Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Disfungsi Ereksi: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Myles Bannister

Disfungsi ereksi adalah ketidakmampuan seorang pria untuk mencapai atau mempertahankan ereksi. Simak penjelasan mengenai ciri-ciri, penyebab, hingga pengobatannya di bawah ini.

Apa itu Disfungsi Ereksi?

Disfungsi ereksi atau lemah syahwat/impotensi adalah ketidakmampuan pria untuk mendapatkan dan mempertahankan ereksi yang cukup kuat untuk melakukan hubungan seksual.

Kondisi ini dapat menyebabkan stres, rendahnya kepercayaan diri, dan masalah pada hubungan.

Perlu diketahui bahwa masalah mencapai atau mempertahankan ereksi juga dapat menjadi tanda kondisi kesehatan yang memerlukan pengobatan dan menjadi faktor risiko penyakit jantung.

Gejala Disfungsi Ereksi

Ciri utama disfungsi ereksi pada pria adalah kesulitan mencapai ereksi dan berkurangnya gairah seksual. Gejala lain yang mungkin termasuk:

  • Kesulitan menjaga ereksi.
  • Hasrat seksual berkurang.
  • Kadang-kadang hanya mampu ereksi sebelum berhubungan seksual.
  • Dapat ereksi sebelum berhubungan seksual namun tidak bisa mempertahankannya.
  • Membutuhkan banyak rangsangan untuk mempertahankan ereksi.
  • Tidak mampu mendapatkan ereksi sama sekali.

Kapan Waktu yang Tepat untuk Berobat ke Dokter?

Segera konsultasikan dengan dokter jika Anda memiliki gejala berikut:

  • Khawatir terhadap ereksi atau mengalami masalah seksual lainnya seperti ejakulasi dini atau ejakulasi tertunda.
  • Memiliki penyakit tertentu seperti diabetes, penyakit jantung, atau kondisi kesehatan lain yang dikaitkan dengan disfungsi ereksi.
  • Memiliki gejala lain yang disertai dengan disfungsi ereksi.

Penyebab Disfungsi Ereksi

Penyebab disfungsi ereksi biasanya adalah penyakit atau kondisi yang mendasari. Berikut adalah beberapa kondisi yang dapat menyebabkan disfungsi ereksi:

1. Usia

Penelitian menunjukkan bahwa pria cenderung mengalami lebih banyak masalah seksual seiring bertambahnya usia. Tingkat impotensi meningkat dari 5% pada usia 40 menjadi 15% pada usia 70.

Meski begitu, pria dapat menghindari berbagai potensi penyebab impotensi dengan menjaga kesehatan fisik dan mental seiring bertambahnya usia.

2. Suasana Hati

Stres dapat memengaruhi kesehatan secara fisik, termasuk pada penis. Kemarahan dan emosi negatif juga dapat mempengaruhi kemampuan ereksi dan kinerja seksual.

3. Kecemasan

Kecemasan tentang performa seksual dapat membuat sulit untuk melakukan hubungan seks.

Kecemasan juga dapat meluas ke kehidupan seksual secara umum. Semua kekhawatiran itu dapat membuat Anda takut dan menghindari hubungan intim.

4. Kegemukan

Berat badan berlebih dapat memengaruhi kinerja seksual. Obesitas dapat menurunkan level hormon testosteron, mengganggu gairah seksual, dan mempengaruhi aliran darah ke penis.

5. Pikiran Negatif

Citra diri negatif dapat memengaruhi kehidupan seksual dan kinerja di ranjang. Pikiran negatif tentang diri sendiri dapat memicu kekhawatiran dan kecemasan yang mengganggu ereksi.

6. Penyakit Tertentu

Banyak penyakit dan kondisi kesehatan dapat mempengaruhi saraf, otot, atau aliran darah yang dibutuhkan untuk ereksi. Beberapa penyakit yang dapat memicu disfungsi ereksi antara lain diabetes, tekanan darah tinggi, dan penyakit pembuluh darah.

Faktor Risiko

Disfungsi ereksi juga dapat terkait dengan berbagai kelainan dan penyakit. Faktor risiko langsung kondisi ini mungkin termasuk masalah prostat, diabetes tipe 2, hipogonadisme, hipertensi, penyakit pembuluh darah, dan rendahnya tingkat HDL.

Diagnosis Disfungsi Ereksi

Pengujian dan tes biasanya diperlukan untuk mendiagnosis masalah ereksi. Tes laboratorium dilakukan untuk mengukur kadar testosteron dalam darah dan dapat dilakukan juga tes darah untuk memeriksa penyakit tertentu.

Dokter dapat merencanakan pengobatan pasien berdasarkan hasil tes dan pemeriksaan fisik.

Pengobatan Disfungsi Ereksi

Beberapa obat dapat memengaruhi kinerja seksual. Obat-obatan tertentu seperti obat tekanan darah, obat nyeri, dan antidepresan dapat menyebabkan disfungsi ereksi. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum menghentikan penggunaan obat-obatan tersebut.

Dokter dapat membantu menentukan sumber masalah dan merekomendasikan perubahan gaya hidup, obat disfungsi ereksi, terapi hormon, atau perangkat bantu ereksi.

Pencegahan Disfungsi Ereksi

Cara terbaik untuk mencegah disfungsi ereksi adalah dengan menjalani gaya hidup sehat dan mengelola masalah kesehatan yang ada. Tips mencegah disfungsi ereksi antara lain bekerja sama dengan dokter untuk mengelola kondisi kronis, menghentikan kebiasaan merokok dan minuman beralkohol, berolahraga secara teratur, dan mengelola stres.

Referensi

  1. Anonim. 2022. Erectile dysfunction. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/erectile-dysfunction/symptoms-causes/syc-20355776. (Diakses pada 25 September 2023)
  2. Anonim. Tanpa Tahun. Erectile Dysfunction. https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/erectile-dysfunction. (Diakses pada 25 September 2023)
  3. MacGill, Markus. 2023. What’s to know about erectile dysfunction?. https://www.medicalnewstoday.com/articles/5702. (Diakses pada 25 September 2023)

About The Author

Eye Cream: Fungsi, Kandungan, dan Cara Memakainya

Demensia: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan