Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Ataksia: Penyebab, Gejala, Pengobatan, Pencegahan, dll

Myles Bannister

Ataksia adalah kondisi neurologis yang menyebabkan gangguan koordinasi fisik seperti berjalan, berbicara, melihat, dan menelan. Ataksia bukan penyakit, tetapi akibat dari kerusakan pada bagian otak yang disebut cerebellum (otak kecil) atau kerusakan di tempat lain yang terkait dengan sistem saraf tubuh.

Cerebellum mengatur koordinasi otot-otot tubuh. Ketika cerebellum mengalami kerusakan, otak tidak dapat mengoordinasikan kontraksi dan relaksasi otot untuk melakukan gerakan yang diinginkan. Ataksia dapat terjadi secara tiba-tiba (akut) atau berkembang dari waktu ke waktu (kronis).

Gejala ataksia pertama kali terlihat dalam gangguan keseimbangan dan koordinasi tungkai. Orang dengan ataksia mengompensasi masalah ini dengan langkah-langkah yang lebih lebar. Gejala lainnya termasuk berbicara cadel (disartria), kesulitan menelan (disfagia), gerakan mata yang tidak terkendali (oscillopsia), tangan gemetar, kehilangan sensasi dan kekuatan pada tungkai, masalah kandung kemih dan usus, penurunan daya ingat, serta kecemasan dan depresi.

Pada tahap lanjut, penderita ataksia mengalami kelemahan pada kaki dan telapak kaki yang menyebabkan kesulitan berjalan. Kelemahan ini juga terjadi pada tangan, meskipun muncul setelah kelemahan kaki.

Jika Anda mengalami kehilangan keseimbangan tubuh, penurunan koordinasi otot tangan dan kaki, kesulitan berjalan, kesulitan berbicara, atau kesulitan menelan makanan, segera periksakan diri ke dokter.

Ataksia disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kerusakan saraf akibat cedera kepala, tumor otak, stroke, meningitis, infeksi HIV, sklerosis ganda, dan hipotiroidisme. Ataksia juga dapat disebabkan oleh mutasi genetik yang diwariskan dari orang tua, serta faktor-faktor lain seperti infeksi, stroke, cerebral palsy, dan infeksi virus.

Diagnosis ataksia melibatkan wawancara dengan dokter, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang seperti tes konduksi saraf, uji genetik, MRI, pungsi lumbal, EKG, dan ekokardiografi.

Metode pengobatan ataksia meliputi fisioterapi, terapi wicara, terapi okupasi, penggunaan alat bantu, dan penggunaan obat-obatan seperti parasetamol, ibuprofen, gabapentin, amitriptilin, tizanidin, dan sildenafil.

Pencegahan ataksia tergantung pada penyebabnya. Untuk ataksia yang disebabkan oleh cedera, langkah pencegahan melibatkan kehati-hatian dalam beraktivitas. Namun, untuk ataksia yang disebabkan oleh mutasi genetik, pencegahan yang efektif mungkin masih sulit dilakukan.

  1. Ataxia. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/ataxia/symptoms-causes/syc-20355652
  2. Ataxia. https://www.nhs.uk/conditions/ataxia/
  3. Brazier, Y. 2019. What is Ataxia and What Causes It? https://www.medicalnewstoday.com/articles/162368
  4. Seladi-Schulman, J. 2020. What is Ataxia? https://www.healthline.com/health/ataxia#bottom-line

About The Author

Scaling Gigi: Manfaat, Prosedur, dan Risiko

7 Cara Mengembangkan Kreativitas Anak