Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Antiandrogen: Cara Kerja, Kegunaan, Jenis, dan Efek Samping

Myles Bannister

Antiandrogen adalah kelas obat yang menghambat hormon androgen. Obat ini digunakan untuk masalah kesehatan pada pria dan wanita, termasuk transgender. Pelajari lebih lanjut tentang kegunaan dan efek sampingnya di bawah ini!

Apa itu Antiandrogen?

Antiandrogen adalah golongan obat yang menghambat aktivitas hormon seks pria, yaitu testosteron dan dihidrotestosteron (DHT). Obat-obatan ini dapat digunakan untuk berbagai masalah kesehatan pada pria, seperti kanker prostat, pembesaran prostat jinak, pola rambut rontok, priapismus, dan hiperseksualitas.

Obat antiandrogen juga berguna untuk masalah kesehatan pada wanita, seperti jerawat, pertumbuhan rambut berlebihan (hirsutisme), sindrom ovarium polikistik (PCOS), tumor ovarium, dan tumor kelenjar adrenal. Obat ini juga dapat digunakan dalam terapi hormon wanita transgender.

Cara Kerja Antiandrogen

Antiandrogen bekerja dengan menghambat kemampuan hormon testosteron dan DHT untuk berikatan dengan reseptor androgen.

Sebagai akibatnya, antiandrogen menghambat efek hormon seks pria yang sering berhubungan dengan stimulasi sel kanker prostat dan gejala kondisi kesehatan lainnya. Sekitar 80 hingga 90% kanker prostat pada awal diagnosis membutuhkan androgen untuk pertumbuhannya.

Perawatan untuk jenis kanker ini sering kali memerlukan penghambatan efek testosteron.

Kegunaan Antiandrogen

Obat ini berguna untuk mengobati berbagai kondisi medis pada pria dan wanita. Berikut beberapa kegunaannya:

1. Antiandrogen untuk pria

Androgen dapat merangsang pertumbuhan dan pembesaran sel prostat yang disebut hipertrofi prostat, kondisi yang umum terjadi pada pria lanjut usia dan bahkan berkembang menjadi kanker.

Menurunkan kadar androgen dapat membantu memperlambat pertumbuhan sel di prostat. Obat ini juga dapat mengecilkan tumor.

Obat antiandrogen umumnya digunakan dalam kombinasi dengan perawatan lain, seperti kebiri bedah atau kimia. Kombinasi ini juga disebut “penghambat androgen gabungan,” “penghambat androgen lengkap,” atau “penghambat androgen total.”

2. Antiandrogen untuk wanita

Setiap wanita secara alami menghasilkan jumlah androgen yang rendah. Namun, beberapa wanita menghasilkan jumlah yang berlebihan.

Misalnya, wanita dengan sindrom ovarium polikistik memiliki kadar androgen yang lebih tinggi. Kondisi ini menyebabkan pertumbuhan rambut berlebih, jerawat, dan masalah ovulasi. Obat ini dapat membantu mengurangi gejala tersebut pada wanita dengan PCOS.

Kondisi lain yang dapat menyebabkan tingginya kadar androgen pada wanita meliputi hiperplasia adrenal, tumor ovarium, dan tumor kelenjar adrenal.

Obat antiandrogen dapat membantu mengelola kondisi tersebut dan mencegah komplikasi yang disebabkan oleh kadar androgen yang tinggi pada wanita. Komplikasi ini termasuk diabetes, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi (hipertensi), dan penyakit jantung.

3. Antiandrogen untuk wanita transgender dan orang non-biner

Pada orang dalam masa transisi, obat ini dapat membantu menghambat beberapa efek maskulinisasi testosteron. Obat ini dapat mengurangi gejala seperti kebotakan pola pria, pertumbuhan rambut wajah, dan ereksi pagi (morning wood).

Antiandrogen paling efektif untuk wanita transgender jika diambil bersama estrogen, hormon utama seks wanita. Selain memicu perkembangan ciri fisik feminin, estrogen juga secara tidak langsung menurunkan kadar testosteron.

Untuk orang yang mengidentifikasi diri sebagai non-biner, penggunaan obat ini saja dapat membantu mengurangi sifat fisik maskulin.

Jenis Antiandrogen

Terdapat beberapa jenis antiandrogen yang tersedia, masing-masing dengan kegunaan yang sedikit berbeda. Berikut beberapa jenis yang paling umum:

1. Flutamide

Flutamide digunakan bersama dengan obat lain untuk mengobati beberapa jenis kanker prostat. Obat ini bekerja dengan mengikat reseptor androgen dalam sel kanker prostat, menghambat androgen untuk berikatan dengan reseptor. Hal ini mencegah androgen memicu pertumbuhan sel kanker prostat.

2. Spironolactone

Spironolactone adalah jenis antiandrogen yang telah lama digunakan untuk mengobati jerawat hormonal dan pertumbuhan rambut tubuh yang berlebihan. Beberapa dokter juga meresepkan obat ini untuk pola kebotakan wanita, meskipun terdapat sedikit bukti yang mendukung penggunaannya.

3. Cyproterone

Cyproterone adalah salah satu obat antiandrogen pertama yang digunakan bersama obat lain untuk mengobati wanita dengan PCOS. Obat ini juga terbukti dapat menurunkan kadar testosteron dan mengurangi produksi minyak penyebab jerawat. Obat ini juga digunakan untuk mengurangi sifat maskulin pada wanita transgender.

Efek Samping Antiandrogen

Obat ini dapat menyebabkan berbagai efek samping, tergantung pada dosis dan jenis obat yang diresepkan oleh dokter.

Beberapa kemungkinan efek sampingnya meliputi penurunan gairah seksual, disfungsi ereksi, peningkatan risiko depresi, peningkatan enzim hati, penurunan pertumbuhan rambut wajah dan tubuh, peningkatan risiko cacat lahir jika dikonsumsi selama kehamilan, hepatitis, cedera hati, diare, kelembutan pada payudara, sensasi panas atau gerah (hot flashes), ruam kulit, ketidakteraturan menstruasi, dan resistensi antiandrogen (obat berhenti bekerja).

Jika Anda mengalami salah satu atau lebih efek samping ini, segera konsultasikan dengan dokter.

Referensi

Referensi

About The Author

Tanda Orgasme pada Wanita yang Harus Dipahami oleh Pria

Capecitabine: Manfaat, Dosis, Efek Samping, dll