Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Craniosynostosis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pegobatan

Myles Bannister

Craniosynostosis adalah cacat lahir yang ditandai bayi lahir dengan ubun-ubun yang menutup lebih awal. Ubun-ubun bayi tetap terbuka hingga usia sekitar 2 tahun agar tulang tengkorak tetap fleksibel. Simak pembahasan tentang gejala, penyebab, dan cara mengatasinya di bawah ini.

Apa itu Craniosynostosis?

Craniosynostosis adalah kelainan pada bayi baru lahir di mana ubun-ubun sudah menutup lebih cepat dari yang seharusnya. Bayi lahir dengan tujuh potongan tulang tengkorak yang dihubungkan oleh ubun-ubun (fontanel).

Ubun-ubun tersebut menyatu saat bayi berusia 2 tahun agar memungkinkan otak untuk terus tumbuh dan berkembang. Bila ubun-ubun menyatu lebih awal, tulang tengkorak bergabung pada kepala bayi dan otak tidak memiliki ruang yang cukup.

Pada bayi dengan craniosynostosis, salah satu atau lebih ubun-ubun menutup terlalu cepat. Kondisi ini dapat menyebabkan penumpukan tekanan di dalam tengkorak, bentuk tengkorak tidak normal, masalah penglihatan, dan masalah pertumbuhan otak bayi.

Gejala Craniosynostosis

Gejalanya termasuk:

  • Bentuk tengkorak bayi tidak normal.
  • Ubun-ubun bayi tidak terlihat.
  • Ada benjolan di sekitar tengkorak bayi.
  • Terasa titik lunak pada tengkorak bayi.
  • Pertumbuhan kepala lebih lambat dibandingkan tubuh.
  • Rongga mata lebih lebar atau sempit.
  • Masalah penglihatan.
  • Sakit kepala.
  • Disabilitas.

Tingkat keparahan gejala berbeda-beda tergantung pada berapa ubun-ubun yang menutup lebih awal.

Catatan: Bila bayi memiliki bentuk kepala yang tidak proporsional, itu tidak selalu tanda craniosynostosis. Itu mungkin terjadi bila bayi berbaring pada posisi kepala yang sama terlalu lama atau menggunakan bantal yang tidak sesuai. Anda dapat mempertimbangkan menggunakan bantal terapi (ortosis kranial) untuk menjaga bentuk kepala bayi.

Kapan Harus ke Dokter?

Anda harus rajin kontrol kesehatan bayi baru lahir. Dokter akan mengukur kepala bayi dan terus memantau pertumbuhan bayi selama satu tahun. Dalam pemantauan rutin tersebut, dokter juga akan memeriksa seluruh kesehatan bayi dan laporkan bila merasa ada kejanggalan pada pertumbuhan bayi.

Penyebab Craniosynostosis

Berdasarkan data, 1 dari setiap 2.500 bayi lahir dengan kondisi ini tanpa diketahui sebab pastinya. Penyebabnya adalah ubun-ubun bayi yang menyatu atau menutup lebih cepat, sebelum usia 2 tahun.

Dalam beberapa kasus, kelainan gen dan sindrom genetik tertentu dapat memengaruhi masalah ubun-ubun dan tengkorak bayi.

Faktor Risiko Craniosynostosis

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) melaporkan beberapa faktor risiko:

  • Asupan nutrisi ibu selama kehamilan.
  • Faktor lingkungan.
  • Obat-obatan yang mungkin ibu konsumsi selama kehamilan.
  • Penyakit tiroid pada ibu hamil.

Diagnosis Craniosynostosis

Dokter akan memeriksa kesehatan bayi secara keseluruhan. Bila mencurigai adanya masalah pada tengkorak bayi, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menggunakan studi pencitraan.

Jenis Craniosynostosis

Terdapat beberapa jenis craniosynostosis yang mempengaruhi berapa ubun-ubun dan letaknya.

1. Sagittal Craniosynostosis

Memengaruhi ubun-ubun sagital di bagian atas tengkorak bayi. Kepala bayi akan tumbuh dalam bentuk panjang dan sempit. Ini adalah kasus yang paling umum terjadi.

2. Coronal Craniosynostosis

Ubun-ubun coronal menyatu lebih cepat. Bayi akan memiliki dahi yang lebih rata di satu sisi dan dahi lainnya seperti menonjol. Bila kedua ubun-ubun coronal terkena, maka bentuk kepala bayi terlihat lebih pendek dan lebar.

3. Metopic Craniosynostosis

Melibatkan ubun-ubun metopik yang membentang dari bagian atas kepala ke tengah dahi hingga pangkal hidung. Akibatnya, bentuk kepala bayi akan terlihat seperti segitiga.

4. Lambdoid Craniosynostosis

Kasus yang jarang terjadi. Ubun-ubun lambdoid menyatu lebih awal di bagian belakang kepala, menjadikan kepala bayi tampak datar namun satu sisinya tampak miring.

Pengobatan Craniosynostosis

Bayi dengan gejala ringan memerlukan terapi dengan helm khusus. Sebagian besar kasus membutuhkan operasi untuk memperbaiki bentuk tengkorak bayi.

1. Operasi Endoskopi

Operasi untuk bayi hingga usia 6 bulan dengan metode endoskopi. Dokter akan mengangkat ubun-ubun yang sudah menyatu agar otak bayi dapat tumbuh normal.

2. Operasi Terbuka

Dokter akan membetulkan posisi bagian tengkorak yang terkena melalui operasi terbuka. Operasi ini hanya efektif untuk bayi di atas usia 6 bulan.

3. Helm Terapi

Setelah operasi endoskopi, bayi akan menggunakan helm khusus untuk menjaga bentuk tengkoraknya.

Komplikasi Craniosynostosis

Operasi dapat mencegah komplikasi dan memperbaiki bentuk kepala bayi. Komplikasi yang mungkin terjadi bila kondisi ini dibiarkan begitu saja meliputi bentuk kepala abnormal permanen, gangguan pertumbuhan, gangguan kognitif, dan masalah penglihatan.

Pencegahan Craniosynostosis

Tidak diketahui cara mencegah kondisi ini. Bila Anda sedang hamil, jaga pola makan dan hindari paparan kimia. Kontrol kesehatan kehamilan secara berkala untuk menghindari risiko komplikasi.

Referensi

About The Author

Mengenal 8 Gejala HIV pada Kulit

8 Penyakit Kelamin yang Bisa Menyebabkan Kemandulan