Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Bronkitis: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Pencegahan

Myles Bannister

Bronkitis adalah infeksi umum yang menyebabkan peradangan dan iritasi pada saluran udara utama paru-paru atau bronkus. Penyakit ini menyebabkan inflamasi pada saluran tersebut.

Gejalanya mirip dengan pneumonia, termasuk batuk, demam, kelelahan, dan perasaan berat di dada. Namun, bronkitis terjadi pada saluran bronkial sementara pneumonia terjadi pada alveoli atau kantung udara di paru-paru. Gejala pneumonia biasanya lebih buruk dan bahkan mengancam jiwa, terutama pada orang tua dan orang yang rentan.

Jenis Bronkitis

Berdasarkan keparahannya, bronkitis terbagi menjadi dua jenis:

1. Bronkitis Akut

Jenis ini adalah infeksi pernapasan yang umum terjadi pada anak-anak di bawah 5 tahun. Biasanya berlangsung selama satu hingga dua minggu.

2. Bronkitis Kronis

Adalah infeksi bronkus yang berlangsung lebih dari dua minggu. Jenis ini lebih sering terjadi pada orang dewasa di atas 40 tahun. Penyakit bronkitis kronis adalah gangguan jangka panjang yang memerlukan perawatan medis yang teratur.

Penyebab Bronkitis

Penyebab penyakit bronkitis adalah hal yang perlu diketahui oleh dokter sebelum pemberian obat.

1. Infeksi Virus dan Bakteri

Umumnya disebabkan oleh infeksi paru-paru dan sekitar 90% kasus yang ditemukan disebabkan oleh virus. Serangan berulang bronkitis akut dapat menyebabkan bronkitis kronis.

Bronkitis akut biasanya diakibatkan infeksi virus, tapi kadang-kadang juga bisa disebabkan oleh bakteri. Jika kondisi tubuh baik, selaput lendir dapat kembali normal setelah sembuh dari infeksi. Proses kesembuhan ini biasanya berlangsung selama beberapa hari.

2. Menghirup Zat Iritan

Penyakit ini dapat disebabkan oleh menghirup asap, asap tembakau, dan bahan kimia dalam produk rumah tangga. Merokok adalah penyebab bronkitis kronis baik perokok aktif maupun pasif. Merokok jangka panjang dapat menyebabkan bronkus menghasilkan lendir yang berlebihan.

Penderita bronkitis kronis sering mengembangkan penyakit paru lain terkait dengan merokok yang disebut emphysema. Emphysema adalah kondisi di mana kantung udara di dalam paru-paru mengalami kerusakan, yang menyebabkan sesak napas.

3. Paparan di Tempat Kerja

Bronkitis kronis biasanya terjadi pada orang yang kerja atau tinggal di sekitar kawasan industri seperti pertambangan. Pekerja tersebut berisiko terkena bronkitis kronis dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) jika sering terpapar bahan yang dapat merusak paru-paru. Penyakit ini biasanya akan mereda setelah tidak lagi terkena zat iritasi di tempat kerja.

Beberapa bahan atau zat yang menjadi penyebab bronkitis adalah butiran debu, tekstil (serat kain), asam kuat, amonia, dan klorin.

Faktor Risiko Bronkitis

Beberapa faktor yang meningkatkan risiko terserang bronkitis adalah sebagai berikut:

  • Merokok.
  • Menderita asma dan alergi.
  • Memiliki sistem kekebalan yang lemah, yang terkadang terjadi pada orang dewasa yang lebih tua, penderita penyakit yang berkelanjutan, serta bayi dan anak kecil. Bahkan pilek lebih mungkin meningkatkan risiko, karena tubuh melawan kuman-kuman.

Sementara hal berikut ini dapat meningkatkan risiko terkena bronkitis kronis:

  • Perokok wanita lebih berisiko daripada perokok pria.
  • Memiliki riwayat keluarga dengan penyakit paru-paru.

Apakah Bronkitis Menular?

Penularannya bervariasi. Apabila disebabkan oleh virus, penyakit ini biasanya menular. Namun, kondisi yang tergolong kronis biasanya tidak menular.

Gejala Bronkitis

Gejala utamanya adalah batuk kering. Tetapi kemungkinan batuk akan mengeluarkan lendir kental berwarna kuning keabu-abuan (meski hal ini tidak selalu terjadi).

Gejala bronkitis akut dan kronis dapat memengaruhi pernapasan, di antaranya:

  • Sesak di dada – ketika dada terasa penuh atau tersumbat
  • Batuk disertai lendir yang bening, putih, kuning, atau hijau
  • Sesak napas
  • Bunyi mengi atau suara nyaring seperti bersiul saat bernapas

Bronkitis kronis, batuk berlangsung setidaknya selama tiga bulan dan mungkin akan kembali dua tahun berturut-turut.

Sementara pada bronkitis akut, batuk mungkin akan bertahan selama beberapa minggu setelah gejala lainnya menghilang. Berikut gejala lainnya:

  • Tubuh terasa sakit dan meriang
  • Demam ringan
  • Pilek – hidung tersumbat
  • Sakit tenggorokan

Kapan Harus ke Dokter?

Gejalanya yang ringan mungkin tidak memerlukan kunjungan ke dokter, tetapi segera temui dokter jika Anda memiliki gejala seperti berikut:

  • Batuk yang menyebabkan nyeri dada yang persisten. Batuk yang seperti ini bisa merusak kantung udara dalam paru-paru.
  • Batuk bertahan lebih dari seminggu dan lendir menjadi lebih gelap, lebih tebal, peningkatan volume dahak disertai keluarnya darah.
  • Diikuti dengan masalah paru-paru, jantung kronis, atau infeksi. Infeksi pernapasan dapat membuat tubuh rentan terhadap penyakit paru-paru yang lebih serius seperti pneumonia.
  • Kesulitan untuk bernapas. Ini mungkin merupakan gejala dari kondisi medis seperti asma, emfisema (paru obstruktif kronis), atau penyakit jantung.
  • Demam tinggi atau demam yang bertahan lebih dari tiga hari.

Diagnosis Bronkitis

Awalnya mungkin sulit untuk membedakan gejala penyakit ini dengan pilek biasa. Untuk itu, sebaiknya periksakan ke dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat. Selama pemeriksaan fisik, dokter akan menggunakan stetoskop untuk memeriksa paru-paru.

Beberapa tes yang mungkin disarankan dokter adalah:

1. Tes Dahak

Dahak bisa dites untuk melihat apakah infeksi yang diderita dapat diobati dengan antibiotik. Dahak juga bisa dites untuk mengetahui tanda-tanda infeksi paru-paru lain seperti TBC.

2. Rontgen Dada

Selain mendiagnosis penyakit ini, rontgen dada dapat membantu menentukan apakah Anda menderita pneumonia atau kondisi lain yang dapat menjelaskan kondisi batuk Anda. Tes ini sangat penting jika Anda pernah atau seorang perokok.

3. Tes Fungsi Paru

Tes ini mengharuskan Anda meniup ke alat yang disebut spirometer, untuk mengukur seberapa banyak udara yang bisa ditahan paru-paru dan seberapa cepat Anda bisa mengeluarkan udara dari paru-paru. Tes ini juga berfungsi untuk memeriksa gejala asma atau emfisema.

Komplikasi

Pneumonia adalah komplikasi yang paling umum. Penyakit ini terjadi ketika infeksi menyebar ke paru-paru, menyebabkan kantung udara kecil di dalam paru-paru terisi cairan. Sekitar 1 dari 20 penderita juga mengalami pneumonia.

Orang yang memiliki risiko lebih tinggi mengalami pneumonia termasuk orang yang lebih tua, perokok, orang dengan kondisi kesehatan yang terganggu, dan orang dengan sistem kekebalan yang lemah.

Pengobatan dan Pencegahan Bronkitis

Pengobatan bronkitis akut bisa dilakukan dengan langkah-langkah sederhana seperti berikut:

  • Banyak istirahat
  • Minum banyak air putih
  • Menghindari paparan asap dan zat kimia
  • Menggunakan inhalasi bronkodilator

Setelah bronkitis akut sembuh, pencegahannya adalah dengan menerapkan gaya hidup sehat dengan menghindari rokok dan menggunakan masker polusi jika udara tercemar. Dalam kasus bronkitis kronis yang parah, steroid oral, inhaler, atau oksigen tambahan dapat diberikan untuk mengurangi peradangan.

Pengobatan dengan antibiotik tidak akan diberikan pada kasus penyakit ini yang disebabkan oleh virus karena tidak efektif. Pemberian antibiotik diperlukan jika ada kemungkinan terjadi infeksi bakteri. Jika mengalami peningkatan jumlah lendir dan kekentalannya, berarti Anda sudah terinfeksi bakteri. Resep antibiotik yang diberikan biasanya adalah minimal lima hari.

Jika Anda mengalami bronkitis kronis, sebaiknya mendapatkan vaksinasi pneumonia. Vaksinasi akan melindungi Anda dari bakteri atau virus yang menyebabkan penyakit ini. Konsultasikan dengan dokter sebelum melakukan vaksinasi.

Jangan mengonsumsi obat antitusif tanpa resep dokter. Batuk yang terkait dengan bronkitis kronis dapat membantu membersihkan paru-paru dari lendir yang berlebihan. Dokter juga dapat merekomendasikan penggunaan ekspektoran jika batuk relatif kering.

Jika ada perubahan dalam warna, volume, atau ketebalan dahak, kemungkinan Anda sudah terinfeksi bakteri. Dalam hal ini, dokter mungkin meresepkan antibiotik untuk melawan bakteri.

Jika memiliki penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), biasanya dokter akan meresepkan obat bronkodilator sementara untuk membantu melebarkan saluran napas. Jika terdapat masalah dalam transfer oksigen dari paru-paru ke aliran darah, dokter mungkin meresepkan terapi oksigen yang dapat diberikan di rumah sakit.

Penelitian menunjukkan bahwa berhenti merokok dapat mengurangi keparahan gejala bronkitis kronis dan PPOK. Berhenti merokok juga dapat meningkatkan harapan hidup.

Referensi

  1. Bronchitis. https://www.webmd.com/lung/understanding-bronchitis-basics#1. (Diakses 18 Desember 2019)
  2. Bronchitis. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/bronchitis/diagnosis-treatment/drc-20355572/. (Diakses 18 Desember 2019)
  3. Bronchitis. https://www.nhs.uk/conditions/bronchitis/. (Diakses 18 Desember 2019)
  4. McIntosh, James. 2019. Symptoms and treatment of bronchitis. https://www.medicalnewstoday.com/articles/8888.php. (Diakses 18 Desember 2019)

About The Author

Lemak dalam Tubuh: Jenis, Manfaat, dan Risiko Jika Berlebihan

15 Buah Penurun Darah Tinggi (Hipertensi) yang Efektif