Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Dermatitis Atopik: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Myles Bannister

Dermatitis atopik atau eksim atopik adalah jenis penyakit kulit kronis yang dapat terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa. Kami akan menjelaskan lebih detail tentang gejala dan cara mengatasinya di bawah.

Apa itu Dermatitis Atopik?

Dermatitis atopik adalah peradangan kulit kronis yang ditandai dengan kulit kering, gatal, dan ruam. Kondisi ini sering kali dikaitkan dengan rhinitis alergi dan asma, yang juga dikenal sebagai trias atopik.

Peradangan kulit ini merupakan penyakit kronis jangka panjang di mana gejalanya dapat hilang dan kambuh kembali. Faktor genetik juga berperan penting dalam menyebabkan kondisi ini.

Lebih dari 50% anak-anak yang memiliki penyakit kulit ini juga memiliki keluarga yang memiliki salah satu dari trias atopik (eksim atopik, rhinitis alergi, dan asma).

Gejala Dermatitis Atopik

Gejala yang terjadi tergantung pada seberapa parah penyakit ini. Berikut adalah beberapa gejala yang dapat terjadi berdasarkan lamanya penyakit berlangsung.

1. Dermatitis Atopik Akut

Kondisi ini umumnya terjadi pada anak-anak (15-20%) dan juga bisa terjadi pada orang dewasa (1-3%). Gejalanya meliputi:

  • Ruam merah.
  • Luka lecet.
  • Luka basah pada kulit.

2. Dermatitis Atopik Kronis

Eksim kronis terjadi ketika eksim tidak kunjung sembuh atau kambuh berulang kali. Gejalanya meliputi:

  • Kulit kering dan bersisik.
  • Kulit menjadi tebal dan gelap akibat garukan yang berulang.
  • Krusta, koreng, dan luka lecet bekas garukan.

Lokasi munculnya eksim atopik juga bergantung pada usia penderita. Pada bayi, umumnya terjadi di wajah dan lengan atau kaki bagian luar. Sedangkan pada orang dewasa, terjadi di area lipatan kulit seperti leher, siku, dan paha.

Eksim atopik biasanya terjadi di kedua sisi tubuh yang berpasangan, seperti kedua lipatan siku.

Kulit yang terkena sangat rentan terhadap infeksi bakteri sekunder, biasanya ditandai dengan luka bernanah.

Penyebab Dermatitis Atopik

Penyebab utama kondisi ini adalah mutasi gen Fillagrin. Akibat mutasi ini, kulit menjadi kering dan menyebabkan gatal yang sangat mengganggu.

Terjadinya gatal yang berlebihan menyebabkan penderita eksim atopik sering menggaruk, yang membuat kulit semakin menebal, gelap, dan luka lecet bekas garukan.

Peradangan kulit ini melibatkan interaksi antara faktor genetik dan lingkungan. Mutasi fillagrin menyebabkan peningkatan imunoglobulin (IgE) dan respons berlebihan dari sistem imun terhadap faktor pencetus (alergen).

Pada anak-anak, faktor pencetus biasanya berupa makanan, debu, atau bulu binatang. Sedangkan pada orang dewasa, faktor pencetusnya adalah makanan, zat yang dihirup, dan stres.

Faktor Risiko

Terkadang dermatitis atopik disebabkan oleh faktor tertentu. Faktor risiko meliputi:

  • Riwayat keluarga dengan trias atopik (eksim atopik, rhinitis alergi, dan asma).
  • Kondisi sosio-ekonomi (lebih berisiko terjadi pada golongan ekonomi menengah ke atas dan tinggal di kota besar).
  • Tinggal di daerah dengan suhu dingin atau sering terpapar pendingin udara.

Diagnosis Dermatitis Atopik

Jika Anda mengalami gejala seperti yang telah dijelaskan di atas, segera berkonsultasi dengan dokter spesialis kulit untuk melakukan diagnosis yang tepat dan menentukan metode pengobatan yang sesuai.

Prosedur diagnosis umum meliputi:

1. Anamnesis

Dokter akan melakukan wawancara dengan pasien untuk mengetahui keluhan yang dirasakan, seperti:

  • Lama menderita eksim atopik.
  • Apakah eksim atopik berulang?
  • Adanya riwayat keluarga dengan trias atopik.
  • Paparan debu dan sebagainya.
  • Makanan apa yang sering dikonsumsi.

2. Pemeriksaan Fisik

Setelah wawancara, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, khususnya pada kondisi kulit pasien, berdasarkan gejala dermatitis atopik.

3. Pemeriksaan Penunjang

Dokter mungkin akan melakukan tes patch untuk mengetahui faktor pemicu reaksi (alergen). Tes ini penting untuk mencegah gejala kambuh di kemudian hari. Namun, tes ini dilakukan setelah 1-2 minggu pemeriksaan pertama atau setelah gejala sudah hilang setelah pemberian obat-obatan.

Pengobatan Dermatitis Atopik

Pengobatan dermatitis atopik harus disesuaikan dengan gejala yang muncul. Ada beberapa jenis obat yang digunakan untuk meredakan gejala eksim atopik.

Pada kulit yang kering, dokter akan menyarankan pasien menggunakan pelembap hipoalergenik non-fragrance untuk menjaga kelembapan kulit.

Pasien juga diberikan obat antihistamin untuk meredakan gatal. Ada dua jenis antihistamin yang digunakan:

  • Antihistamin generasi pertama (Clemastine, Chlorphenamine, Alimemazine, Hidroxyzine).
  • Antihistamin generasi kedua (Loratadine, Cetirizine, Fexofenadine).

Penderita juga akan diberikan obat antiinflamasi steroid, baik oles (topikal) maupun minum (oral).

Penggunaan steroid topikal tergantung pada potensinya:

  • Potensi rendah (Hidrokortison), khusus untuk bayi dan anak-anak, atau jika eksim terjadi pada bagian kulit yang tipis.
  • Potensi tinggi (Klobetasol, Bethametasone dipropionate), khusus untuk eksim atopik pada dewasa dan titik eksim berada di bagian kulit yang lebih tebal.

Jika terjadi infeksi bakteri, penderita akan diberikan antibiotik untuk mengobati infeksi tersebut. Jika eksim dalam kondisi basah (eksim atopik akut), dapat dilakukan kompres kasa yang dibasahi dengan air hangat.

Pencegahan Dermatitis Atopik

Dermatitis atopik adalah penyakit keturunan yang tidak dapat disembuhkan sepenuhnya. Pengobatan hanya dapat meredakan gejala yang muncul. Namun, ada beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah gejala yang lebih parah di kemudian hari.

Beberapa cara pencegahan dermatitis atopik meliputi:

  • Menghindari konsumsi makanan pemicu alergi.
  • Menghindari paparan debu dan bulu binatang.
  • Menghindari paparan pendingin udara.
  • Menggunakan sabun khusus bayi.
  • Menggunakan pakaian berbahan katun yang lebih cepat menyerap keringat.

About The Author

Asam Oksalat dan Pengaruhnya pada Kesehatan Ginjal

Tak Hanya Bikin Kulit Cerah, Ini 9 Manfaat Lemon untuk Wajah