Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Dispepsia: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Myles Bannister

Dispepsia adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan ketidaknyamanan pada perut bagian atas. Istilah ini mengacu pada sekelompok gejala seperti perut kembung, mual, hingga bersendawa. Kondisi ini terkait dengan makanan atau minuman yang dikonsumsi, infeksi, atau obat-obatan tertentu.

Apa Itu Dispepsia?

Sindrom dispepsia bukanlah penyakit berbahaya, namun bisa menjadi tanda masalah lain seperti gastroesophageal reflux disease (GERD) atau penyakit kantung empedu. Gejala dapat dirasakan sesekali atau setiap hari. Penyakit dispepsia yang tidak disebabkan oleh penyakit mendasarnya dapat diredakan dengan perubahan gaya hidup dan pengobatan.

Gejala Dispepsia

Gejala yang umum dialami saat terkena dispepsia adalah:

  • Perut cepat terasa penuh, belum makan banyak tetapi merasa kenyang.
  • Rasa tidak nyaman di perut bagian atas antara bagian bawah tulang dada dan pusar.
  • Rasa seperti terbakar di perut bagian atas antara bagian bawah tulang dada dan pusar.
  • Kembung di perut bagian atas karena penumpukan gas yang tidak nyaman.
  • Mual dengan keinginan untuk muntah.

Mulas dan dispepsia adalah dua kondisi yang terpisah.

Kapan Waktu yang Tepat untuk ke Dokter?

Konsultasikan dengan dokter jika ketidaknyamanan berlanjut selama lebih dari dua minggu atau dispepsia disertai dengan penurunan berat badan yang tidak diketahui penyebabnya, muntah berulang-ulang, tubuh melemah, napas tersengal, nyeri dada, atau nyeri dada saat aktivitas atau stres melanda.

Penyebab Dispepsia

Dispepsia dapat disebabkan oleh penyakit seperti ulkus peptikum, GERD, gastroparesis, peritonitis, sindrom iritasi usus, pankreatitis kronis, penyakit tiroid, kehamilan, obat-obatan seperti aspirin, estrogen, obat steroid, antibiotik, dan obat-obatan tiroid, serta gaya hidup seperti makan berlebihan, makanan berlemak, minuman beralkohol, merokok, stres, dan kelelahan.

Jika penyebab tidak ditemukan, dispepsia dapat disebabkan oleh gangguan lambung yang mencegah menerima dan mencerna makanan secara normal (dispepsia fungsional).

Faktor Risiko

Risiko terkena dispepsia dapat meningkat jika terdapat kelainan pada saluran pencernaan, masalah emosional seperti kecemasan atau depresi, konsumsi alkohol berlebih, atau penggunaan obat-obatan yang dapat mengiritasi lambung.

Diagnosis Dispepsia

Dokter akan menanyakan gejala dispepsia, riwayat kesehatan Anda dan keluarga, serta melakukan pemeriksaan fisik pada dada dan perut untuk mencari tahu apakah ada yang sensitif, lunak, atau sakit pada area perut yang ditekan. Untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang mendasari, dokter dapat menggunakan tes darah, endoskopi, tes infeksi H. pylori, tes fungsi hati, abdominal ultrasound, atau abdominal CT scan.

Pengobatan Dispepsia

Pengobatan dispepsia tergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya. Perubahan gaya hidup seperti mengonsumsi makanan lebih sedikit, menghindari makanan pedas dan asam, kurangi konsumsi kafein, alkohol, dan cokelat, tidur cukup, berolahraga secara teratur, berhenti merokok, dan mengurangi stres dapat membantu mengatasi dispepsia ringan. Jika gejala parah atau sering, dokter dapat meresepkan obat seperti antasida, H-2-receptor antagonists, proton pump inhibitor, prokinetics, antibiotik, atau terapi psikologis. Jika penyebab tidak ditemukan, dokter mungkin meresepkan antidepresan dosis rendah. Komplikasi dispepsia yang parah dapat meliputi GERD, tukak lambung, atau pyloric stenosis.

Pencegahan Dispepsia

Untuk mencegah dispepsia, hindarilah makanan dan situasi yang dapat menyebabkan kondisi tersebut. Beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan adalah makan dalam porsi kecil dan perlahan, hindari makanan asam, kurangi konsumsi kafein, berikan penanganan stres, berhenti merokok, kurangi konsumsi alkohol, hindari pakaian ketat, jangan berolahraga dengan perut penuh, dan jangan langsung berbaring setelah makan atau sebelum tidur.

Referensi

  1. Anonim. Indigestion. https://www.webmd.com/heartburn-gerd/indigestion-overview#1. Diakses pada 2 Maret 2020.
  2. Anonim. Indigestion. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/indigestion/symptoms-causes/syc-20352211. Diakses pada 2 Maret 2020.
  3. Newman, Tim. 2017. What to know about indigestion or dyspepsia. https://www.medicalnewstoday.com/articles/163484#what_dyspepsia. Diakses pada 2 Maret 2020.

About The Author

Ciri-ciri Sperma Sehat serta Tips Meningkatkan Kualitasnya

7 Makanan Wajib untuk Pria yang Kerja Shift Malam