Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Berat Badan Bayi Tidak Normal saat Lahir, Kenali Bahayanya

Myles Bannister

Memantau perkembangan berat badan bayi saat dalam kandungan penting untuk menilai kesehatannya. Jika berat badan bayi di bawah atau di atas normal, akan meningkatkan risiko komplikasi saat persalinan.

Risiko Bayi Lahir Dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

Bayi normal lahir pada usia kehamilan 37-40 minggu dengan berat badan rata-rata 3-3,6 kg untuk bayi laki-laki dan 2,9-3,4 kg untuk bayi perempuan.

Bayi dikategorikan BBLR saat lahir dengan berat badan kurang dari 2,5 kg. Faktor yang menyebabkan BBLR antara lain:

  • Bayi kembar
  • Bayi lahir prematur
  • Kondisi kesehatan bayi seperti cacat bawaan atau infeksi
  • Kondisi kesehatan ibu seperti diabetes, hipertensi, atau kekurangan gizi
  • Kebiasaan ibu merokok, minum alkohol, atau menggunakan narkoba saat hamil
  • Gangguan pada tali pusat atau plasenta

Bayi BBLR memiliki risiko kesehatan, tergantung pada berat badan bayi, nutrisi setelah lahir, kenaikan berat badan, dan usia janin saat lahir.

Tidak semua bayi BBLR mengalami masalah kesehatan saat lahir. Dengan penanganan dan perawatan yang tepat, bayi dapat tumbuh dan berkembang normal.

Beberapa masalah kesehatan yang mungkin dialami bayi BBLR antara lain:

  • Rentan mengalami hipotermia
  • Hipoglikemia
  • Kesulitan makan dan menyusu, rentan mengalami kekurangan gizi dan dehidrasi
  • Kelebihan sel darah merah atau polisitemia vera
  • Masalah pernapasan seperti asma, pneumonia, dan respiratory distress syndrome (RDS)

Risiko Melahirkan Bayi Dengan Berat Di Atas Normal (Makrosomia)

Selain berat badan lahir rendah, bayi juga dapat lahir dengan berat badan berlebihan atau makrosomia yang juga memiliki risiko kesehatan.

Bayi dikatakan lahir dengan berat badan di atas normal jika beratnya lebih dari 4-4,5 kg saat lahir. Kasus ini lebih sering terjadi pada ibu usia di atas 35 tahun, ibu dengan diabetes, kegemukan saat hamil, atau telah melahirkan bayi makrosomia sebelumnya.

Bayi dengan makrosomia dapat mengalami masalah saat persalinan seperti persalinan yang lama, robekan perineum yang parah, dan pendarahan pasca persalinan.

Bayi dengan makrosomia juga berisiko mengalami distosia atau tersangkutnya bagian pundak pada tulang kemaluan saat persalinan. Ini dapat menyebabkan patah tulang belikat bayi atau terjepitnya saraf di leher.

Beberapa risiko kesehatan yang bisa dialami bayi dengan berat badan berlebihan antara lain:

  • Obesitas atau sindrom metabolik pada masa anak-anak
  • Gangguan pernapasan
  • Gula darah rendah

Jadi, baik berat badan lahir rendah maupun berlebihan, keduanya memiliki risiko kesehatan bagi ibu dan bayi. Penting bagi ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan rutin ke dokter untuk memantau kondisi kesehatan janin selama kehamilan.

Referensi

  1. Cleveland Clinic. 2022. Fetal Macrosomia. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17795-fetal-macrosomia. (Diakses pada 24 Juli 2023).
  2. March of Dimes. 2021. Low Birthweight. https://www.marchofdimes.org/find-support/topics/birth/low-birthweigh. (Diakses pada 24 Juli 2023).
  3. Mayo Clinic Staff. 2022. Fetal Macrosomia. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/fetal-macrosomia/symptoms-causes/syc-20372579. (Diakses pada 24 Juli 2023).
  4. Stanford Medicine. Low Birth Weight. https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=low-birthweight-90-P02382. (Diakses pada 24 Juli 2023).

About The Author

Cara Alami Atasi Jamur pada Kelamin Pria

Manfaat Angkat Barbel bagi Kesehatan, Bisa Bikin Panjang Umur?