Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Dermatitis Kontak: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Myles Bannister

Dermatitis kontak adalah ruam merah dan gatal pada kulit yang disebabkan oleh kontak langsung dengan suatu zat penyebab alergi. Meski tidak menular dan tidak serius secara medis, kondisi ini bisa menyebabkan ketidaknyamanan. Simak gejala, penyebab, dan cara mengatasinya di bawah ini.

Apa Itu Dermatitis Kontak?

Apakah kulit Anda pernah merah dan teriritasi setelah menggunakan produk perawatan kulit atau mencuci pakaian dengan detergen? Jika ya, itu bisa menjadi dermatitis kontak. Kondisi ini terjadi ketika bahan kimia yang digunakan menyebabkan reaksi alergi pada kulit, yang ditandai dengan ruam merah dan rasa gatal.

Gejala Dermatitis Kontak

Dermatitis kontak biasanya terjadi di area kulit yang terpapar langsung dengan zat penyebab alergi. Ruam biasanya muncul beberapa menit hingga beberapa jam setelah terpapar dan bisa berlangsung selama dua hingga empat minggu.

Tanda dan gejala yang mungkin terjadi:

  • Ruam merah
  • Rasa gatal, kadang-kadang parah
  • Muncul benjolan atau keropeng
  • Pembengkakan atau nyeri

Kapan Harus ke Dokter?

Meski biasanya tidak memerlukan perawatan medis yang serius, dermatitis kontak dapat menyebabkan ketidaknyamanan yang mengganggu aktivitas harian. Segera temui dokter jika:

  • Ruam menyebabkan ketidaknyamanan yang mengganggu tidur atau aktivitas harian Anda.
  • Ruam muncul secara tiba-tiba, menyakitkan, atau menyebar luas.
  • Ruam tidak membaik dalam tiga minggu.
  • Ruam terjadi di wajah atau alat kelamin.
  • Ruam mengganggu rasa percaya diri Anda.

Penyebab Dermatitis Kontak

Dermatitis kontak disebabkan oleh zat yang menyebabkan iritasi atau alergi pada kulit. Beberapa zat dapat menyebabkan dermatitis kontak iritan, sementara yang lain dapat menyebabkan dermatitis kontak alergi.

Dermatitis Kontak Iritan

Reaksi kulit non-alergi ini terjadi ketika suatu zat merusak lapisan pelindung kulit. Beberapa orang bereaksi setelah satu kali paparan, sedangkan orang lain dapat mengalami gejala setelah paparan berulang terhadap iritasi ringan. Beberapa faktor risiko yang meningkatkan kondisi ini adalah:

  • Penggunaan solvent
  • Penggunaan spiritus
  • Penggunaan pemutih dan detergen
  • Penggunaan sampo
  • Terpapar serbuk gergaji atau debu wol
  • Terpapar pupuk dan pestisida

Dermatitis Kontak Alergi

Dermatitis kontak alergi terjadi ketika suatu zat (alergen) memicu sistem kekebalan tubuh untuk bereaksi secara tidak normal terhadap zat asing. Selain paparan langsung pada kulit, kondisi ini juga dapat dipicu oleh makanan, obat-obatan, atau prosedur medis.

Berikut adalah beberapa alergen yang perlu diketahui, antara lain:

  • Nikel, biasanya terdapat di perhiasan atau aksesoris
  • Obat-obatan seperti antibiotik dan antihistamin
  • Formaldehyde, biasanya terdapat di disinfektan dan pengharum pakaian
  • Produk perawatan pribadi seperti deodoran, sabun, pewarna rambut, kosmetik, dan cat kuku
  • Tumbuhan seperti poison ivy dan mangga yang mengandung zat alergi urushiol
  • Serbuk sari dan semprotan insektisida

Anak-anak memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap kondisi ini dibandingkan dengan orang dewasa. Beberapa penyebabnya termasuk penggunaan popok, tisu bayi, dan tabir surya.

Faktor Risiko

Meski dermatitis kontak tidak menular, ada beberapa kondisi yang meningkatkan risiko terjadinya. Beberapa pekerjaan dan hobi yang dapat meningkatkan risiko dermatitis kontak termasuk:

  • Tenaga kesehatan
  • Pekerja logam
  • Pekerja konstruksi
  • Penata rambut dan tata rias
  • Mekanik
  • Penyelam scuba atau perenang, karena karet di masker atau kacamata
  • Tukang kebun dan pekerja pertanian
  • Koki dan pekerja terkait makanan

Diagnosis Dermatitis Kontak

Dokter dapat mendiagnosis kondisi ini dengan menanyakan gejala, mengidentifikasi zat penyebab, dan memeriksa kulit untuk melihat pola dan tingkat keparahannya. Selain itu, dokter juga bisa merekomendasikan tes patch untuk mengetahui apakah Anda alergi terhadap sesuatu. Tes ini berguna jika penyebab ruam tidak diketahui dengan pasti atau jika ruam sering kambuh.

Selama tes patch, alergen potensial akan ditempatkan di bawah tambalan perekat dan ditempelkan pada kulit. Tambalan akan tetap di kulit selama dua hingga tiga hari, dan Anda harus menjaga kulit agar tetap kering. Setelah itu, dokter akan memeriksa reaksi kulit dan menentukan apakah perlu dilakukan tes lebih lanjut.

Pengobatan Dermatitis Kontak

Sebagian besar kasus dermatitis kontak akan sembuh dengan sendirinya jika zat penyebab tidak lagi bersentuhan dengan kulit. Beberapa langkah yang dapat Anda coba untuk mengurangi gejala dan mencegah kondisi menjadi lebih parah adalah:

  • Hindari zat penyebab. Dokter mungkin akan memberi Anda daftar produk yang biasanya mengandung zat yang memengaruhi kondisi Anda.
  • Jika Anda alergi terhadap logam atau perhiasan, sebaiknya hindari memakainya. Jika tidak mungkin untuk menghindarinya, Anda bisa menggunakan lapisan tipis antara kulit dan benda tersebut.
  • Oleskan krim antiradang pada daerah yang terkena. Krim tanpa resep yang mengandung setidaknya 1 persen hidrokortison dapat membantu meredakan gatal sementara. Salep steroid juga dapat digunakan satu atau dua kali sehari selama dua hingga empat minggu. Anda juga bisa menggunakan losion kalamin.
  • Minum obat antiradang oral. Kortikosteroid atau antihistamin oral yang tidak memerlukan resep, seperti diphenhydramine, dapat membantu meredakan gatal yang parah.
  • Gunakan kompres dingin dan basah. Basahi kain lap lembut dan tempelkan pada ruam selama 15 hingga 30 menit. Ulangi beberapa kali sehari.
  • Hindari menggaruk dan rajin potong kuku. Jika tidak dapat menahan gatal terus-menerus, tutupi dengan kain.
  • Rendam kulit dalam air dingin.
  • Gunakan pelembap sepanjang hari atau gunakan sarung tangan yang sesuai dengan aktivitas Anda.

Komplikasi Dermatitis Kontak

Kondisi ini dapat menyebabkan infeksi jika area yang terkena terus-menerus digaruk dan terbuka hingga basah dan mengeluarkan darah. Hal ini menciptakan lingkungan yang baik bagi bakteri atau jamur untuk tumbuh dan menyebabkan infeksi.

Pencegahan Dermatitis Kontak

Cara terbaik untuk mencegah kondisi ini adalah mengetahui apa yang menyebabkan alergi pada Anda. Jika Anda bersentuhan dengan alergen, segera bersihkan untuk mengurangi reaksi alergi. Jika Anda tidak yakin apa yang menyebabkan ruam, lakukan langkah-langkah berikut:

  • Gunakanlah produk perawatan yang tidak mengandung pewangi.
  • Gunakan alat pelindung jika berisiko terpapar alergen seperti masker, kacamata, atau sarung tangan.
  • Gunakan krim pelindung untuk menjaga lapisan luar kulit tetap kuat dan lembap.

Referensi:

  1. Anonim. Contact dermatitis. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/contact-dermatitis/symptoms-causes/syc-20352742. (Diakses pada 2 Juli 2020).
  2. Anonim. Contact Dermatitis. https://www.webmd.com/skin-problems-and-treatments/contact-dermatitis#1. (Diakses pada 2 Juli 2020).
  3. Nall, Rachel. 2019. What Is Contact Dermatitis? https://www.healthline.com/health/contact-dermatitis. (Diakses pada 2 Juli 2020).

About The Author

Fluxar: Fungsi, Efek Samping, Dosis, Cara Pakai, dll

6 Pertolongan Pertama Serangan Jantung di Tempat Kerja