Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Apakah Virus NeoCov Lebih Berbahaya dari COVID-19?
Inilah Faktanya

Myles Bannister

Virus NeoCov adalah jenis virus Corona yang menyebar pada kelelawar di Afrika Selatan. Meski terdapat studi yang mengaitkan virus ini dengan Middle East Respiratory Syndrome (MERS), apakah virus ini lebih berbahaya? Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.

Apa itu Virus NeoCov?

NeoCov adalah virus Corona terkait dengan MERS Coronavirus (Middles East Respiratory Syndrome coronavirus), yaitu virus zoonosis yang bisa ditularkan hewan ke manusia. Menurut Dr. Bharesh Dedhia, konsultan perawatan intensif di P.D. Hinduja Hospital & Medical Research Centre, virus NeoCov mirip dengan virus MERS, yang juga merupakan Coronavirus tetapi berbeda dari COVID-19.

Apakah Virus NeoCov Memengaruhi Manusia?

Menurut Dr. Vasant Nagvekar, ahli penyakit menular di Global Hospital Parel Mumbai, NeoCov hanya terlihat pada kelelawar dan tidak ada data yang menunjukkan penularannya pada manusia. Menurut Manuela Zingl, juru bicara Charité-University of Medicine Berlin, tidak ada bukti bahwa NeoCov pernah menginfeksi manusia atau hewan lain selain kelelawar. Para ilmuwan dari Chinese Academy of Science dan Wuhan University menemukan bahwa NeoCov memasuki sel kelelawar melalui reseptor ACE2. Namun, virus ini tidak dapat berinteraksi dengan reseptor hACE2 manusia.

Meskipun virus ini tidak dapat menginfeksi manusia, para peneliti memperingatkan bahwa perkembangan virus ini harus dipantau secara ketat. Hal ini diperlukan untuk melihat apakah ada mutasi yang memungkinan NeoCov berinteraksi dengan reseptor hACE2 manusia.

Perlukah Anda Khawatir tentang Virus NeoCov?

NeoCov bukanlah virus Corona baru yang mudah menular. Dr. Bharesh Dedhia menekankan bahwa yang harus dikhawatirkan adalah varian baru lain dari COVID-19. MERS, meski bisa menginfeksi manusia, tidak menyebabkan infeksi yang meluas atau menjadi penyebab kematian yang besar. Kekhawatiran terhadap virus NeoCov tidak beralasan karena tidak ada kasus di mana virus tersebut menginfeksi manusia.

Dr. Shahid Jameel, seorang ahli virologi, mengatakan bahwa NeoCov secara genetik paling dekat dengan MERS-CoV yang muncul pada manusia melalui unta pada tahun 2012. MERS tidak menular di antara manusia karena membutuhkan kontak dekat dengan hewan. Dr. Sanjya Pujari dari Indian Council of Medical Research juga mengkonfirmasi bahwa Anda tidak perlu khawatir tentang NeoCov, terutama karena kemampuannya untuk menggunakan reseptor ACE-2 hanya terjadi pada kelelawar, bukan manusia.

Meskipun beberapa penelitian mengungkapkan bahwa virus ini belum bisa menginfeksi manusia, tetap penting untuk menerapkan protokol kesehatan 5M di masa pandemi.

Referensi

  1. Anonim. 2022. Fact Check-NeoCov is not a new type of human transmissible coronavirus. https://www.reuters.com/article/factcheck-neocov-virus/fact-check-neocov-is-not-a-new-type-of-human-transmissible-coronavirus-idUSL1N2UC2MH. (Diakses pada 7 Februari 2022).
  2. Anonim. 2022. Experts Allay Fears as NeoCoV is Old Virus, Not Dangerous to Humans in Current Form. https://znrnulled.com/2022/01/30/experts-allay-fears-as-neocov-is-old-virus-not-dangerous-to-humans-in-current-form/. (Diakses pada 7 Februari 2022).
  3. Anonim. Is NeoCov a new covid variant? Should we be worried? What doctors say. https://www.livemint.com/science/health/is-neocov-a-new-covid-variant-should-we-be-worried-what-doctors-say-11643874894100.html. (Diakses pada 7 Februari 2022).

About The Author

Eyelash Extension: Prosedur dan Pro-Kontra

8 Cara Mencegah Katarak pada Mata