Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Cara Mengatasi Hiperpigmentasi pada Ibu Hamil

Myles Bannister

Kehamilan biasanya menyebabkan perubahan pigmentasi kulit. Yuk, kenali penyebab dan cara mengatasinya berikut ini.

Penyebab Hiperpigmentasi saat Hamil

Hiperpigmentasi selama kehamilan umumnya disebabkan oleh perubahan endokrinologis. Hal ini dapat terlihat sebagai linea nigra, melasma, dan penggelapan pada beberapa area tubuh.

Hiperpigmentasi yang luas tidak biasa, terutama pada orang berkulit gelap. Hiperpigmentasi tersebut terkadang dikaitkan dengan hipertiroidisme.

Hingga 90% wanita mengalami penggelapan pada area kulit selama kehamilan. Hiperpigmentasi dapat terjadi di area tubuh tertentu seperti pada ‘linea nigra’ atau pada wajah seperti pada ‘topeng kehamilan’ alias melasma.

Penggelapan kulit juga dapat memengaruhi bekas luka, puting payudara, alat kelamin luar, dan daerah gesekan seperti ketiak dan selangkangan.

Ciri-Ciri Hiperpigmentasi selama Kehamilan

Hiperpigmentasi adalah kondisi kulit umum yang terjadi pada semua jenis kulit. Ciri-ciri khusus yang membantu mengenalinya dan merawatnya dengan tepat adalah:

  • Bercak dengan berbagai warna cokelat atau hitam.
  • Perubahan warna setelah peradangan atau cedera pada kulit.
  • Bercak yang menjadi lebih gelap setelah terpapar sinar matahari.
  • Muncul bercak hitam yang berukuran berbeda-beda.

Cara Mengatasi Pigmentasi Kulit pada Ibu Hamil

Pigmentasi juga dikenal sebagai chloasma alias melasma, membuat area tertentu pada tubuh memiliki warna yang lebih gelap dibandingkan kulit sekitarnya. Berikut ini adalah cara untuk mengatasi pigmentasi:

1. Menggunakan Sunscreen atau Sunblock

Paparan sinar matahari dapat mempercepat proses pigmentasi kulit. Gunakan produk dengan kandungan sunscreen atau sunblock untuk melindungi kulit dari sinar UV.

2. Jangan Mencukur Rambut

Proses mencukur rambut dapat menyebabkan peradangan pada kulit dan memperparah pigmentasi.

3. Gunakan Produk dengan Bahan Hypoallergenic

Gunakan produk dengan bahan hypoallergenic untuk mencegah iritasi kulit yang dapat memperparah pigmentasi.

4. Obat-obatan

Dokter dapat merekomendasikan obat resep atau terapi topikal seperti asam azelaic, kortikosteroid, asam glikolat, hidrokuinon, asam kojik, asam salisilat, tretinoin, vitamin C, atau B3 (niacinamide) untuk mengatasi pigmentasi.

Jika pigmentasi tidak hilang, konsultasikan ke dokter spesialis kulit untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Referensi

  1. Anonim. Tanpa Tahun. Hyperpigmentation in pregnancy: Darkening of freckles, scars, nipples, genitals, thighs and arm pits. https://www.parenthub.com.au/pregnancy/symptoms/hyperpigmentation-pregnancy-darkening-freckles-scars-nipples-genitals-thighs-arm-pits/ (Diakses pada 4 Mei 2023)
  2. De Pietro, MaryAnn. 2022. What You Should Know About Hyperpigmentation. https://www.healthline.com/health/hyperpigmentation (Diakses pada 4 Mei 2023)
  3. Massinde, Anthony. 2011. Extensive hyperpigmentation during pregnancy: a case report. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3183040/#:~:text=Hyperpigmentation%20during%20pregnancy%20is%20commonly,skin%20%5B4%2C5%5D. (Diakses pada 4 Mei 2023)

About The Author

Bisul di Kemaluan: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobati

Nebulizer: Jenis, Fungsi, Cara Pakai, dan Perawatan