Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Anak Hiperaktif: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Penanganan

Myles Bannister

Apa Itu Hiperaktif?

Hiperaktif adalah kondisi anak yang tidak bisa tenang. Namun, pandangan medis tentang hiperaktif berbeda dengan pandangan umum. Dalam dunia medis, anak yang sangat aktif belum tentu hiperaktif.

ADHD (attention deficit hyperactivity disorder) adalah sebutan untuk anak hiperaktif dalam dunia medis. Ciri anak hiperaktif yang mudah dikenali adalah kesulitan konsentrasi dan masalah dalam hubungan dengan orang lain.

Untuk mencegah depresi dan gangguan kecemasan pada anak hiperaktif, penanganan yang tepat segera dibutuhkan. ADHD juga bisa dialami oleh orang dewasa.

Penyebab Anak Hiperaktif

Penyebab anak hiperaktif belum diketahui secara pasti. Hiperaktif sering kali merupakan gejala dari masalah lain seperti gangguan fisik atau mental.

Beberapa penyebab umum anak hiperaktif, antara lain:

  • Hipertiroidisme.
  • Gangguan psikologis.
  • Gangguan otak dan saraf pusat.
  • ADHD (attention deficit hyperactivity disorder).

Beberapa penelitian meyakini bahwa anak hiperaktif disebabkan oleh kesalahan genetik, cedera otak, atau asupan gula berlebih. Namun, belum ada kepastian mengenai hal tersebut.

ADHD juga bisa berlanjut hingga dewasa dan mengakibatkan kesulitan dalam bekerja dan menyerap informasi. Anak hiperaktif dapat disembuhkan dengan terapi yang adekuat dan penanganan dari para ahli.

Penting untuk tidak gegabah dalam menyimpulkan bahwa anak hiperaktif. Periksakanlah anak Anda ke dokter spesialis anak untuk mengetahui kondisinya, apakah termasuk ADHD atau hanya perilaku anak yang wajar.

Gejala Anak Hiperaktif

Gejala utama anak hiperaktif adalah kesulitan konsentrasi dan perilaku impulsif. Meski hal ini normal terjadi pada anak, anak hiperaktif bisa mengalami gejala yang lebih parah.

Berikut adalah beberapa gejala anak hiperaktif, antara lain:

  • Tidak bisa melakukan aktivitas dengan tenang.
  • Tidak bisa mengikuti instruksi.
  • Sering berlari-lari atau memanjat saat yang tidak tepat.
  • Tidak suka aktivitas yang mengharuskan konsentrasi.
  • Sering kehilangan barang sehari-hari.
  • Selalu ingin bergerak.

Jika anak Anda mampu menyelesaikan tugas, bersabar, mendengar, dan mengikuti perintah, Anda tidak perlu khawatir.

Diagnosis Hiperaktif

Untuk memastikan apakah gejala yang muncul adalah ADHD atau anak hiperaktif, dokter akan melakukan pemeriksaan rutin. Gejala harus muncul secara konsisten selama 6 bulan.

Perbedaan perilaku anak dengan ADHD dibandingkan anak lainnya sangat mencolok. Dokter juga akan menanyakan tentang pengobatan yang digunakan terkait kondisi medis atau mental.

Diagnosis yang tepat penting dalam mengatasi hiperaktif dengan efektif. Pemeriksaan penunjang seperti MRI, tes darah, dan tes fungsi tiroid dan hati juga dapat dilakukan.

Penanganan Anak Hiperaktif

Cara mengatasi anak hiperaktif adalah dengan mengontrolnya. Tidak ada obat yang bisa mengatasi anak hiperaktif, namun kondisinya dapat dikontrol. Dokter dapat memberikan obat dan terapi sebagai solusi.

Berikut adalah beberapa cara mengatasi anak hiperaktif:

1. Obat

Methylphenidate adalah obat yang umum digunakan untuk anak hiperaktif. Obat ini menyeimbangkan senyawa kimia pada otak untuk meredakan gejala. Penggunaan obat harus di bawah pengawasan dokter.

2. Komunikasi yang baik

Keluarga memainkan peran penting dalam mengubah perilaku anak hiperaktif. Jalinlah komunikasi yang sehat dengan anak, tanggapilah ketika dia ingin bicara.

3. Disiplin positif

Beri penghargaan dan pujian ketika anak mematuhi perintah atau berperilaku baik.

4. Aktivitas fisik

Libatkan anak dalam aktivitas fisik seperti berjalan, bersepeda, atau melompat. Aktivitas fisik dapat meningkatkan kualitas tidur anak. Pastikan tidak terlalu berlebihan atau dekat dengan waktu istirahat.

Perlu juga memahami kecerdasan kinestetik dalam mengoptimalkan anak hiperaktif, yaitu kecerdasan yang berhubungan dengan anggota tubuh.

5. Terapi perilaku kognitif (CBT)

Terapi ini dapat membantu anak hiperaktif mengubah perilaku dan pola pikir saat menghadapi masalah.

6. Latihan interaksi sosial

Terapi ini membantu anak hiperaktif memahami perilaku sosial yang pantas dalam situasi tertentu.

Tetap waspada dan berkomunikasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

About The Author

Suka Catok Rambut Setiap Hari? Ini Bahaya dan Cara Mengatasinya

Tempe dan Tahu Tak Boleh Dikonsumsi Penderita Asam Urat?