Penyebab Jantung Bocor
Jantung bocor adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi kelainan katup atau sekat pada jantung. Penyebab jantung bocor pada orang dewasa biasanya karena katup yang tidak berfungsi dengan baik.
Pada anak-anak atau bayi, penyebab jantung bocor bisa disebabkan oleh lubang antara dinding jantung yang tidak tertutup sempurna, dan kadang-kadang juga disebabkan oleh gangguan pada katup jantung.
Organ jantung memiliki empat ruangan, dua di antaranya berada pada bagian kanan jantung (serambi di atas dan di bawah), begitu juga dengan bagian kiri jantung. Jika terdapat lubang atau kebocoran di antara dua serambi atas jantung, kondisinya disebut sebagai atrial septal defect (ASD). Sedangkan jika terdapat lubang atau kebocoran di antara dua bilik jantung, kondisinya disebut sebagai vertricular septal defect (VSD).
Meskipun penyebab jantung bocor belum diketahui secara pasti, tetapi hal-hal berikut ini dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit ini, seperti ibu yang menderita hipertensi atau terkena paparan sinar rontgen. Berikut adalah faktor lain yang mungkin menyebabkan jantung bocor:
1. Faktor keturunan
Faktor genetik memainkan peran dalam beberapa kelainan jantung bawaan. Orang tua yang memiliki cacat jantung bawaan sedikit lebih mungkin memiliki anak dengan kondisi serupa.
2. Kelainan genetik
Anak yang memiliki kelainan genetik seperti sindrom Down sering kali juga memiliki kelainan jantung bawaan. Sebanyak 50% bayi dengan sindrom Down memiliki kelainan jantung bawaan.
3. Merokok saat hamil
Kebiasaan merokok ibu selama kehamilan dikaitkan dengan penyakit jantung bawaan pada bayi, termasuk jantung bocor.
Mengenali Gejala Jantung Bocor
Setelah mengetahui penyebab jantung bocor, sekarang saatnya untuk mengetahui gejalanya. Salah satu gejala yang mungkin muncul adalah kulit anak yang menjadi biru, sesak napas, dan kejang-kejang.
Terdapat dua jenis penyakit jantung bawaan, yaitu penyakit jantung bawaan biru (sianotik) dan tidak biru (asianotik). Pada penyakit jantung bawaan biru, tanda-tandanya dapat terlihat pada ujung-ujung kuku, lidah, dan bibir yang berwarna biru.
Sedangkan pada penyakit jantung bawaan tidak biru, tanda-tandanya mungkin tidak langsung terlihat, tetapi anak menunjukkan gejala seperti sering sakit, mudah lelah, berat badan kurang, susah minum susu, dan lain-lain. Orang tua perlu waspada jika anak mengalami gejala-gejala tersebut.
Bayi yang lahir dengan ASD umumnya tidak memiliki tanda-tanda atau gejala jantung bocor yang jelas. Namun, saat mereka tumbuh, akan terlihat bahwa anak dengan jantung bocor cenderung lebih kecil dari anak-anak seusianya. Berikut adalah gejala jantung bocor lainnya:
1. Mudah lelah
Merasa lelah setelah melakukan aktivitas yang melelahkan adalah hal yang normal. Namun, jika rasa lelah terasa berlebihan meskipun tidak melakukan aktivitas berat, hal ini harus diperhatikan sebagai gejala jantung bocor.
2. Pembengkakan pada kaki
Apabila kaki terlihat bengkak, sebaiknya segera periksakan kondisi ke dokter. Bengkak pada kaki dapat menjadi indikasi adanya masalah seperti jantung bocor. Selain kaki, pembengkakan juga dapat terjadi pada vena di leher dan perut.
3. Jantung bekerja lebih keras
Detak jantung yang meningkat saat aktivitas juga termasuk hal yang normal. Hal ini terjadi karena otot membutuhkan lebih banyak oksigen saat berolahraga. Namun, jika peningkatan denyut jantung tidak disertai dengan peningkatan aktivitas, hal tersebut bisa menjadi tanda adanya jantung bocor.
Kebocoran akan menyebabkan salah satu ruang jantung bekerja lebih berat saat memompa darah. Akibatnya, kerja jantung bisa menjadi lebih berat. Pada kasus yang parah, jantung bocor bisa menyebabkan gagal jantung dan menimbulkan gejala seperti sesak napas.
4. Sesak napas
Meskipun memiliki fungsi yang berbeda, jantung dan paru-paru saling terkait. Saat jantung mengalami masalah, paru-paru juga dapat terkena dampaknya. Sesak napas dapat terjadi ketika jantung sakit karena oksigen tidak terdistribusi dengan baik dalam tubuh.
5. Murmur jantung
Pada kasus jantung bocor tipe ASD, gejala yang sering muncul adalah murmur. Murmur jantung adalah suara tambahan atau suara yang tidak normal saat jantung berdetak.
Itulah beberapa gejala jantung bocor yang dapat dikenali. Perlu diingat bahwa kebanyakan penderita kelainan jantung memerlukan operasi, tetapi ada juga kasus yang dapat diobati dengan pengobatan oral.
Penanganan Jantung Bocor
Jika operasi diperlukan, penderita jantung bocor memiliki dua pilihan, yaitu operasi jantung terbuka atau tindakan katerisasi. Pada operasi jantung terbuka, dada dibuka untuk memperbaiki kebocoran. Sedangkan pada tindakan katerisasi, kateter dimasukkan melalui lipatan paha untuk menutup kebocoran.
Tidak semua kasus jantung bocor bisa diatasi dengan katerisasi, terutama jika kebocoran berada di bawah. Dalam kasus ini, operasi terbuka menjadi pilihan satu-satunya.
Pada bayi, operasi biasanya dilakukan saat usia bayi mencapai sekitar tiga bulan, kecuali jika keadaan darurat membutuhkan operasi yang lebih cepat.
Pada beberapa kasus jantung bocor, lubang dapat menutup secara alami seiring bertambahnya usia anak. Namun, jika lubangnya terlalu besar, sebaiknya dilakukan penutupan sebelum anak masuk sekolah untuk menghindari komplikasi. Penutupan jantung bocor dapat dilakukan dengan cara ditambal atau dijahit. Setelah lubang pada jantung tertutup, sirkulasi darah akan menjadi normal.
Setelah menjalani operasi, pasien akan tetap dipantau oleh dokter untuk memastikan hasil operasi berjalan dengan baik. Beberapa tes seperti echocardiography atau elektrokardiogram mungkin diperlukan untuk memantau kondisi pasien.
Selain itu, penderita jantung bocor biasanya tidak memiliki banyak larangan dalam beraktivitas sehari-hari, kecuali harus menghindari kelelahan berlebihan. Meskipun gejala jantung bocor seringkali tidak muncul, disarankan agar tetap melakukan pemeriksaan rutin ke dokter untuk mendeteksi jantung bocor sejak dini.
Selain itu, penderita jantung bocor biasanya tidak memiliki banyak larangan dalam beraktivitas sehari-hari, kecuali harus menghindari kelelahan berlebihan. Meskipun gejala jantung bocor seringkali tidak muncul, disarankan agar tetap melakukan pemeriksaan rutin ke dokter untuk mendeteksi jantung bocor sejak dini.