Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Bell’s Palsy: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Myles Bannister

Bell’s palsy adalah penyakit saraf yang menyebabkan kelumpuhan di satu sisi wajah. Dalam artikel ini, kita akan membahas gejala, penyebab, dan pengobatan dari penyakit ini!

Apa Itu Bell’s Palsy?

Bell’s palsy, atau paralisis fasialis idiopatik, adalah penyakit saraf yang ditandai dengan kelumpuhan tiba-tiba di satu sisi wajah. Ini terjadi akut, unilateral, dan melibatkan saraf kranialis ke-7. Penyakit ini dapat terjadi pada semua usia dan dapat sembuh sepenuhnya dalam beberapa waktu.

Gejala Bell’s Palsy

Gejalanya muncul tiba-tiba dan mencapai puncaknya dalam 48 jam. Gejala mulai membaik dalam 2 minggu, tetapi pemulihan total mungkin memakan waktu 3 hingga 6 bulan.

Tanda dan gejala paralisis fasialis idiopatik meliputi:

  • Kelumpuhan satu sisi wajah yang terjadi mendadak dan ditandai dengan tonus otot wajah yang tidak simetris, sudut bibir yang tidak simetris saat tersenyum, dahi yang datar, dan tinggi alis yang berbeda satu sama lain.
  • Keluarnya air liur dari mulut.
  • Nyeri pada mata.
  • Keluarnya air mata berlebihan.
  • Tidak bisa menutup mata dengan rapat, yang dapat menyebabkan mata kering.
  • Penglihatan kabur.
  • Nyeri telinga dan mastoid.
  • Kehipersensitifan terhadap suara.
  • Kesulitan mencicipi makanan.

Penyebab Bell’s Palsy

Penyebab Bell’s palsy belum diketahui dengan pasti. Beberapa teori mengatakan bahwa penyakit ini terjadi karena inflamasi atau peradangan pada saraf kranialis ke-7 yang mempengaruhi otot-otot wajah.

Beberapa faktor yang berperan dalam penyakit ini adalah:

  • Riwayat infeksi virus sebelumnya, seperti herpes simpleks, herpes zoster, rubella, gondongan, flu, hand-foot-mouth disease, dll.
  • Proses inflamasi atau peradangan.
  • Autoimun.
  • Keadaan iskemik lainnya, seperti stroke.

Faktor Risiko Bell’s Palsy

Penyakit ini dapat terjadi pada siapa saja, tetapi ada beberapa kelompok yang memiliki risiko lebih tinggi:

  • Usia dewasa.
  • Wanita hamil, terutama pada trimester ke-3 atau 1 minggu setelah melahirkan.
  • Sedang mengalami infeksi saluran napas atas.
  • Mempunyai riwayat penyakit seperti diabetes dan hipertensi.

Diagnosis Bell’s Palsy

Diagnosis dapat ditegakkan setelah mengecualikan penyakit saraf lain. Ciri khas Bell’s palsy adalah:

  • Kelumpuhan satu sisi wajah yang terjadi mendadak.
  • Tidak ada gejala penyakit saraf lainnya.

Beberapa tes yang dapat dilakukan untuk mengecualikan penyakit saraf lain meliputi:

  • Elektromiografi. Tes untuk melihat kerusakan saraf dengan mengevaluasi aktivitas listrik otot.
  • MRI atau CT-scan. Tes untuk melihat kemungkinan adanya tekanan pada saraf kranial, seperti tumor.
  • Pemeriksaan laboratorium. Tes darah dan urin dapat dilakukan untuk mengecek kemungkinan penyakit lain, seperti diabetes.

Pengobatan Bell’s Palsy

Pengobatan bertujuan memulihkan fungsi saraf kranialis ke-7. Langkah pengobatan yang umum dilakukan meliputi:

1. Farmakologis

Obat yang digunakan untuk mengobati Bell’s palsy termasuk steroid untuk mengurangi peradangan, antivirus, analgesik untuk nyeri, dan air mata buatan untuk mencegah mata kering.

2. Nonfarmakologis

Fisioterapi dan akupunktur dapat digunakan untuk merangsang saraf kranialis.

Pencegahan

Saat ini belum ada cara yang dapat mencegah penyakit ini karena penyebabnya belum diketahui dengan pasti.

Komplikasi

Paralisis fasialis idiopatik biasanya membaik dan jarang menyebabkan komplikasi. Namun, jika perawatan mata tidak dilakukan dengan baik, dapat menyebabkan komplikasi.

Referensi

About The Author

10 Manfaat Daun Jarak untuk Kesehatan dan Efek Sampingnya

Selulitis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan