Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Anemia Hemolitik: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Myles Bannister

Anemia adalah jenis gangguan medis yang salah satunya adalah anemia hemolitik. Ketahui lebih lanjut mengenai anemia hemolitik mulai dari gejala, penyebab, dan pengobatan.

Apa Itu Anemia Hemolitik?

Anemia hemolitik adalah kelainan di mana sel darah merah dihancurkan lebih cepat ketimbang proses pembentukannya. Penghancuran sel darah merah disebut hemolisis.

Sel darah merah membawa oksigen ke seluruh tubuh. Jika jumlah sel darah merah lebih rendah dari normal, maka Anda mengalami anemia. Anemia mengakibatkan darah tidak dapat membawa cukup oksigen ke jaringan dan organ tubuh. Hal ini dapat mengganggu fungsi tubuh secara keseluruhan.

Anemia hemolitik dapat bersifat turunan atau didapat:

  • Anemia hemolitik turunan terjadi ketika kondisi ini diwariskan dari orang tua ke anak.
  • Anemia hemolitik didapat terjadi pada masa dewasa, bukan sejak lahir.

Jenis-Jenis Anemia Hemolitik

Anemia hemolitik terbagi menjadi dua tipe berdasarkan proses terjadinya:

1. Hemolitik Ekstrinsik

Jenis ini terjadi ketika sel darah merah dihancurkan karena berbagai hal, seperti infeksi, tumor, gangguan autoimun, efek samping pengobatan, leukemia, atau limfoma.

2. Hemolitik Intrinsik

Anemia hemolitik intrinsik terjadi ketika sel darah merah yang diproduksi oleh tubuh tidak berfungsi dengan baik. Kondisi ini sering kali bersifat turunan, seperti pada penderita anemia sel sabit atau talasemia. Beberapa kelainan metabolisme bawaan juga dapat menyebabkan kondisi ini, seperti defisiensi G6PD atau sferositosis herediter.

Ciri dan Gejala Anemia Hemolitik

Gejala anemia hemolitik bervariasi tergantung pada penyebabnya. Namun, ada beberapa gejala yang umum dialami oleh banyak orang yang mengalami kondisi ini. Gejala tersebut di antaranya:

  • Kulit pucat
  • Rasa lelah
  • Demam
  • Kebingungan
  • Pusing
  • Kelemahan atau keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik

Tanda dan gejala lainnya yang terlihat pada penderita anemia hemolitik meliputi urine berwarna gelap, kuningnya kulit dan putih mata (jaundice), murmur jantung, peningkatan detak jantung, pembesaran limpa, dan pembesaran hati.

Kapan Harus Memeriksakan ke Dokter?

Jika Anda mengalami gejala yang mengarah pada anemia hemolitik, segera konsultasikan dengan dokter. Penanganan medis segera diperlukan untuk mencegah kondisi yang lebih parah.

Penyebab Anemia Hemolitik

Penyebab anemia hemolitik dapat bervariasi, dan dalam beberapa kasus tidak dapat ditentukan secara pasti. Beberapa penyakit dan obat-obatan dapat menyebabkan kondisi ini. Beberapa penyebab umum anemia hemolitik meliputi limpa membesar, hepatitis menular, demam tifoid, bakteri coli, leukemia, limfoma, tumor, lupus eritematosus sistemik (SLE), sindrom Wiskott-Aldrich, dan sindrom HELLP.

Beberapa obat juga dapat menyebabkan anemia hemolitik, seperti acetaminophen (Tylenol), antibiotik, klorpromazin (Thorazine), ibuprofen (Advil, Motrin IB), interferon alpha, procainamide, quinidine, dan rifampisin (Rifadin).

Salah satu bentuk yang parah dari anemia hemolitik adalah yang disebabkan oleh transfusi darah dari golongan yang tidak cocok. Oleh karena itu, penting bagi penyedia layanan kesehatan untuk memeriksa golongan darah dengan benar sebelum memberikan transfusi darah.

Diagnosis Anemia Hemolitik

Untuk mendiagnosis anemia hemolitik, dokter akan meninjau riwayat kesehatan dan gejala Anda. Selain itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mencari tanda-tanda anemia, seperti kulit pucat atau kuning.

Tes yang dapat dilakukan untuk membantu mendiagnosis anemia hemolitik meliputi tes bilirubin, tes hemoglobin, tes fungsi hati, dan tes jumlah retikulosit. Pada beberapa kasus, dokter mungkin juga akan melakukan aspirasi atau biopsi sumsum tulang untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.

Pengobatan Anemia Hemolitik

Pilihan pengobatan untuk anemia hemolitik berbeda-beda tergantung pada penyebabnya, tingkat keparahan, usia, kesehatan, dan toleransi terhadap obat-obatan. Beberapa pilihan pengobatan yang dapat dilakukan meliputi transfusi sel darah merah, pemberian imunoglobulin intravena, pemberian kortikosteroid, atau pengangkatan limpa.

Komplikasi Anemia Hemolitik

Jika tidak ditangani dengan tepat, anemia hemolitik dapat menyebabkan komplikasi serius seperti gagal jantung, kardiomiopati, atau gangguan irama jantung.

Referensi:

  1. Anonim. Hemolytic Anemia. https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/hemolytic-anemia (diakses pada 5 Januari 2021)
  2. Dhaliwal, G et al. 2004. Hemolytic Anemia. https://www.aafp.org/afp/2004/0601/p2599.html (diakses pada 5 Januari 2021)
  3. Kahn, A. 2019. Hemolytic Anemia: What It Is and How to Treat It. https://www.healthline.com/health/hemolytic-anemia (diakses pada 5 Januari 2021)

About The Author

Apakah Masokis Merupakan Gangguan Seksual yang Berbahaya?

Cara Mempertahankan Ereksi agar Tahan Lama dan Kuat