Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Angina: Gejala, Penyebab, Pengobatan

Myles Bannister

Angina, atau yang lebih dikenal dengan istilah angin duduk, adalah nyeri dada yang disebabkan oleh suplai darah yang kurang ke jantung akibat penyempitan arteri koroner. Gejala angina ini mirip dengan serangan jantung, dan bisa ditandai dengan tekanan di dada, sesak atau sakit dada, dan dada yang terasa diremas. Meskipun nyeri dada biasanya hilang dengan cepat, angina bisa menjadi tanda adanya masalah jantung yang mengancam nyawa.

Seberapa Umum Angina?

Angina adalah salah satu jenis penyakit jantung koroner yang dapat mengancam nyawa. Data yang dikumpulkan oleh WHO pada tahun 2015 menunjukkan bahwa sekitar 45% dari total kematian akibat penyakit tidak menular disebabkan oleh penyakit jantung dan pembuluh darah. Di Indonesia, prevalensi penyakit jantung berdasarkan diagnosis adalah sebanyak 1,5% menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2018.

Jenis Angina

Angina dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu:

1. Angina Stabil

Angina stabil sering kali dipicu oleh aktivitas fisik seperti berjalan, berlari, atau naik tangga. Hal ini terjadi karena otot jantung membutuhkan lebih banyak darah, namun aliran darah ke otot jantung menjadi sulit karena penyempitan arteri. Faktor pemicu lainnya dapat berupa stres emosional, suhu dingin, makanan berat, dan merokok.

2. Angina Tidak Stabil

Angina tidak stabil terjadi ketika plak lemak dalam pembuluh darah pecah atau terbentuk gumpalan darah. Hal ini dapat sangat menghambat aliran darah ke otot jantung. Angina tidak stabil bisa memburuk dan tidak akan menghilang hanya dengan istirahat atau obat-obatan biasa. Jika aliran darah tidak membaik, bisa terjadi serangan jantung yang berbahaya dan membutuhkan perawatan darurat.

3. Angina Mikrovaskular

Angina mikrovaskular terjadi ketika nyeri dada terjadi tanpa adanya penyumbatan pada arteri koroner. Hal ini terjadi karena arteri-arteri kecil di jantung tidak bekerja dengan baik sehingga tidak bisa menyuplai darah yang cukup ke otot jantung. Nyeri dada pada jenis angina ini biasanya berlangsung lebih dari 10 menit dan lebih sering terjadi pada wanita.

4. Angina Prinzmetal

Angina Prinzmetal disebabkan oleh kejang pada arteri koroner akibat penyempitan arteri sementara. Penyempitan ini mengurangi aliran darah ke jantung sehingga menyebabkan nyeri dada. Pemicu dari jenis angina ini biasanya adalah stres emosional, merokok, atau penggunaan obat-obatan terlarang.

Gejala Angina

Gejala angina dapat berupa:

  • Nyeri dada
  • Dada terasa diremas
  • Dada terasa sesak
  • Keringat dingin
  • Nyeri di lengan, bahu, punggung, leher, dan rahang
  • Sesak napas
  • Pusing
  • Mual
  • Tertekan
  • Kelelahan
  • Terasa panas

Seseorang yang belum pernah mengalami angina mungkin tidak yakin dengan apa yang dirasakannya dan mungkin masih mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa ketakutan.

Ciri-Ciri Angina Berdasarkan Jenisnya

Diagnosis diperlukan untuk menentukan jenis angina yang dialami dan untuk mengetahui kemungkinan serangan jantung. Ciri-ciri angina berdasarkan jenisnya adalah sebagai berikut:

1. Ciri-ciri Angina Stabil:

  • Nyeri dada terjadi saat jantung bekerja lebih keras, misalnya saat berolahraga atau menaiki tangga
  • Biasanya nyeri dada bisa diprediksi dan mirip dengan nyeri dada sebelumnya
  • Gejala berlangsung singkat, sekitar lima menit atau kurang
  • Gejala bisa hilang dengan cepat setelah beristirahat atau minum obat khusus

Intensitas, durasi, dan jenis angina dapat bervariasi. Gejala yang baru atau berbeda bisa menunjukkan jenis angina yang tidak stabil atau serangan jantung.

2. Ciri-ciri Angina Tidak Stabil:

  • Nyeri dada terjadi bahkan saat beristirahat
  • Perubahan pola angina yang biasa dialami
  • Timbul secara tiba-tiba
  • Lebih parah dan berlangsung lebih lama dari angina stabil, sekitar 30 menit atau lebih
  • Tidak hilang hanya dengan istirahat atau obat-obatan biasa
  • Bisa merupakan gejala serangan jantung

3. Ciri-ciri Angina Mikrovaskular:

Angina mikrovaskular dapat menyebabkan nyeri dada, tetapi tidak selalu menjadi satu-satunya gejala yang dialami, terutama pada wanita. Wanita yang mengalami angina jenis ini juga mungkin mengalami gejala berikut:

  • Mual
  • Sesak napas
  • Sakit perut
  • Ketidaknyamanan di leher, rahang, atau punggung
  • Sensasi seperti ditusuk daripada tekanan di dada

4. Ciri-ciri Angina Prinzmetal:

  • Gejala terjadi saat sedang istirahat
  • Gejala biasanya parah
  • Gejala hilang setelah minum obat

Kapan Harus ke Dokter?

Jika gejala angina berupa nyeri dada berlangsung lebih lama dan tidak hilang dengan istirahat atau minum obat, kemungkinan itu adalah tanda serangan jantung dan harus segera mendapatkan perawatan darurat. Jika mengalami nyeri dada yang baru dan belum pernah dirasakan sebelumnya, penting untuk memeriksakan diri ke dokter untuk mencari tahu penyebabnya dan mendapatkan perawatan yang tepat. Jika sudah didiagnosis dengan angina stabil dan gejala semakin sering atau memburuk, segera dapatkan perawatan medis.

Penyebab Angina

Angina disebabkan oleh kurangnya suplai darah ke otot jantung. Penyebab utama dari penurunan aliran darah ini adalah penyakit jantung koroner yang disebabkan oleh penumpukan lemak di arteri jantung. Hal ini menyebabkan penyempitan arteri dan menghambat aliran darah ke otot jantung. Namun, tidak semua penumpukan lemak di arteri jantung menyebabkan angina. Saat oksigen dalam darah rendah, seperti saat istirahat, otot jantung mungkin masih dapat bertahan meskipun aliran darahnya berkurang. Namun, saat kebutuhan oksigen meningkat, misalnya saat berolahraga, angina bisa terjadi.

Selain itu, ada juga beberapa penyebab angina yang kurang umum, seperti:

  • Penyumbatan aliran darah ke paru-paru (emboli paru)
  • Hipertrophic cardiomyopathy (pembesaran atau penebalan jantung)
  • Stenosis aorta (penyempitan katup di bagian utama jantung)
  • Perikarditis (pembengkakan kantong di sekitar jantung)
  • Diseksi aorta (robeknya dinding aorta, arteri terbesar di tubuh)

Faktor Risiko

Ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terkena penyakit arteri koroner dan angina, antara lain:

1. Usia

Pria di atas 45 tahun dan wanita di atas 55 tahun memiliki risiko lebih tinggi daripada usia yang lebih muda.

2. Diabetes

Kadar gula darah yang tinggi atau diabetes dapat meningkatkan risiko penyakit arteri koroner. Hal ini disebabkan oleh peran diabetes dalam mempercepat aterosklerosis dan meningkatkan kadar kolesterol.

3. Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)

Hipertensi adalah faktor risiko yang dapat merusak arteri dengan mempercepat pembekuan pembuluh darah.

4. Kolesterol Jahat (LDL)

Tingginya kadar kolesterol jahat atau low-density lipoprotein (LDL) dalam darah dapat meningkatkan risiko penyakit arteri koroner.

5. Riwayat Keluarga dengan Penyakit Jantung

Jika memiliki anggota keluarga dengan riwayat penyakit arteri koroner atau serangan jantung, maka risiko Anda juga lebih tinggi.

6. Merokok

Menghirup asap rokok atau menjadi perokok pasif dalam jangka panjang dapat merusak dinding arteri dan meningkatkan risiko penyakit arteri koroner.

7. Kurangnya Aktivitas Fisik

Gaya hidup yang tidak aktif dapat meningkatkan risiko faktor risiko lainnya seperti kolesterol tinggi, hipertensi, diabetes tipe 2, dan obesitas, yang pada akhirnya juga berisiko mengalami angina.

8. Obesitas

Kelebihan berat badan atau obesitas dapat meningkatkan risiko angina karena terkait dengan faktor risiko lainnya seperti kolesterol jahat, hipertensi, dan diabetes. Selain itu, jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh.

9. Stres

Tekanan mental dapat meningkatkan risiko angina, serangan jantung, dan meningkatkan tekanan darah.

Komplikasi

Jika tidak dideteksi dan didiagnosis dengan tepat, angina dapat meningkatkan risiko terkena serangan jantung. Semua jenis angina, jika tidak diobati, dapat menyebabkan serangan jantung pada tahap apa pun. Angina yang tidak stabil atau angina Prinzmetal memerlukan perubahan gaya hidup dan pengobatan segera untuk mencegah risiko berhenti jantung.

Diagnosis

Untuk mendiagnosis angina, dokter dapat melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan mengenai gejala, faktor risiko, dan riwayat keluarga Anda. Beberapa tes yang dapat dilakukan termasuk:

  • Elektrokardiogram (EKG): tes untuk mengukur aktivitas listrik dan ritme jantung
  • Tes stres: tes untuk melihat bagaimana jantung berfungsi saat beraktivitas, misalnya dengan berjalan di atas treadmill atau bersepeda statis
  • Tes darah: tes untuk mendeteksi protein (troponin) dalam darah yang dapat mengindikasikan serangan jantung
  • Kateterisasi jantung: tes dengan memasukkan tabung panjang dan tipis ke arteri untuk memeriksa aliran dan tekanan darah
  • Angiografi koroner: tes dengan menyuntikkan zat pewarna ke dalam pembuluh darah jantung untuk menciptakan gambaran pembuluh darah di bagian kardiovaskular pada sinar-X
  • Computerized tomography (CT) scan: tes yang menggunakan sinar-X untuk menghasilkan gambar jantung dan dada untuk melihat apakah ada penyempitan arteri atau pembesaran jantung

Pengobatan Angina

Pengobatan angina bertujuan untuk mengurangi nyeri, mencegah gejala, dan mengurangi risiko serangan jantung. Pengobatan angina bisa meliputi perubahan gaya hidup, penggunaan obat-obatan, atau tindakan operasi.

1. Perubahan Gaya Hidup

Beberapa perubahan gaya hidup yang dapat membantu mengatasi angina antara lain:

  • Berhenti merokok atau menghindari paparan asap rokok
  • Mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seperti buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, daging atau ikan tanpa lemak, serta produk susu rendah lemak
  • Meningkatkan aktivitas fisik atau berolahraga (setelah berkonsultasi dengan dokter mengenai intensitas aktivitas)
  • Mempertahankan berat badan yang sehat
  • Mendapatkan istirahat yang cukup
  • Mengontrol atau menghindari stres
  • Menghindari minuman beralkohol
  • Mendapatkan vaksinasi flu tahunan untuk mencegah komplikasi jantung akibat virus

2. Obat-obatan

Jika perubahan gaya hidup tidak cukup efektif, dokter m

About The Author

Cara Mengobati Bintik Merah pada Kulit yang Disertai Gatal

Tamponade Jantung: Gejala, Penyebab, Mengobati, Pencegahan, dll