Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Cara Mencegah Penyakit Tetanus

Myles Bannister

Penyebab
Bakteri anaerob Clostridium tetani. Spora dari Clostridium tetani hidup bertahun-tahun di dalam tanah dan kotoran hewan. Jika bakteri tetanus masuk ke dalam tubuh manusia, bisa terjadi infeksi pada luka yang dalam atau dangkal.

Gejala
Gejala biasanya muncul dalam 5-10 hari setelah terinfeksi, tetapi bisa juga dalam 2 hari atau 50 hari setelah terinfeksi. Gejala yang paling sering ditemukan kekakuan rahang. Gejala lainnya gelisah, gangguan menelan, sakit kepala, demam, nyeri tenggorokan, menggigil, kejang otot, kaku kuduk, lengan, dan tungkai.

Penderita bisa kesulitan membuka rahangnya (trismus). Kejang pada otot wajah membuat ekspresi penderita seperti menyeringai dengan alis yang terangkat. Kejang otot perut, leher, dan punggung bisa membuat kepala dan tumit tertarik ke belakang dan badan melengkung ke depan. Kejang pada otot sfingter perut bagian bawah bisa menyebabkan sembelit dan tertahannya air kemih.

Gangguan ringan seperti suara berisik, aliran angin, atau goncangan bisa memicu kekejangan otot yang disertai nyeri dan keringat berlebihan. Selama kejang seluruh tubuh terjadi, penderita tidak dapat berbicara karena otot dadanya kaku atau terjadi kejang tenggorokan. Hal tersebut juga mengganggu pernafasan sehingga terjadi kekurangan oksigen.

Tidak terjadi demam biasanya. Laju pernafasan, denyut jantung, dan refleks biasanya meningkat. Tetanus juga bisa terbatas pada sekelompok otot di sekitar luka. Kejang di sekitar luka ini bisa menetap selama beberapa minggu.

Diagnosa
Suatu tetanus diduga jika terjadi kekakuan otot atau kejang pada seseorang yang memiliki luka. Untuk memperkuat diagnosis, bisa dilakukan pembiakan bakteri dari apusan luka.

Pengobatan
Untuk menetralisir racun, diberikan immunoglobulin tetanus. Antibiotik seperti tetrasiklin dan penisilin diberikan untuk mencegah pembentukan racun lebih lanjut.

Obat lainnya bisa diberikan untuk menenangkan penderita, mengendalikan kejang, dan mengendurkan otot-otot. Penderita biasanya dirawat di rumah sakit dan ditempatkan dalam ruangan yang tenang. Untuk infeksi menengah sampai berat, mungkin perlu dipasang ventilator untuk membantu pernafasan. Makanan diberikan melalui infus atau selang nasogastrik. Untuk membuang kotoran, dipasang kateter. Penderita sebaiknya berbaring bergantian miring ke kiri atau ke kanan dan dipaksa untuk batuk guna mencegah terjadinya pneumonia.

Untuk mengurangi nyeri, diberikan kodein. Obat lainnya bisa diberikan untuk mengendalikan tekanan darah dan denyut jantung. Setelah sembuh, vaksinasi lengkap harus diberikan karena infeksi tetanus tidak memberikan kekebalan terhadap infeksi berikutnya.

Prognosis
Tetanus memiliki angka kematian sampai 50%. Kematian biaanya terjadi pada penderita yang sangat muda, sangat tua, dan pemakai obat suntik. Jika gejalanya memburuk dengan segera atau pengobatan tertunda, maka prognosisnya buruk.

Pencegahan
Mencegah tetanus melalui vaksinasi adalah jauh lebih baik daripada mengobatinya. Pada anak-anak, vaksin tetanus diberikan sebagai bagian dari vaksin DPT (difteri, pertusis, tetanus). Dewasa sebaiknya menerima booster.

Pada seseorang yang memiliki luka, jika:

  • Telah menerima booster tetanus dalam waktu 5 tahun terakhir, tidak perlu menjalani vaksinasi lebih lanjut
  • Belum pernah menerima booster dalam waktu 5 tahun terakhir, segera diberikan vaksinasi
  • Belum pernah menjalani vaksinasi atau vaksinasinya tidak lengkap, diberikan suntikan immunoglobulin tetanus dan suntikan pertama dari vaksinasi 3 bulanan.

Setiap luka (terutama luka tusukan yang dalam) harus dibersihkan secara seksama karena kotoran dan jaringan mati akan mempermudah pertumbuhan bakteri Clostridium tetani.

About The Author

10 Layanan dan Penyakit yang Tidak Ditanggung BPJS

Manfaat Minuman Elektrolit dan Cara Membuatnya