Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Disfagia: Gejala, Penyebab, Pengobatan, Pencegahan

Myles Bannister

Disfagia adalah kesulitan menelan. Mengapa ini terjadi? Simak penjelasan mengenai disfagia, termasuk ciri-ciri, penyebab, pengobatan, dan pencegahannya berikut ini.

Apa Itu Disfagia?

Disfagia adalah kondisi kesulitan menelan. Aktivitas menelan terbagi menjadi 3 tahap, yaitu:

  • Tahap oral: makanan masuk ke mulut dan kemudian dikunyah.
  • Tahap faringeal: makanan didorong dari mulut menuju esofagus.
  • Tahap esophageal: makanan berada di dalam esofagus dan didorong ke lambung.

Disfagia menghambat perjalanan makanan dan minuman dari mulut ke lambung. Gejalanya dapat berupa nyeri dan batuk saat menelan makanan.

Jenis-Jenis Disfagia

Terdapat 3 jenis utama disfagia, yaitu:

1. Disfagia Oral

Disfagia oral disebabkan oleh masalah pada mulut. Contohnya adalah otot lidah yang melemah setelah stroke atau kesulitan mengunyah makanan.

2. Disfagia Faringeal

Jenis ini terjadi karena masalah pada tenggorokan. Penyebab umumnya adalah gangguan saraf seperti stroke, Parkinson, dan amyotrophic lateral sclerosis.

3. Disfagia Esophageal

Jenis ini disebabkan oleh gangguan pada kerongkongan yang umumnya terjadi karena iritasi. Beberapa kasus membutuhkan operasi untuk penyembuhannya.

Ciri dan Gejala Disfagia

Disfagia ditandai oleh kesulitan menelan makanan dan minuman. Gejala lainnya meliputi:

  • Tersedak ketika makan
  • Batuk ketika menelan
  • Nyeri saat menelan (odinofagia)
  • Sensasi makanan mengganjal di tenggorokan atau dada
  • Liur keluar secara tidak terkendali
  • Suara serak
  • Nyeri ulu hati
  • Makanan kembali naik ke kerongkongan
  • Asam lambung naik
  • Berat badan turun tanpa sebab

Kapan Harus Periksa ke Dokter?

Jika Anda mengalami kesulitan menelan disertai gejala-gejala di atas dalam waktu yang cukup lama, segera periksakan diri ke dokter. Komplikasi yang mungkin terjadi antara lain pneumonia, dehidrasi, infeksi saluran pernapasan atas, penurunan berat badan, dan muntah-muntah.

Penyebab Disfagia

Penyebab disfagia bervariasi, di antaranya:

  • Gangguan otot mulut dan tenggorokan, seperti akalasia dan skleroderma.
  • Penyumbatan kerongkongan, biasanya akibat refluks asam lambung, esofagitis, radioterapi, kanker tenggorokan, dan kanker mulut.
  • Masalah pada sistem saraf, seperti Parkinson, stroke, tumor otak, multiple sclerosis, dan myasthenia gravis.
  • Abnormalitas kongenital, misalnya bibir sumbing atau cerebral palsy.

Faktor Risiko Disfagia

Beberapa faktor risiko disfagia meliputi:

  • Tua dengan penurunan kualitas otot tubuh termasuk otot mulut dan tenggorokan. Penyakit seperti stroke dan Parkinson juga meningkatkan risiko disfagia pada usia lanjut.
  • Penyakit yang mempengaruhi sistem saraf meningkatkan risiko kesulitan menelan makanan dan minuman.

Diagnosis Disfagia

Untuk mendiagnosis disfagia, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan, seperti:

  • Analisis kemampuan menelan oleh ahli terapi wicara dengan menggunakan kamera kecil.
  • Tes Barium untuk melihat aktivitas otot di esofagus melalui sinar-X.
  • Endoskopi untuk mengambil sampel jaringan kerongkongan.
  • Manometri untuk mengukur perubahan tekanan otot kerongkongan jika endoskopi tidak berhasil.

Pengobatan Disfagia

Pengobatan disfagia disesuaikan dengan penyebabnya. Metode pengobatan yang umum meliputi:

  • Terapi menelan dengan terapis bicara dan bahasa untuk melatih otot menelan.
  • Penyesuaian diet dengan makanan yang mudah ditelan.
  • Pemberian makan melalui selang hidung atau gastrostomi endoskopi perkutan jika pasien berisiko pneumonia, malnutrisi, atau dehidrasi.
  • Pemberian obat sesuai dengan penyebab disfagia, seperti obat asam lambung dan relaksan otot kerongkongan.
  • Tindakan operasi untuk mengatasi penyempitan kerongkongan.

Komplikasi Disfagia

Jika tidak ditangani dengan cepat, disfagia dapat menyebabkan komplikasi seperti pneumonia, infeksi saluran pernapasan atas, dehidrasi, malnutrisi, dan penurunan berat badan.

Pencegahan Disfagia

Meskipun tidak dapat dicegah sepenuhnya, risiko disfagia dapat dikurangi dengan mengunyah makanan secara perlahan dan makan dengan hati-hati. Deteksi dini dan pengobatan refluks asam lambung yang efektif juga dapat mengurangi risiko disfagia terkait dengan masalah esofagus.

Referensi

  1. Anonim. Dysphagia. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/dysphagia/symptoms-causes/syc-20372028 (diakses pada 24 Agustus 2020)
  2. Kahn, A. 2012. What Causes Difficulty in Swallowing? https://www.healthline.com/health/difficulty-in-swallowing#causes (diakses pada 24 Agustus 2020)
  3. Newman, T. 2017. What causes difficulty swallowing (dysphagia)? https://www.medicalnewstoday.com/articles/177473#treatment. (diakses pada 24 Agustus 2020)

About The Author

Manfaat Daun Seledri untuk Kesehatan Tubuh

8 Tips Meningkatkan Peluang Cepat Hamil Anak Kedua