Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Epiglotitis: Gejala, Penyebab, Pengobatan, Pencegahan, dll

Myles Bannister

Epiglotitis adalah peradangan pada epiglotis atau tulang rawan kecil di akar lidah yang diakibatkan oleh infeksi bakteri. Kondisi ini berpotensi mengancam jiwa bila tidak ditangani. Ketahui apa itu epiglotitis, gejala, penyebab, pengobatan, pencegahan, dll.

Apa Itu Epiglotitis?

Epiglotitis adalah pembengkakan dan peradangan pada epiglotis. Epiglotis adalah tulang rawan kecil dan tipis di akar lidah yang menutup batang laring (trakea) ketika Anda menelan makanan atau minuman.

Peradangan pada epiglotis ini menyebabkan rasa sakit saat menelan, sakit tenggorokan, hingga gangguan pernapasan karena pembengkakan tersebut menghalangi saluran udara ke paru-paru. Pembengkakan yang semakin besar dapat menyebabkan penyumbatan saluran pernapasan secara total yang berakibat fatal.

Penyebab umum epiglotitis adalah infeksi dengan Haemophilus influenzae tipe b (Hib), yaitu infeksi bakteri yang sama penyebab pneumonia, meningitis, dan infeksi dalam aliran darah. Kondisi ini juga dapat dipicu oleh infeksi pernapasan, paparan lingkungan, atau cedera pada struktur di sekitar tenggorokan.

Secara historis kondisi ini lebih sering terjadi pada anak laki-laki, namun tetap dapat terjadi pada semua usia dan jenis kelamin. Saat ini vaksinasi Hib telah tersedia untuk mencegah penyakit ini. Berdasarkan data, jumlah kasus epiglotitis pada anak di bawah usia 5 tahun menurun 99% setelah penggunaan vaksinasi Hib pada tahun 2000.

Gejala Epiglotitis

Gejala epiglotitis muncul dengan cepat saat peradangan pada epiglotis terjadi. Anak-anak akan mengalami gejala dalam hitungan jam, sedangkan orang dewasa akan merasakan gejala dalam hitungan hari.

Gejala Epiglotitis pada Anak

Beberapa gejala epiglotitis pada anak, antara lain:

  • Demam
  • Sakit tenggorokan parah
  • Sakit dan kesulitan menelan
  • Meneteskan air liur
  • Suara berubah terutama saat mengambil napas
  • Gelisah
  • Merasa lebih baik saat duduk atau membungkuk ke depan
  • Sulit bernapas
  • Sulit bicara
  • Batuk

Peradangan pada epiglotis pada bayi di bawah usia 1 tahun mungkin sulit dideteksi, terutama jika bayi mengalami batuk dan memiliki riwayat infeksi saluran pernapasan atas.

Gejala Epiglotitis pada Orang Dewasa

Beberapa gejala epiglotitis pada orang dewasa, antara lain:

  • Demam ringan
  • Sakit tenggorokan parah
  • Suara serak/li>
  • Stridor atau suara bernada tinggi saat mengambil napas
  • Kesulitan bernapas atau bernapas dengan leher, dinding dada, dan otot perut atas
  • Kesulitan menelan
  • Meneteskan air liur secara terus-menerus
  • Gelisah

Gejala-gejala ini muncul dengan cepat dan harus segera ditangani sebelum pembengkakan semakin besar dan menyumbat saluran pernapasan.

Kapan Harus ke Dokter?

Epiglotitis adalah kondisi medis yang memerlukan penanganan segera. Segera hubungi dokter atau pergi ke layanan medis terdekat jika Anda mengalami:

  • Kesulitan bernapas yang parah
  • Kesulitan berbicara
  • Detak jantung yang cepat
  • Suara rendah atau menghilang
  • Kulit kebiruan
  • Tidak mampu berdiri tegak

Jika Anda atau seseorang mengalami gejala-gejala ini, jangan mencoba memeriksa tenggorokan sendiri dan tetap berdiam diri sambil berusaha duduk tegak untuk memudahkan bernapas.

Semua gejala yang terkait dengan gangguan pernapasan seperti sesak napas, suara napas, napas cepat, atau kesulitan bernapas secara normal harus segera mendapatkan pertolongan medis.

Penyebab Epiglotitis

Penyebab utama epiglotitis dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu infeksi bakteri dan cedera tenggorokan. Berikut adalah penjelasannya:

1. Infeksi Bakteri

Peradangan pada epiglotis umumnya terjadi akibat infeksi bakteri, terutama bakteri Haemophilus influenzae tipe b atau Hib. Bakteri ini biasanya ditularkan melalui udara saat seseorang yang terinfeksi batuk atau bersin.

Penyakit ini juga dapat disebabkan oleh infeksi bakteri Streptococcus A, B, atau C, Staphylococcus aureus, dan Streptococcus pneumoniae.

Dalam beberapa kasus, peradangan pada epiglotis juga dapat disebabkan oleh infeksi virus dan jamur. Virus herpes zoster dan cacar air, serta jamur penyebab ruam popok atau infeksi ragi juga dapat menyebabkan peradangan pada epiglotis.

2. Cedera Tenggorokan

Peradangan pada epiglotis juga dapat terjadi akibat cedera di sekitar mulut dan tenggorokan, misalnya:

  • Trauma langsung pada tenggorokan yang keras, menyebabkan luka dan pembengkakan pada epiglotis
  • Epiglotitis termal, kerusakan epiglotis akibat makanan atau minuman panas
  • Tenggorokan terbakar akibat terpapar bahan kimia berbahaya
  • Cedera tenggorokan akibat penggunaan obat-obatan tertentu
  • Inhalasi asap atau benda asing yang dapat menyebabkan pembengkakan akibat gigitan laba-laba atau serangga
  • Reaksi alergi terhadap konsumsi ikan tertentu atau paparan asap yang tercemar
  • Cedera fisik akibat pukulan benda tumpul di sekitar mulut, leher, dan tenggorokan

Faktor Risiko Epiglotitis

Beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang terkena epiglotitis adalah:

  • Anak di bawah usia 12 tahun yang belum divaksinasi dengan vaksin Hib.
  • Orang dewasa berusia di atas 85 tahun.
  • Anak-anak yang tinggal di daerah di mana vaksinasi Hib belum tersedia.
  • Semua anak yang tidak mendapatkan vaksin Hib.
  • Laki-laki memiliki risiko lebih tinggi daripada perempuan, meskipun alasan persisnya tidak diketahui.
  • Orang yang tinggal di daerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan tingkat penyebaran penyakit yang tinggi.
  • Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah atau terkompromi.
  • Orang dewasa dengan diabetes.

Setiap orang dapat mengalami peradangan pada epiglotis, namun risiko dapat dikurangi dengan vaksinasi Hib dan menjaga gaya hidup yang sehat.

Diagnosis Epiglotitis

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, mengumpulkan riwayat medis, dan melakukan beberapa tes diagnostik, seperti:

1. Pemeriksaan X-Ray

Untuk melihat apakah ada peradangan pada faring dan kondisi pembengkakan dan kekakuan pada epiglotis, dokter mungkin akan melakukan foto sinar-X.

2. Pemeriksaan Laboratorium

Beberapa tes laboratorium yang mungkin dilakukan untuk mendiagnosis penyakit ini meliputi:

  • Tes darah untuk mengidentifikasi infeksi atau peradangan.
  • Tes darah lengkap (complete blood count) untuk mengukur oksigenasi darah dan gas darah arteri.
  • Kultur darah untuk mengidentifikasi penyebab peradangan pada epiglotis.
  • Pemeriksaan imunologi lainnya untuk mencari antibodi terhadap bakteri atau virus tertentu.
  • Pemeriksaan laring menggunakan bronkoskop.

Pemeriksaan laboratorium lainnya mungkin diperlukan untuk mempelajari penyebab kondisi epiglotitis yang tidak stabil dan menghalangi saluran pernapasan.

Epiglotitis seringkali keliru didiagnosis sebagai radang tenggorokan atau croup, angioedema, peradangan atau spasme laring, trauma laring, pertumbuhan kanker, reaksi alergi, infeksi kelenjar tiroid, atau hematoma epiglotis.

Jenis Epiglotitis pada Orang Dewasa

Dokter akan mengategorikan epiglotitis pada orang dewasa menjadi 3 jenis berdasarkan diagnosis, yaitu:

1. Kategori 1

Pasien dengan gejala epiglotitis yang parah, termasuk gangguan pernapasan atau henti napas yang cepat. Tes kultur darah dapat dilakukan untuk mengidentifikasi bakteri dalam darah.

2. Kategori 2

Pasien dengan gejala epiglotitis yang sedang hingga berat, seperti sakit tenggorokan, kesulitan menelan, suara serak, dan stridor. Pasien dalam kategori ini berisiko mengalami sumbatan saluran pernapasan.

3. Kategori 3

Pasien dengan gejala epiglotitis ringan, seperti sakit tenggorokan dan kesulitan menelan makanan selama berhari-hari, namun tidak menunjukkan tanda-tanda sumbatan saluran pernapasan.

Dokter akan merawat pasien berdasarkan gejalanya dan memberikan perawatan yang sesuai, termasuk memastikan bahwa ada peradangan pada epiglotis tidak menyumbat saluran pernapasan.

Pengobatan Epiglotitis

Penderita epiglotitis mungkin membutuhkan rawat inap untuk mengurangi risiko sumbatan saluran pernapasan yang bisa terjadi secara tiba-tiba dan cepat. Dokter akan memberikan perawatan terbaik sesuai dengan kondisi pasien, termasuk:

1. Perawatan Awal

Pada tahap awal epiglotitis pada anak dengan gejala ringan, anak bisa ditempatkan di ruangan yang gelap dan tenang bersama orang tua. Masker oksigen digunakan untuk memantau pernapasan anak dengan hati-hati. Jika tidak ada gejala gangguan pernapasan, suntikan antibiotik bisa diberikan untuk membantu mengelola gejala peradangan. Dalam perawatan ini, pengelolaan kecemasan sangat penting karena dapat menyebabkan sumbatan saluran pernapasan yang akut, terutama pada anak-anak.

2. Suntikan Antibiotik

Suntikan antibiotik digunakan untuk mengatasi peradangan dan melawan infeksi penyebab epiglotitis. Biasanya, antibiotik yang khusus untuk infeksi bakteri digunakan.

3. Obat Kortikosteroid

Obat kortikosteroid dan epinefrin digunakan untuk mengatasi gejala peradangan epiglotis di masa lalu. Namun, saat ini banyak ahli yang meragukan kemampuan obat-obatan ini untuk mengobati epiglotitis.

4. Membantu Pernapasan

Perawatan utama pada epiglotitis adalah memastikan bahwa saluran pernapasan tidak terhambat. Jika hindari terjadi, pasien membutuhkan bantuan pernapasan seperti menggunakan masker oksigen atau intubasi.

5. Trakeostomi

Trakeostomi adalah prosedur kecil untuk membuat sayatan kecil di antara cincin trakea dan memasukkan selang pernapasan melalui leher ke laring. Prosedur ini dilakukan untuk memudahkan pernapasan ketika saluran pernapasan terhalang.

6. Cricothyrotomy

Pasien dengan gejala atau risiko obstruksi saluran pernapasan akut harus dirawat di unit perawatan intensif dengan per

About The Author

11 Manfaat Kacang Tanah yang Menyehatkan Tubuh

Flamar – Manfaat, Dosis, dan Efek Samping