Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Amphotericin B: Fungsi, Dosis, Efek Samping, Aturan Pakai, dan Lain-lain

Myles Bannister

Amphotericin B adalah obat untuk mengobati infeksi jamur yang membahayakan. Ketahui informasi obat ini seperti fungsi, dosis, efek samping, dan aturan pakainya.

Informasi Umum Obat Amphotericin B

Berikut ini informasi umum mengenai obat Amphotericin B:

Nama Obat Amphotericin B
Kandungan Obat Amphotericin B
Kategori Obat Obat resep
Manfaat Obat Mengobati infeksi jamur
Sediaan Obat Oral, suntik, irigasi

Harga Amphotericin B belum tersedia karena merupakan obat resep yang hanya dapat digunakan dengan pengawasan dokter. Namun, perkiraan harga obat ini sekitar Rp5.000.000.

Amphotericin B Obat Apa?

Amphotericin B adalah obat untuk mengobati infeksi jamur serius dan membahayakan seperti aspergillosis, blastomycosis, candida infeksi saluran kemih, candidemia, coccidioidomycosis, cryptococcal Meningitis, sporotrichosis, leishmaniasis, mucormycosis, dll.

Cara kerja Amphotericin B adalah dengan membantu memperlambat pertumbuhan jamur tersebut. Obat ini tidak direkomendasikan untuk mengobati infeksi jamur ringan seperti yeast infection atau infeksi jamur pada mulut, kerongkongan, dan vagina.

Fungsi Obat Amphotericin B

Fungsi Amphotericin B adalah untuk mengobati infeksi jamur yang berakibat fatal. Berikut ini manfaat obat Amphotericin B, yaitu:

  • Ocular Fungal Infection: Infeksi mata yang disebabkan oleh jamur fusarium, aspergillus, atau candida. Infeksi jamur pada mata jarang terjadi, namun bisa berakibat fatal.
  • Aspergillosis: Infeksi yang disebabkan oleh jamur aspergillosis yang umumnya ditemukan di daun-daunan busuk, tanaman, atau padi-padian.
  • Blastomycosis: Infeksi yang disebabkan oleh jamur blastomycosis yang hidup di tanah lembap atau kayu dan daun busuk.
  • Candida Infeksi Saluran Kemih: Infeksi pada sistem urinaria, ginjal, kandung kemih, dan uretra yang disebabkan oleh jamur candida.
  • Candidemia: Infeksi jamur candida dalam darah.
  • Coccidioidomycosis: Gejala infeksi ini mirip dengan flu biasa. Jamur coccidioidomycosis tumbuh subur di tanah gurun tandus di Arizona selatan.
  • Cryptococcal Meningitis: Meningitis yang disebabkan oleh jamur Cryptococcal, umumnya menyerang orang dengan sistem imun lemah.
  • Histoplasmosis: Jamur Histoplasma capsulatum dari kotoran kelelawar yang menginfeksi paru-paru.
  • Oral Thrush: Kandidiasis oral yang mengakibatkan infeksi pada lidah dengan gejala lesi putih di lidah dan pipi bagian dalam.
  • Sporotrichosis: Infeksi yang disebabkan oleh jamur Sporothrix schenckii yang umumnya terdapat di duri bunga mawar, jerami, ranting, dan spesies lumut lainnya.
  • Leishmaniasis: Infeksi mematikan dari jamur yang ditularkan melalui gigitan lalat pasir.
  • Mucormycosis: Infeksi yang disebabkan oleh jamur mucorales.
  • Infeksi Jamur Candidiasis: Disebabkan oleh jamur candida yang dapat memengaruhi paru-paru, darah, dan organ tubuh lainnya.

Fungsi Amphotericin B mungkin juga ditujukan untuk indikasi lain. Obat ini juga dapat digunakan oleh penderita HIV untuk mengatasi beberapa infeksi jamur yang menyerang orang dengan kekebalan tubuh yang lemah. Namun, penggunaannya harus di bawah pengawasan dokter.

Dosis Obat Amphotericin B

Berikut ini panduan umum dosis Amphotericin B dalam sediaan injeksi atau suntikan:

1. Mengatasi Ocular Fungal Infection

Dosis obat untuk mengatasi infeksi mata akibat jamur adalah 5 hingga 10 mikrogram secara intravitreal atau injeksi obat langsung ke bagian tengah mata.

2. Mengatasi Aspergillosis

Dosis obat untuk mengatasi aspergillosis pada orang dewasa (18-64 tahun) adalah:

  • Dosis Uji: 1 mg dalam 20 mL dekstrosa, secara perlahan disuntikkan selama 20 hingga 30 menit dan dipantau selama 2-4 jam setelahnya.
  • Dosis Awal: 0,25 mg / kg, disuntikkan secara perlahan setiap hari, untuk pasien yang memiliki fungsi ginjal yang baik.
  • Dosis Awal: 0,3 mg / kg, disuntikkan secara perlahan setiap hari, untuk pasien dengan gejala infeksi parah dan pertumbuhan jamur yang cepat.
  • Dosis Maksimum: 1,5 mg / kg total dosis harian.

Pengobatan aspergillosis dilakukan selama maksimal 11 bulan.

3. Mengatasi Blastomycosis

Dosis obat untuk mengatasi blastomycosis adalah:

  • Dosis Uji: 1 mg dalam 20 mL dekstrosa, secara perlahan disuntikkan selama 20 hingga 30 menit, dengan pemantauan selama 2 hingga 4 jam setelahnya.
  • Dosis Awal: 0,25 mg / kg, disuntikkan secara perlahan setiap hari.
  • Peningkatan Dosis: Dosis harian ditingkatkan 5 hingga 10 mg / hari hingga dosis harian maksimum.
  • Dosis Maksimum: 1,5 mg / kg total dosis harian.

Dosis obat untuk mengatasi blastomycosis harus disesuaikan sesuai dengan tingkat keparahan gejala dan kondisi pasien. Ikuti petunjuk dokter untuk dosis yang tepat.

4. Mengatasi Candida Infeksi Saluran Kemih

Dosis obat untuk mengatasi candida infeksi saluran kemih adalah:

  • Dosis Uji: 1 mg dalam 20 mL dekstrosa, secara perlahan disuntikkan selama 20 hingga 30 menit dan dipantau selama 2-4 jam setelahnya.
  • Dosis Awal: 0,25 mg / kg, disuntikkan secara perlahan setiap hari.
  • Dosis Maksimum: 1,5 mg / kg total dosis harian.

Sementara dosis obat untuk kondisi lainnya berbeda untuk setiap pasien tergantung pada tingkat keparahan infeksi, kondisi tubuh, berat badan, dan gejala penyakit lainnya yang mungkin dialami. Selalu konsultasikan dengan dokter untuk dosis yang tepat.

Interaksi Obat Amphotericin B

Berikut ini daftar obat dan vitamin yang berisiko berinteraksi dengan Amphotericin B jika dikonsumsi bersamaan:

  • Ativan (lorazepam)
  • Augmentin (amoxicillin / clavulanate)
  • Bactrim (sulfamethoxazole / trimethoprim)
  • Cipro (ciprofloxacin)
  • Co-trimoxazole (sulfamethoxazole / trimethoprim)
  • Demerol (meperidine)
  • Flagyl (metronidazole)
  • Flucytosine
  • Lasix (furosemide)
  • Levaquin (levofloxacin)
  • Lexapro (escitalopram)
  • Lovenox (enoxaparin)
  • Nystatin
  • Paracetamol (acetaminophen)
  • Septra (sulfamethoxazole / trimethoprim)
  • Singulair (montelukast)
  • Solu-Medrol (methylprednisolone)
  • Spiriva (tiotropium)
  • Tylenol (acetaminophen)
  • Vitamin B Complex 100 (multivitamin)
  • Vitamin C (ascorbic acid)
  • Vitamin D3 (cholecalciferol)

Penting untuk memberitahu dokter mengenai semua obat, vitamin, suplemen, atau obat herbal lain yang sedang Anda konsumsi sebelum memulai dosis Amphotericin B untuk mengurangi risiko interaksi obat.

Efek Samping Obat Amphotericin B

Berikut ini kemungkinan efek samping Amphotericin B, yaitu:

  • Demam
  • Sakit kepala
  • Mual dan muntah
  • Menggigil
  • Detak jantung tidak teratur
  • Buang air kecil menjadi tidak teratur
  • Merasa lemah, letih, dan lesu
  • Sakit atau kemerahan pada area tubuh yang disuntikkan

Beberapa efek samping Amphotericin B yang jarang terjadi, yaitu:

  • Gangguan penglihatan
  • Gangguan pernapasan
  • Pendarahan
  • Kulit ruam dan gatal
  • Kejang
  • Sakit tenggorokan
  • Mati rasa

Karena Amphotericin B hanya dapat digunakan di bawah pengawasan dokter, umumnya dokter sudah mempertimbangkan risiko efek samping obat ini pada tubuh Anda.

Peringatan Obat Amphotericin B

Berikut ini peringatan penggunaan obat Amphotericin B, yaitu:

  • Beritahu dokter jika Anda memiliki riwayat alergi terhadap Amphotericin B atau kandungan obat lainnya.
  • Beritahu dokter jika Anda memiliki riwayat penyakit jantung, hati, diabetes, ginjal, atau pernah melakukan transfusi sel darah putih.
  • Penggunaan obat ini bagi ibu hamil hanya diperbolehkan untuk keadaan tertentu.
  • Penggunaan obat ini bagi ibu hamil belum diketahui apakah aman atau tidak, sebaiknya bicarakan dengan dokter Anda.

Petunjuk Penyimpanan Amphotericin B

Cara penyimpanan obat memengaruhi kinerja obat tersebut. Berikut ini panduan penyimpanan obat yang baik agar tidak rusak:

  • Hindari paparan cahaya, panas, air, dan kelembapan yang dapat merusak kandungan obat.
  • Simpan obat di tempat yang sejuk, kering, dan suhu di bawah 30°C.
  • Gunakan jarum dan alat suntik hanya sekali, kemudian masukkan ke dalam wadah “benda tajam” anti-tusukan.
  • Simpan obat dalam kotak obat khusus, kotak P3K, atau laci lemari.
  • Jauhkan obat dari kompor, wastafel, dan perangkat panas lainnya.
  • Selalu simpan obat dalam wadah asli.
  • Jangan membuang obat sembarangan karena dapat mencemari lingkungan.
  • Akses obat harus diluar jangkauan anak-anak.
  • Konsultasikan instruksi penyimpanan secara spesifik kepada apoteker Anda

    About The Author

Penyebab dan Cara Mengatasi Kulit Kering pada Bayi

Benadryl – Manfaat, Dosis, dan Efek Samping