari sumsum tulang merah menjadi sel T matang dan fungsional untuk melindungi tubuh dari patogen berbahaya. Sel T yang belum matang bertemu dengan sel-sel epitel yang membawa berbagai epitel.

Sel T akan merespon antigen yang sesuai untuk bertahan hidup dan bermigrasi ke medula. Sel T yang belum matang akan mati melalui proses apoptosis (pembusukan) lalu dibuang oleh makrofag. Proses ini disebut seleksi positif.

Sel T yang matang akan menjadi antigen bagi tubuh. Sel T akan menguji kemampuannya dengan menyerang tubuh sendiri. Proses ini disebut seleksi negatif, di mana sel T autoimun akan dibersihkan melalui proses apoptosis.

Sel T yang matang dilepaskan ke dalam aliran darah dan beredar di seluruh tubuh untuk melindungi tubuh dari infeksi, penyakit, dan menyimpan riwayat infeksi. Kelenjar timus akan menyusut setelah masa pubertas namun tetap berfungsi.

2. Pengaktifan Sel B

Kelenjar timus juga berfungsi untuk mengaktifkan sel B di dalam tubuh. Sel B-limfosit adalah bagian dari sistem kekebalan tubuh. Sel B bekerja bersama dengan sel T dalam melawan infeksi.

Sel T menyerang patogen langsung, sedangkan sel B membersihkan sisa-sisa patogen setelah serangan sel T. Sel B juga membuat antibodi untuk melindungi tubuh dari serangan patogen yang sama di masa depan.

Fungsi kelenjar timus yang lain meliputi produksi hormon melatonin dan insulin dalam jumlah kecil.

Gangguan Kesehatan Terkait Kelenjar Timus

Beberapa gangguan kesehatan terkait kelenjar timus meliputi kelainan genetik, masalah imunitas, dan kanker. Berikut penjelasan lebih lanjut:

1. Hipoplasia (Aplasia Timus)

Hipoplasia adalah mutasi gen yang menyebabkan perkembangan kelenjar timus terganggu atau tidak berfungsi. Kondisi ini menyebabkan defisiensi imun yang serius. Hipoplasia juga dikenal sebagai sindrom DiGeorge.

2. Hiperplasia Folikular Thymus

Hiperplasia folikular thymus terjadi pada penyakit autoimun seperti lupus, hipertiroidisme, penyakit Graves, penyakit Addison, dan miastenia gravis. Hiperplasia timus umumnya terjadi pada pasien yang menjalani kemoterapi untuk pengobatan limfoma atau neoplasma sel germinal.

3. Tumor Kelenjar Timus

Terdapat beberapa jenis tumor kelenjar timus, salah satunya adalah timoma yaitu tumor pada sel epitel timus. Tumor ini bisa bersifat jinak atau ganas.

Tumor timoma dapat berkembang di berbagai bagian tubuh tempat kelenjar timus berkembang, seperti paru-paru, leher, atau kelenjar tiroid. Tumor lainnya yang dapat terjadi pada kelenjar timus termasuk limfoma timus, tumor sel germinal, dan karsinoid.

Kelenjar timus juga dapat menyebabkan autoimunitas multiorgan, yaitu penolakan organ pada transplantasi organ. Tumor kelenjar timus terkait kasus autoimun berarti sel T yang seharusnya melindungi tubuh dari infeksi justru menyerang tubuh sendiri.

Cara Menjaga Sistem Imun

Sistem kekebalan tubuh yang kuat bergantung pada kelenjar timus. Kelenjar ini memproduksi sel T dewasa yang membunuh virus dan bakteri penyebab infeksi atau penyakit, menjaga keseimbangan yang tepat dalam sistem imun, mencegah perkembangan gangguan autoimun, dan mencegah penuaan dini.

Berikut beberapa cara menjaga sistem imun yang sehat:

  • Konsumsi buah, sayur, biji-bijian, dan makanan sehat secara teratur.
  • Minum air putih yang cukup (2 liter sehari).
  • Olahraga teratur, setidaknya 30 menit per hari.
  • Istirahat yang cukup.
  • Mencuci tangan secara teratur untuk mencegah paparan virus dan bakteri.
  • Menjaga berat badan ideal.
  • Mengelola stres.
  • Tidak merokok dan mengonsumsi alkohol.

Itulah penjelasan lengkap tentang kelenjar timus. Kelenjar timus adalah kunci bagi sistem kekebalan tubuh yang sehat. Meskipun kelenjar ini menyusut saat dewasa, tetapi tetap berfungsi seumur hidup.

Referensi

  1. ASU. 2020. B-Cell. https://askabiologist.asu.edu/b-cell. (Diakses pada 15 Juni 2020).
  2. Barclay, Tim PhD. 2019. Thymus Gland. https://www.innerbody.com/image_endoov/lymp04-new.html#continued. (Diakses pada 15 Juni 2020).
  3. Bradford, Alina. 2018. Thymus: Facts, Function & Diseases. https://www.livescience.com/62527-thymus.html#:~:text=Function,the%20immune%20system%20grow%20properly. (Diakses pada 15 Juni 2020).
  4. Eldridge, Lynne MD. 2019. An Overview of the Thymus Gland. https://www.verywellhealth.com/thymus-gland-overview-4582270. (Diakses pada 15 Juni 2020).
  5. NutritionReview.org. 2013. Restoring Thymus Function for Enhanced Immune Response. https://nutritionreview.org/2013/09/restoring-thymus-function-enhanced-immune-response/. (Diakses pada 15 Juni 2020).
  6. WebMD. 2018. Keep Your Immune System Healthy. https://symptoms.webmd.com/cold-flu-map/keep-immune-system-healthy. (Diakses pada 15 Juni 2020).

About The Author

Manfaat Mengonsumsi Acar Buah dan Sayuran

Nitrokaf Retard: Manfaat, Dosis, Efek Samping