Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Ciprofloxacin – Efek Samping dan Peringatan

Myles Bannister

Efek samping ini terjadi pada sekitar 10% pasien yang menggunakan ciprofloxacin:

  • Mual.
  • Nyeri perut.
  • Diare.
  • Peningkatan kadar aminotransferase.
  • Muntah.
  • Sakit kepala.
  • Peningkatan kreatinin serum.
  • Ruam.
  • Gelisah.

Sedangkan gejala berikut terjadi pada:

  • Asidosis.
  • Reaksi alergi.
  • Angina pectoris/Kejang jantung.
  • Anorexia.
  • Arthralgia.
  • Ataxia.
  • Sakit punggung.
  • Penglihatan kabur.
  • Nyeri payudara.
  • Bronkospasme.
  • Diplopia.
  • Pusing.
  • Kantuk.
  • Disfagia.
  • Nafas yang sulit.
  • Kemerahan pada kulit dan wajah (flushing).
  • Sakit kaki.
  • Halusinasi.
  • Cegukan.
  • Hipertensi.
  • Hipotensi.
  • Insomnia.
  • Sifat lekas marah.
  • Kekakuan sendi.
  • Kelesuan.
  • Migrain.
  • Mimpi buruk.
  • Kandidiasis oral.
  • Jantung berdebar (palpitasi).
  • Fotosensitifitas.
  • Poliuria.
  • Keadaan pingsan (sinkop).
  • Takikardia.
  • Tinnitus (telinga berdengung).
  • Tremor.
  • Retensi urine.
  • Vaginitis (radang vagina).

Laporan setelah obat ciprofloxacin beredar

  • Pustulosis exanthematous akut generalisata (AGEP), eritema multiforme, dermatitis eksfoliatif, fixed eruption, fotosensitivitas/reaksi fototoksisitas.
  • Agitasi, kebingungan, delirium.
  • Agranulositosis, albuminuria, kolesterol serum dan peningkatan trigliserid, peningkatan glukosa darah, anemia hemolitik, sumsum depresi, pansitopenia, elevasi kalium.
  • Reaksi anafilaksis, serum sickness seperti reaksi, sindrom Stevens-Johnson.
  • Anosmia, hypesthesia.
  • Sembelit, dispepsia, disfagia, perut kembung, gagal hati, nekrosis hati, sakit kuning, pankreatitis.
  • Hipertonia, hipotensi, INR yang meningkat, perpanjangan QT, torsade de pointes, aritmia ventrikel.
  • Methemoglobinemia.
  • Myasthenia, eksaserbasi miastenia gravis, mioklonus, nystagmus, neuropati perifer yang mungkin ireversibel, fenitoin perubahan, polineuropati, psikosis.
  • Mialgia, tendinitis, tendon pecah, nekrolisis epidermal toksik, kedutan.
  • Infeksi: kandiduria, kandidiasis vagina, moniliasis, kolitis pseudomembran.
  • Batu ginjal.
  • Vaskulitis.

Peringatan!

Floroquinolon (ciprofloxacin termasuk golongan floroquinolon) dihubungkan dengan peningkatan risiko tendinitis dan ruptur tendon; risiko ini meningkat pada pasien usia tua, penerima donor ginjal, jantung, dan paru, serta penggunaan terapi steroid konkomitan.

Floroquinolon juga mampu memicu kelemahan otot pada pasien miastenia gravis; hindari penggunaannya pada pasien dengan riwayat miastenia gravis.

About The Author

Leukoplakia: Gejala, Penyebab, Pengobatan, Pencegahan, dll

10 Manfaat Cuci Muka