Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Cephalgia: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Myles Bannister

Cephalgia, atau yang lebih dikenal sebagai sakit kepala, adalah sebuah kondisi di mana rasa nyeri terjadi di kepala dan bisa merambat hingga leher. Tetapi, apakah kondisi ini berbahaya? Berikut penjelasan mengenai penyebab dan cara mengobatinya.

Apa itu Cephalgia?

Cephalgia adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada sakit kepala, yang meliputi semua jenis nyeri yang memengaruhi kepala, kulit kepala, wajah, atau leher. Sakit kepala dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu tipe primer dan tipe sekunder. Biasanya, sakit kepala bersifat jangka pendek dan ringan, tetapi beberapa kasus dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.

Gejala Cephalgia

Gejala sakit kepala dapat bervariasi tergantung jenisnya. Berikut adalah beberapa gejala yang sering terjadi:

1. Gejala Tension Headache

Tension headache atau sakit kepala tegang adalah jenis sakit kepala yang paling umum. Gejala ini sering digambarkan sebagai sensasi kepala yang dipersempit oleh pita yang ketat.

Gejala tension headache antara lain:

  • Leher kaku
  • Nyeri tumpul dan sakit
  • Kulit kepala sensitif terhadap rasa sakit
  • Bahu terasa kaku
  • Dahi tertekan dan tegang, rasa ini bisa meluas hingga belakang kepala

Meskipun gejalanya mirip dengan migren, tension headache tidak menyebabkan gangguan penglihatan seperti migren. Gejala ini biasanya berlangsung beberapa menit hingga beberapa hari dan bergantian.

2. Gejala Cluster Headache

Cluster headache adalah jenis sakit kepala yang terjadi tanpa denyut dan menyebabkan rasa sakit di satu sisi kepala atau di belakang mata.

Gejala cluster headache ditandai dengan:

  • Rasa sakit di belakang mata
  • Rasa sakit di satu sisi kepala
  • Mata berair dan hidung tersumbat
  • Muncul satu atau dua jam setelah tidur

Meskipun beberapa gejala bisa mirip dengan migren, cluster headache umumnya tidak menyebabkan mual.

3. Gejala Migrain

Migrain dapat ditandai dengan gejala berikut:

  • Perasaan berdenyut di kepala
  • Mual
  • Rasa sakit di satu sisi kepala
  • Sensitif terhadap suara dan cahaya
  • Muntah

Sakit kepala migrain dapat sangat parah dan membuat sulit berkonsentrasi serta mengganggu aktivitas sehari-hari.

4. Gejala Rebound Headache

Rebound headache adalah jenis cephalgia yang terjadi ketika seseorang berhenti menggunakan secara rutin obat penghilang rasa sakit untuk mengatasi sakit kepala. Gejala rebound headache meliputi:

  • Mudah marah
  • Mual
  • Gelisah
  • Kesulitan mengingat detail penting

Gejala dapat bervariasi tergantung pada jenis obat yang digunakan. Rebound headache cenderung terjadi setiap hari dan biasanya lebih parah di pagi hari. Kondisi ini bisa membaik dengan obat, tetapi bisa kembali muncul setelah efek obat hilang.

5. Gejala Thunderclap Headache

Sakit kepala tipe ini adalah jenis sakit kepala yang sangat parah dan terjadi dengan sangat cepat. Gejala ini bisa muncul tiba-tiba dan berlangsung hingga lima menit.

Sakit kepala ini bisa menunjukkan adanya masalah dengan pembuluh darah di otak. Gejala thunderclap headache ditandai oleh durasi yang pendek dan intensitas yang tinggi.

6. Gejala Sakit Kepala Alergi atau Sinus

Sakit kepala alergi atau sinus terjadi akibat reaksi alergi. Sakit kepala ini sering kali juga disalahartikan sebagai migrain. Sakit kepala alergi atau sinus biasanya disertai dengan gejala seperti:

  • Rasa sakit dan tekanan pada pipi, alis, atau dahi
  • Rasa sakit bertambah saat membungkuk ke depan atau berbaring
  • Hidung tersumbat
  • Kelelahan
  • Sakit gigi pada bagian atas

7. Gejala Sakit Kepala Hormonal

Sakit kepala hormonal adalah sakit kepala yang disebabkan oleh perubahan hormon dalam tubuh. Wanita sering mengalami sakit kepala hormonal menjelang menstruasi, setelah mengonsumsi pil KB, atau selama kehamilan. Sakit kepala hormonal biasanya disertai dengan gejala berikut:

  • Nafsu makan menurun
  • Kelelahan
  • Jerawat
  • Nyeri pada sendi
  • Sembelit
  • Koordinasi tubuh menurun
  • Kurang sering buang air kecil

8. Gejala Sakit Kepala Akibat Kafein

Kafein dapat mempengaruhi aliran darah ke otak dan menyebabkan sakit kepala jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan. Sakit kepala akibat kafein biasanya disertai dengan gejala seperti:

  • Kelelahan
  • Cemas
  • Sulit berkonsentrasi
  • Gangguan mood
  • Mudah marah
  • Energi menurun
  • Tremor

9. Gejala Sakit Kepala Akibat Darah Tinggi

Sakit kepala sering kali menjadi salah satu gejala darah tinggi. Jika mengalami kondisi ini, gejala yang mungkin dirasakan antara lain:

  • Sakit di kedua sisi kepala dan sulit beraktivitas
  • Rasa lelah dan bingung
  • Gangguan penglihatan
  • Nyeri dada
  • Kesulitan bernapas
  • Detak jantung yang tidak teratur
  • Darah dalam urin
  • Rasa berdebar-debar di dada, leher, dan telinga

10. Gejala Exertion Headache

Exertion headache adalah sakit kepala yang terjadi secara cepat setelah melakukan aktivitas fisik yang intens, seperti berolahraga. Sakit kepala ini biasanya bersifat sementara. Gejala exertion headache antara lain:

  • Sakit kepala di kedua sisi kepala
  • Muntah
  • Leher kaku
  • Penglihatan ganda
  • Kehilangan kesadaran

11. Gejala Post-traumatic Headache

Post-traumatic headache atau sakit kepala pasca cedera adalah sakit kepala yang terjadi setelah mengalami cedera kepala. Gejala sakit kepala ini mirip dengan migrain atau tension headache. Gejala lain yang mungkin muncul meliputi:

  • Sakit leher
  • Sakit kepala yang semakin parah saat bergerak, batuk, membungkuk, atau menggerakkan kepala
  • Penglihatan ganda
  • Mata lelah
  • Sulit berkonsentrasi
  • Gelisah
  • Depresi
  • Kehilangan selera makan
  • Kesulitan mendengar
  • Sulit tidur
  • Gelisah
  • Gangguan pendengaran
  • Mual dan muntah
  • Sensitif terhadap kebisingan
  • Sensitif terhadap cahaya
  • Telinga berdenging

Penyebab Cephalgia

Penyebab cephalgia dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu sakit kepala primer dan sakit kepala sekunder, dengan beberapa fakor penyebabnya yang berbeda. Berikut adalah penjelasan mengenai penyebab cephalgia:

1. Sakit Kepala Primer

Sakit kepala primer merupakan sakit kepala yang merupakan penyakit itu sendiri, bukan gejala dari penyakit lain. Penyebabnya bisa karena aktivitas berlebihan atau masalah pada struktur kepala yang sensitif terhadap rasa sakit, seperti pembuluh darah, otot, dan saraf di kepala serta leher. Aktivitas kimia di otak juga bisa menjadi penyebab.

2. Sakit Kepala Sekunder

Sakit kepala sekunder adalah sakit kepala yang disebabkan oleh penyakit atau kondisi lain. Beberapa penyebab sakit kepala sekunder antara lain:

  • Mabuk akibat minuman beralkohol
  • Tumor otak
  • Pendarahan di otak atau sekitarnya
  • Brain freeze
  • Gegar otak
  • Dehidrasi
  • Glaukoma
  • Influenza
  • Penggunaan obat penghilang rasa sakit secara berlebihan
  • Serangan panik
  • Stroke

Ketika mengalami sakit kepala, terutama jika sakit kepala terjadi secara sering atau berkepanjangan, penting untuk mencari bantuan medis untuk mengetahui penyebab pasti sakit kepala dan langkah pengobatannya.

Jenis Cephalgia

Cephalgia dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu sakit kepala primer dan sakit kepala sekunder. Berikut adalah jenis-jenis cephalgia yang lebih spesifik:

1. Sakit Kepala Primer

Sakit kepala primer adalah kondisi sakit kepala yang tidak disebabkan oleh penyakit atau kondisi lain dalam tubuh. Sakit kepala primer dapat bersifat episodik (sering atau sesekali terjadi) atau kronis (terjadi setiap hari atau berlangsung hingga berhari-hari atau bulanan).

Jenis sakit kepala primer yang paling umum meliputi:

  • Tension headache atau sakit kepala tegang
  • Cluster headache
  • Migrain

2. Sakit Kepala Sekunder

Sakit kepala sekunder adalah jenis sakit kepala yang disebabkan oleh penyakit atau kondisi lain dalam tubuh. Sakit kepala sekunder sering kali merupakan gejala dari penyakit atau kondisi tertentu. Beberapa jenis sakit kepala sekunder meliputi:

  • Rebound headache
  • Thunderclap headache
  • Sakit kepala alergi atau sinus
  • Sakit kepala hormonal
  • Sakit kepala akibat kafein
  • Sakit kepala darah tinggi
  • Exertion headache
  • Post-traumatic headache

Diagnosis Cephalgia

Untuk mendiagnosis cephalgia, dokter umumnya akan melakukan wawancara medis terlebih dahulu dan dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan ini meliputi evaluasi neurologis yang komprehensif.

Dokter akan menanyakan riwayat medis pasien dan juga penelusuran adanya penggunaan obat atau makanan tertentu, karena beberapa orang dapat mengalami sakit kepala akibat berhenti menggunakan obat atau bahan tertentu seperti kopi.

Jika sakit kepala disertai gejala lain yang mengarah pada kondisi penyakit tertentu, dokter akan melakukan tes tambahan untuk memastikan diagnosis. Beberapa tes yang mungkin dilakukan termasuk:

  • Complete blood count (CBC) untuk mengetahui tanda-tanda infeksi melalui tes darah
  • Rontgen tengkorak dan sinus untuk melihat gambaran detail tulang kepala dan sinus
  • CT scan atau MRI jika dicurigai adanya masalah serius seperti stroke, trauma, atau pembekuan darah di otak

Pengobatan Cephalgia

Jika cephalgia merupakan jenis sakit kepala sekunder, pengobatan harus ditujukan untuk mengatasi peny

About The Author

Decluttering: Menyortir Barang Tak Terpakai yang Bermanfaat bagi Kesehatan

Apakah Onani Menyebabkan Pengeroposan Tulang pada Pria?