Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Batuk Parau pada Anak

Myles Bannister

Definisi
Sindroma Krup adalah kumpulan gejala yang ditandai dengan batuk, suara parau, dan stridor inspirasi oleh obstruksi saluran napas atas. Faktor infeksi, mekanis, dan alergi dapat menyebabkan inflamasi dan pembengkakan pada laring dan trakea, mengganggu gerakan plica vocalis. Obstruksi saluran napas atas menyebabkan peningkatan kecepatan dan turbulensi aliran udara, menghasilkan stridor. Edema pada plica vocalis menyebabkan suara parau. Krup dapat berkembang menjadi infeksi saluran napas yang lebih dalam, seperti laringotrakeobronkitis dan laringotrakeobronkopneumonitis. Pada kasus spasmodic croup, edema jaringan terjadi tanpa adanya proses inflamasi karena reaksi alergi terhadap antigen virus.

Krup adalah penyakit paling umum yang menyebabkan stridor akut pada anak. Biasanya terjadi pada bayi dan balita, dengan puncak kejadian antara usia 6 bulan hingga 3 tahun. Rasio laki-laki perempuan adalah 1.4:1. Penyakit ini paling sering terjadi pada akhir musim gugur dan awal musim dingin, tetapi dapat terjadi kapan saja sepanjang tahun. Sekitar 5% anak mengalami lebih dari 1 episode.

Penyebab
Krup biasanya disebabkan oleh virus seperti para-influenza, respiratory syncytial virus (RSV), dan influenza A dan B. Virus ini menyebar melalui percikan air ludah atau benda-benda yang terkontaminasi oleh ludah penderita. Krup paling sering terjadi pada anak-anak usia 6 bulan hingga 3 tahun. Pada kasus yang berat, dapat terjadi superinfeksi bakteri yang disebut trakeitis bakterial dan membutuhkan pengobatan dengan antibiotik. Jika terjadi infeksi pada epiglotis, seluruh saluran udara bisa membengkak dan berpotensi fatal.

Gejala
Krup biasanya dimulai dengan gejala yang mirip dengan flu. Saluran udara yang menyempit menyebabkan gangguan pernapasan, batuk kering, dan suara serak terutama pada malam hari. Anak mengalami kesulitan bernapas, demam, dan gejala memburuk pada malam hari. Gejala krup biasanya berlangsung selama 3-4 hari. Beberapa gejala lain yang mungkin terjadi adalah:

  • Stridor (bunyi pernapasan yang tinggi),
  • Sianosis (kulit menjadi kebiruan karena kekurangan oksigen),
  • Retraksi interkostal (penggunaan otot leher dan dada yang meningkat saat bernapas).

Diagnosis
Diagnosis krup didasarkan pada gejala dan pemeriksaan fisik yang menunjukkan retraksi interkostal saat anak menghirup napas. Pemeriksaan dengan stetoskop dapat mengidentifikasi wheezing dan perbedaan suara pernapasan antara inspirasi dan ekspirasi. Rontgen leher dapat menunjukkan penyempitan trakea.

Pengobatan
Jika penyakitnya ringan, anak tidak perlu dirawat di rumah sakit. Di rumah, dapat menggunakan humidifier untuk melembabkan udara dan memastikan anak minum banyak cairan serta istirahat yang cukup.

Jika penyakitnya berat, anak biasanya dirawat di rumah sakit dan dapat mendapatkan oksigen tambahan. Ventilator dapat digunakan untuk membantu pernapasan. Nebulizer ultrasonik dapat mengurangi lendir di saluran pernapasan dan memudahkan pengeluaran lendir melalui batuk. Bronkodilator dapat dihirup melalui nebulizer untuk memperlebar saluran pernapasan. Kortikosteroid dapat diberikan sebagai pengobatan awal untuk krup yang parah. Jika terjadi infeksi bakteri, antibiotik dapat diberikan.

Semoga informasi ini bermanfaat bagi kesehatan anak Anda 🙂

Semoga informasi ini bermanfaat bagi kesehatan anak Anda 🙂

About The Author

Benarkah Wanita dengan Pinggul Besar Lebih Subur dan Mudah Hamil?

Menstrual Cup: Fungsi, Kelebihan, Kekurangan, dan Cara Pakai