Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Diet Ketofastosis: Manfaat, Cara, Efek Samping

Myles Bannister

Apakah Anda pernah mendengar tentang ketofastosis? Ini adalah jenis diet yang terkait dengan diet keto yang sudah dikenal. Lantas, bagaimana ketofastosis ini? Berikut adalah informasi selengkapnya!

Apa Itu Diet Ketofastosis?

Ketofastosis adalah metode diet yang merupakan kombinasi dari diet ketogenik—atau keto—dan fastosis. Diet keto adalah diet dengan pola makan rendah karbohidrat, tinggi lemak, dan sedang protein. Fastosis adalah berpuasa dalam keadaan ketosis (puasa pada kondisi tubuh kekurangan karbohidrat dan menggunakan lemak sebagai bahan bakar utama).

Jadi, saat tubuh masuk dalam kondisi ketosis, Anda diharuskan berpuasa. Cara ini diklaim memaksimalkan pembakaran lemak, bahkan lebih dari diet keto.

Manfaat Diet Ketofastosis

Manfaat penerapan ketofastosis dalam kehidupan sehari-hari mirip dengan diet keto:

1. Mengurangi Kadar Lemak pada Tubuh

Diet ini membantu menurunkan berat badan dengan mengurangi kadar lemak pada tubuh. Tubuh menggunakan lemak sebagai bahan bakar alih-alih karbohidrat.

Dengan berpuasa dalam tahap ketosis, proses pembakaran lemak menjadi lebih optimal. Hindari junk food.

2. Memperkuat Otot-Otot Tubuh

Diet ketofastosis membantu memperkuat otot-otot tubuh dengan menurunkan kadar lemak dan meningkatkan kadar HGH. Kadar HGH meningkat sebanyak 2000% pada pria dan 1300% pada wanita. HGH berperan dalam memperkuat otot-otot tubuh.

3. Mengendalikan Gula Darah

Diet ketofastosis memiliki manfaat dalam mengendalikan gula darah, terutama untuk penderita diabetes mellitus. Diet ini mengharuskan Anda mengonsumsi sedikit karbohidrat, sehingga kadar glukosa berkurang. Cocok bagi penderita diabetes.

4. Menurunkan Risiko Penyakit Jantung

Diet ketofastosis bisa menurunkan risiko penyakit jantung dengan mengurangi kadar insulin dan kolesterol “jahat”. Kolesterol meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.

5. Meredakan Gejala Epilepsi

Diet ketofastosis membantu meredakan gejala epilepsi, mengurangi kejang sebanyak 50%. Diet ini memproduksi keton yang membantu meredakan gejala epilepsi.

6. Menjaga Kesehatan & Fungsi Saraf

Pola makan ketofastosis menjaga kesehatan dan fungsi sistem saraf dengan mengurangi risiko Parkinson, Alzheimer, dan gangguan tidur.

Perbedaan Diet Ketofastosis dengan Ketogenik

Perbedaan antara diet ketofastosis dan ketogenik adalah ketofastosis mengharuskan berpuasa. Diet ketofastosis adalah versi lebih “ekstrem” dari diet keto.

Cara Melakukan Diet Ketofastosis

Ada 3 alternatif penerapan ketofastosis:

1. Metode 16:8

Berpuasa selama 16 jam setiap hari dan makan dalam 8 jam sisanya.

2. Puasa Berselang

Berpuasa selang 1 hari, makan pada hari pertama dan puasa pada hari berikutnya.

3. Makan Satu Kali Sehari

Makan besar dalam satu hari dan berpuasa pada hari berikutnya.

Dampak Melakukan Diet Ketofastosis

Ketofastosis dapat menyebabkan “healing crisis” sebagai proses adaptasi tubuh terhadap kebiasaan baru. Gejalanya meliputi kulit kering, gatal, jerawat, ketombe, mual, dan tubuh lemas. Jika gejala berlangsung lama, hentikan diet ini dan konsultasikan ke dokter.

Referensi

  1. Akkeson, A. 2017. Keto and intermittent fasting: “I am completely blown away by the changes”. https://www.dietdoctor.com/keto-intermittent-fasting-completely-blown-away-changes (diakses pada 23 Desember 2020)
  2. Kubala, J. 2018. Intermittent Fasting and Keto: Should You Combine the Two? https://www.healthline.com/nutrition/intermittent-fasting-and-keto (diakses pada 23 Desember 2020)
  3. Migala, J. 2019. Intermittent Fasting on Keto: What to Know Before Combining the Diets for Weight Loss. https://www.everydayhealth.com/ketogenic-diet/intermittent-fasting-keto-how-it-works-benefits-risks-more/ (diakses pada 23 Desember 2020)
  4. Shannon-Karasik, C. 2019. People Are Combining Keto and Intermittent Fasting. https://www.instyle.com/lifestyle/food-drink/diet/keto-and-intermittent-fasting (diakses pada 23 Desember 2020)

About The Author

STEMI: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Dekstrokardia: Penjelasan, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan