Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Dian Sastro Akui Anaknya Autis. Begini Ciri-Ciri Autisme

Myles Bannister

Fakta Anak Dian Sastro Autis

Dian Sastro mengungkap kondisi autis putranya saat berada dalam acara Special Kids Expo (SPEKIX) 2019 di JCC Senayan, Jakarta pada Jumat, 23 Agustus 2019. Ia mengaku telah melakukan berbagai cara bersama suaminya untuk mengatasi masalah ini.

Dian mulai mencurigai kondisi putranya saat usia Syailendra enam bulan. Saat itu, anaknya sulit berkomunikasi dengan orang lain dan sering meminjam tangan Dian hanya untuk menunjukkan sesuatu. Ketiadaan kontak mata dengan Dian membuatnya sadar akan kebutuhan sang anak untuk diperiksa oleh seorang dokter.

Dian membawa putranya ke dokter tumbuh kembang dan ke psikolog. Setelah berkonsultasi dengan 3 dokter, baru ia yakin bahwa putranya memiliki kebutuhan khusus saat berusia delapan bulan.

Dian kemudian melakukan intervensi dan menjalankan terapi okupasi, terapi wicara, dan terapi perilaku. Tidak hanya Dian dan suaminya, semua anggota keluarga termasuk kakek dan nenek Syailendra terlibat dalam terapi-terapi ini. Mereka melakukannya selama empat tahun. Hasilnya, kondisi putranya membaik dan terapi dihentikan ketika ia berusia 6 tahun.

“Di usia enam tahun, putraku tidak lagi membutuhkan terapi. Walaupun ada pengorbanan, semuanya terbayar. Sekarang, putraku sudah berperilaku normal seperti teman-teman sebayanya,” ungkap Dian.

Ciri-Ciri Autisme pada Anak

Banyak orang tua tidak menyadari gejala awal autisme pada anak. Biasanya mereka baru menyadarinya ketika anaknya mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas atau berperilaku normal seperti anak-anak pada umumnya.

Berikut adalah ciri-ciri autisme pada anak yang perlu diwaspadai:

Anak tidak mudah tertarik dengan anak lain

Anak dengan autisme cenderung tidak tertarik dengan anak-anak sebaya. Anak biasanya tertarik pada anak-anak sebayanya dan ingin bergabung atau bermain bersama mereka.

Anak tidak bisa menunjukkan minat mereka

Anak biasanya menunjukkan minat pada sesuatu dengan menggunakan tangan atau jari telunjuk. Namun, anak dengan autisme cenderung melakukan hal yang berbeda, seperti menggunakan tangan ibu atau ayah mereka untuk menunjukkan minat mereka.

Anak dengan autisme juga kesulitan dalam melakukan aktivitas seperti meniup lilin.

Anak kesulitan melakukan kontak mata

Anak dengan autisme cenderung tidak dapat melakukan kontak mata. Pandangan mereka juga cenderung hanya fokus pada satu hal, meskipun mereka dipukul pipi mereka tidak memberikan reaksi.

Hal ini dapat mengurangi ikatan antara orang tua dan anak.

Anak kesulitan meniru

Anak dengan autisme cenderung sulit meniru ekspresi wajah. Mereka juga kesulitan dalam melakukan aktivitas bersama dengan anak lain karena fokus pada apa yang ingin mereka lakukan sendiri.

Tidak bereaksi saat dipanggil namanya

Anak dengan autisme cenderung tidak memberi respon atau membalikkan kepala ketika dipanggil seperti mengalami masalah pendengaran.

Tidak tertarik melihat apa yang ditunjukkan

Anak dengan autisme kesulitan mengikuti instruksi. Ketika kita menunjukkan makanan atau mainan, mereka tidak tertarik. Mereka juga cenderung fokus pada satu hal yang sama dalam waktu yang lama.

Tidak bermain pura-pura

Anak dengan autisme cenderung tidak bermain pura-pura, seperti memberi makan boneka, berpura-pura menelepon, dan lainnya. Cara bermain mereka juga tidak biasa.

Anak dengan autisme cenderung tidak bermain pura-pura, seperti memberi makan boneka, berpura-pura menelepon, dan lainnya. Cara bermain mereka juga tidak biasa.

About The Author

8 Manfaat Kismis untuk Kesehatan dan Diet

Manfaat Asam Oleat untuk Kesehatan