Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Ani Yudhoyono Meninggal Dunia pada Usia 66 Tahun

Myles Bannister

Kabar duka datang dari Presiden ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono. Istrinya, Ani Yudhoyono meninggal dunia setelah menjalani perawatan medis untuk mengatasi masalah kanker darah di National University Hospital (NUH) Singapura.

Ani Yudhoyono Meninggal Dunia karena Kanker Darah

Akun Twitter Wasekjen Partai Demokrat, Andi Arief mengungkap kabar duka ini. Andi menyebut Ani meninggal dunia pukul 11.50 waktu Singapura. Beberapa awak media yang berada di Negeri Jiran tersebut juga telah mengonfirmasi kabar ini.

Ani dirawat di National University Hospital (NUH) sejak 2 Februari 2019 silam. Saat itu, ia didiagnosis terkena kanker darah setelah sempat mengalami kelelahan. SBY, anak-anaknya, dan menantunya bergantian menemaninya menjalankan terapi demi mengatasi kanker yang dideritanya.

Ani sempat menjalani transplantasi sumsum tulang belakang yang didapatkan dari adik kandungnya, Pramono Edhie Wibowo. Sayangnya, prosedur ini tidak memberikan dampak yang signifikan. Bahkan, Ani sempat menjalani perawatan intensif setelah prosedur tersebut karena kondisi kesehatannya terus menurun.

Kondisi Ani sebenarnya sempat membaik hingga mengikuti Pemilu 2019 di rumah sakit. Bahkan, foto-foto yang menunjukkan dirinya keluar dari ruang isolasi dan berjalan-jalan dengan keluarganya beredar di media sosial. Sayangnya, sejak Rabu, 29 Mei 2019, kondisinya menurun dan akhirnya dirawat di ruang ICU.

Ani meninggal di usia 66 tahun. Wanita kelahiran Yogyakarta ini adalah putri dari Sarwo Edhie Wibowo, mantan Panglima RPKAD. Ani juga pernah mengenyam pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia dan menjabat sebagai Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat.

Pengobatan Kanker Darah

Kanker darah bisa mempengaruhi fungsi sel darah putih di tubuh. Jika hal ini terjadi, tubuh akan mengalami infeksi dan peradangan yang parah.

Berikut adalah beberapa terapi yang bisa dilakukan oleh penderita kanker darah.

Kemoterapi

Kasus kanker darah atau leukemia seringkali mendapatkan kemoterapi. Terapi ini membunuh sel-sel leukemia yang menggerogoti tubuh penderita. Terapi ini disesuaikan dengan jenis leukemia yang diderita. Bentuk terapi ini bisa berupa pemberian obat tunggal atau beberapa jenis obat. Obat bisa berupa obat minum atau suntikan dengan infus.

Terapi target

Terapi target mirip dengan kemoterapi. Penderita kanker darah mengonsumsi obat tambahan untuk mengatasi sel-sel leukemia. Terapi ini bisa menyerang bagian tubuh yang memiliki sel-sel kanker secara spesifik. Salah satu obat yang digunakan adalah obat berjenis imanitib yang bisa mencegah penyebaran sel leukemia.

Terapi radiasi

Terapi radiasi menggunakan sinar berenergi tinggi untuk menghancurkan atau menghentikan perkembangan sel-sel kanker. Penderita kanker darah yang menjalani terapi ini akan dibaringkan di atas bidang permukaan dan mendapatkan radiasi melalui menis berukuran besar.

Terapi ini bisa menargetkan satu atau beberapa bagian tubuh, namun jika kanker sudah menyebar, seluruh tubuh bisa mendapatkan terapi ini.

Transpantasi sel induk

Transplantasi sel induk dilakukan dengan mengganti sumsum tulang yang terkena kanker dengan sumsum tulang yang sehat. Hal ini membantu membersihkan sel-sel kanker di tubuh. Terapi ini seringkali dilakukan oleh penderita kanker darah dengan usia kurang dari 55 tahun.

Terapi biologis

Terapi ini bertujuan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dalam melawan sel-sel kanker. Dengan sistem imun tubuh yang lebih kuat, tubuh akan lebih baik dalam melawan penyebaran sel-sel kanker tersebut.

About The Author

Sakroiliitis, Penyebab Nyeri Punggung Bawah

5 Jenis Pelecehan Seksual, Dampak, dan Cara Mengatasinya