Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Antidepresan: Kegunaan, Jenis, Efek Samping, dll

Myles Bannister

Ketahui tentang cara kerja, jenis, kegunaan, dosis, dan risiko penggunaan antidepresan melalui artikel ini!

Cara Kerja Antidepresan

Cara kerja antidepresan diduga meningkatkan kadar neurotransmitter di otak.

Neurotransmitter juga berpengaruh terhadap sinyal nyeri yang dikirim oleh saraf. Beberapa jenis antidepresan digunakan untuk meringankan nyeri.

Antidepresan dapat meringankan gejala depresi, tapi tidak mengatasi penyebabnya. Penggunaan antidepresan sering harus dikombinasikan dengan terapi lain untuk efektif mengatasi depresi dan kondisi kesehatan mental lainnya.

Kegunaan Antidepresan

Antidepresan digunakan untuk mengatasi depresi dan beberapa kondisi lainnya. Kondisi yang diperbolehkan untuk penggunaan antidepresan adalah:

  • Depresi dan gangguan depresi berat
  • Obsesif kompulsif (OCD)
  • Posttraumatic stress disorder (PTSD)
  • Gangguan kecemasan sosial
  • Gangguan kecemasan umum
  • Gangguan bipolar
  • Enuresis, kebiasaan mengompol

Antidepresan sering digunakan untuk mengatasi kondisi lain di luar indikasi, seperti insomnia, migraine, dan obat nyeri. Penggunaan di luar indikasi harus diputuskan oleh dokter dan dipastikan sebagai pilihan pengobatan yang paling efektif.

Jenis Antidepresan dan Efek Sampingnya

Antidepresan dibagi menjadi beberapa jenis dengan cara kerja dan efek samping yang berbeda-beda. Berikut adalah 6 jenis antidepresan:

1. Serotonin-noradrenaline reuptake inhibitor (SNRIs)

Serotonin-noradrenaline reuptake inhibitor (SNRIs) meningkatkan kadar serotonin dan noradrenalin, neurotransmitter yang mempengaruhi suasana hati. SNRI adalah yang paling sering diresepkan.

SNRI digunakan untuk depresi berat, gangguan suasana hati, ADHD, OCD, gangguan kecemasan, gejala menopause, fibromyalgia, dan nyeri neuropatik kronis.

Jenis obat SNRI adalah duloxetine, venlafaxine, dan desvenlafaxine. Efek samping SNRI meliputi:

  • Mual (terutama pada 2 minggu pertama penggunaan)
  • Kecemasan dan gugup
  • Sakit kepala
  • Selera makan menurun
  • Kesulitan tidur
  • Energi menurun
  • Mulut kering
  • Sembelit
  • Penurunan berat badan
  • Gangguan seksual
  • Denyut nadi meningkat
  • Kolesterol meningkat

2. Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs)

SSRI menghambat penyerapan serotonin di otak sehingga meningkatkan suasana hati. Obat ini memiliki sedikit efek samping dibandingkan antidepresan lainnya.

SSRI digunakan untuk depresi, OCD, gangguan makan, ejakulasi dini, dan pemulihan stroke.

Jenis SSRI adalah citalopram, escitalopram, fluoxetine, fluvoxamine, paroxetine, dan sertraline. Efek samping SSRI meliputi:

  • Mulut kering
  • Mual
  • Sakit kepala
  • Gugup
  • Gelisah
  • Kesulitan tidur
  • Masalah seksual

3. Tricyclic antidepressants (TCAs)

Tricyclic antidepressants (TCAs) memengaruhi tiga neurotransmitter yaitu serotonin, noradrenalin, dan dopamin.

TCAs efektif, tapi jarang digunakan karena efek sampingnya. TCAs digunakan untuk depresi, fibromyalgia, gangguan kecemasan, dan nyeri kronis.

Jenis TCAs termasuk amitriptyline, amoxapine-clomipramine, desipramine, doxepin, imipramine, nortriptyline, protriptyline, dan trimipramine. Efek samping TCAs meliputi:

  • Insomnia
  • Kejang
  • Kegelisahan
  • Aritmia
  • Ruam
  • Mual dan muntah
  • Hipertensi
  • Kram perut
  • Penurunan berat badan
  • Retensi urin
  • Sembelit
  • Peningkatan tekanan pada mata
  • Disfungsi seksual

4. Monoamine oxidase inhibitors (MAOIs)

Monoamine oxidase inhibitors (MAOIs) menghambat aksi monoamine oksidase, enzim yang membantu memecah neurotransmitter seperti serotonin.

MAOIs digunakan ketika antidepresan lain tidak efektif.

Jenis MAOI adalah fenelzin, tranylcypromine, isocarboxazid, dan selegilin. Efek samping MAOI meliputi:

  • Ruam
  • Penglihatan kabur
  • Penurunan berat badan
  • Kejang
  • Busung
  • Mual
  • Diare
  • Sembelit
  • Gelisah
  • Insomnia
  • Disfungsi seksual
  • Sakit kepala
  • Pusing
  • Aritmia
  • Pingsan
  • Hipertensi

5. Noradrenaline and specific serotoninergic antidepressants (NASSAs)

Noradrenaline and specific serotoninergic antidepressants (NASSAs) efektif untuk pasien yang tidak dapat menggunakan SSRI.

Efek samping NASSAs tidak jauh berbeda dengan SSRI. Obat ini digunakan untuk kecemasan, gangguan kepribadian, dan depresi.

Jenis NASSA adalah mianserin dan mirtazapine. Efek samping NASSA meliputi:

  • Mulut kering
  • Sembelit
  • Peningkatan berat badan
  • Mengantuk
  • Penglihatan kabur
  • Pusing
  • Kejang
  • Pengurangan sel darah putih
  • Pingsan
  • Reaksi alergi

6. Antidepresan atipikal

Antidepresan atipikal tidak termasuk dalam kategori antidepresan di atas.

Jenis antidepresan atipikal adalah bupropion, trazodone, dan mirtazapine. Efek samping antidepresan atipikal meliputi:

  • Pusing
  • Mulut kering
  • Insomnia
  • Mual
  • Muntah
  • Sembelit
  • Penglihatan kabur
  • Kenaikan berat badan
  • Disfungsi seksual

Efektivitas Penggunaan Antidepresan

Antidepresan dapat membutuhkan beberapa minggu untuk mengetahui apakah obat tersebut bekerja atau tidak. Beberapa faktor yang mungkin menyebabkan tidak terlihatnya peningkatan adalah:

  • Obat yang tidak cocok dengan kondisi pasien.
  • Kurangnya pengawasan dari penyedia layanan kesehatan.
  • Penggunaan obat yang tidak sesuai dengan petunjuk penggunaan.
  • Pasien membutuhkan terapi lain seperti terapi perilaku kognitif.

Sebagian orang mungkin melihat efektivitas antidepresan setelah penggunaan selama 1 hingga 2 bulan. Konsistensi dan ketekunan dalam penggunaan antidepresan dibutuhkan untuk hasil yang diinginkan.

Lamanya pengobatan antidepresan sangat bergantung pada kemajuan pasien. Beberapa orang mungkin perlu menggunakan obat ini selama beberapa tahun. Penggunaan jangka panjang obat ini harus dikonsultasikan dengan dokter.

Penggunaan Antidepresan pada Ibu Hamil dan Menyusui

Penggunaan antidepresan pada ibu hamil dapat menimbulkan berbagai efek samping seperti:

  • Keguguran
  • Kelahiran prematur
  • Berat lahir rendah
  • Cacat bawaan
  • Pendarahan berlebihan saat melahirkan

Penggunaan antidepresan pada ibu hamil hanya direkomendasikan jika manfaatnya lebih besar daripada efek samping yang mungkin terjadi atau pada kondisi yang mengancam jiwa. Terapi lain seperti terapi perilaku kognitif, meditasi, dan yoga lebih direkomendasikan untuk mengatasi depresi selama kehamilan.

Penggunaan antidepresan pada ibu menyusui juga mungkin memiliki risiko. Beberapa jenis obat dapat masuk melalui ASI dan menghambat produksi ASI. Konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan antidepresan selama menyusui.

Sumber:

  1. All about antidepressants – https://www.medicalnewstoday.com/kc/antidepressants-work-248320 diakses 8 Mei 2019
  2. Antidepressants – https://www.nhs.uk/conditions/antidepressants/ diakses 8 Mei 2019
  3. The 5 Major Classes of Antidepressants – https://www.verywellmind.com/what-are-the-major-classes-of-antidepressants-1065086 diakses 8 Mei 2019
  4. Types of Antidepressants – https://familydoctor.org/types-of-antidepressants/ diakses 8 Mei 2019

About The Author

Tips Seks Aman dan Nikmat di dalam Air

Irgapan: Manfaat, Dosis, Efek Samping, dll